Siapa yang Mendiami Tanah Rusia Sebelum Bangsa Slavia?

Sejarah
GEORGY MANAEV
Sejarah Rusia dimulai sejak sekitar abad ke-9 Masehi. Namun, sebelum periode itu, wilayahnya tak berarti kosong melompong atau tak berpenghuni. Lantas, siapa saja pendahulu orang-orang Rusia di tanah ini?

Masa prasejarah tanah yang kini dikenal sebagai Rusia tidak jelas dan penuh ketidakpastian. Sebelum abad ke-6 Masehi, tidak ada catatan atau sumber tertulis tentang sejarah di wilayah ini. Dengan demikian, segala informasi yang kami peroleh berasal dari bukti arkeologis dan linguistik — dan masih diperdebatkan. Bagaimanapun, kami mengumpulkan sejumlah fakta dan hipotesis dalam artikel ini.

Bangsa Arya dalam peradaban Yamnaya (milenium IV—III SM)

Orang Indo-Eropa sama sekali bukan ras atau kelompok etnis, melainkan orang-orang yang berbicara bahasa proto-Indo-Eropa. Hanya itu yang kami ketahui tentang mereka secara pasti — dan fakta ini telah dibuktikan oleh para ahli bahasa. Pada milenium IV—III SM, orang-orang Indo-Eropa tinggal di stepa Pontus-Kaspia.

Bukti arkeologis menunjukkan bahwa orang-orang ini termasuk dalam kebudayaan arkeologis Yamnaya (dalam bahasa Rusia berarti ‘budaya lubang’), atau dikenal pula sebagai kebudayaan Kuburan Lubang atau kebudayaan Kuburan Hartal. Artinya, mereka menguburkan jenazah dalam lubang di bawah kurgan (gundukan kuburan kuno) dalam posisi telentang dengan lutut tertekuk. Sebelum dikebumikan, jenazah terlebih dahulu ditaburi dengan hartal, yaitu bahan pewarna cokelat yang menyerupai warna bijih besi (pigmen yang berasal dari campuran oksida besi dan beberapa jenis variasi tanah liat dan pasir). Dalam permakaman ini, arkeolog menemukan sisa-sisa sapi, kuda, dan babi peliharaan, serta gerobak kuno yang berasal dari tahun 3200 SM.

Dilihat dari bukti linguistik, orang-orang ini termasuk dalam peradaban Arya, dan berasal dari rumpun Indo-Iran. Mereka terlokalisasi di Eropa Tenggara, yang dibuktikan dengan fakta bahwa dalam bahasa mereka terdapat istilah untuk menyebut singa, monyet, dan macan tutul. Para ilmuwan percaya bahwa stepa Pontus adalah wilayah tempat orang-orang Indo-Iran (Arya) terpecah menjadi dua cabang yang berbeda pada milenium III SM.

Cabang pertama, Indo-Arya, bermigrasi ke Timur Laut Kaspia dan akhirnya mencapai India dan bagian barat Tiongkok modern. Cabang kedua, Iran, bermigrasi ke selatan dan barat Kaspia, dan kemudian membentuk negara etnisnya sendiri, yaitu Iran (Persia). Kata “Iran” itu sendiri kali pertama muncul sebagai airyānąm dalam bahasa Avestan (bahasa Iran awal) yang secara harfiah berarti ‘tanah Arya’.

Orang-orang dari kebudayaan Corded Ware (budaya Kapak Perang), milenium II SM

Kebudayaan Corded Ware pada milenium II SM sempat mendiami daratan Eropa dari Sungai Rhine ke wilayah Volga. Adat istiadat kebudayaan ini berakar dari budaya Yamnaya, sementara orang-orangnya dianggap sebagai nenek moyang suku-suku Baltik dan Slavia. Kebudayaan Corded Ware dibedakan oleh dua ciri utama: laki-laki dikuburkan dengan kapak perang dan tembikar yang dijalin dengan berbagai macam tali.

Budaya proto-Eropa ini melahirkan banyak subkultur di berbagai daerah. Masyarakat kebudayaan Corded Ware berburu, memelihara binatang liar, dan sering berperang satu sama lain. Banyak kapak perang ditemukan di ladang dan di luar area permakaman yang menunjukkan konflik bersenjata.

Orang-orang Ural (milenium VI—IV SM)

Terpisah jauh dari orang-orang Indo-Eropa, di suatu tempat di Pegunungan Ural pada milenium VI—IV SM, orang-orang yang berbicara bahasa Ural kuno (Proto-Ural) muncul. Bahasa mereka memiliki kosakata untuk pohon cemara, pinus, fir, cedar siberia, rusa kutub, musang, martes, yang jelas menggambarkan lingkungan mereka.

Orang-orang ini hidup sebagai nelayan dan pemburu. Mereka menggunakan jaring dan bendungan, serta busur dan anak panah. Mereka belum belajar menjinakkan hewan, tetapi memelihara anjing. Sebagai alat transportasi, mereka menggunakan perahu dan ski, serta kereta luncur untuk mengangkut hasil buruan.

Orang-orang yang berbicara bahasa Proto-Ural kemudian terpecah menjadi orang-orang Finno-Ugrik dan Samoyed. Suku-suku ini mendiami wilayah Rusia Tengah dan Timur Tengah, serta wilayah di sebelah timur Pegunungan Ural. Pada milenium II—I SM, mereka mulai berkomunikasi dengan suku-suku Balto-Slavia di Eropa Tengah.

Orang-orang Skithia (milenium I SM)

Orang-orang Skithia adalah orang-orang nomaden kuno yang mendominasi stepa Pontus pada abad ke-7 hingga ke-3 SM. Orang-orang Skithia memiliki kekhasan dalam mengebumikan prajurit-prajurit berkuda mereka, yang melibatkan apa yang disebut triad Skithia, yaitu senjata, kekang kuda, dan perhiasan.

Nama Skithia diterjemahkan secara kasar sebagai ‘penembak’ (pemanah). Nama bangsa ini banyak disebutkan dalam catatan sejarah tertulis dari Timur Dekat dan Yunani Kuno, terutama oleh Herodotus. Pada abad VII SM, orang-orang Skithia menyerbu Media, Suriah, Palestina, dan, menurut Herodotus, “mendominasi” wilayah Timur Dekat. Meski begitu, tanah air mereka terletak di padang stepa Pontus. Selain penaklukan militer, mereka menjalin hubungan perdagangan dengan Yunani dalam bentuk hewan ternak, roti, bulu, perhiasan dan barang-barang mewah, serta budak.

Orang-orang Skithia kemudian membentuk kongregasi suku yang diperintah oleh raja. Salah satu ibu kota mereka terletak di Oblast Zaporizhzhia di Ukraina modern. Neapolis Skithia, ibu kota lainnya yang berdiri pada kemudian hari, terletak di Semenanjung Krimea, dekat Simferopol saat ini.

Kerajaan Skithia terakhir berdiri sampai abad III—IV Masehi dan dihancurkan oleh orang-orang Goth. Akhirnya, kebudayaan Skithia lenyap selama Invasi Barbar abad IV—VI Masehi.

Untuk terus mendapatkan informasi terbaru Rusia Beyond, ikuti saluran Telegram kami! >>>

Sejak zaman kuno, suku-suku yang mendiami wilayah Rusia mempraktikkan berbagai macam ritual pemakaman. Bacalah selengkapnya!