Pada 20 Oktober 1986, beberapa menit menjelang pukul empat sore, pesawat Tu-134 mendekati landasan di Samara dengan sangat cepat. Dalam hitungan detik, pesawat itu pun terjatuh di landasan dan terbakar.
Ternyata, sang kapten pesawat, yang tengah bertaruh dengan kopilotnya untuk mendaratkan pesawat dengan mata tertutup, telah membuat kesalahan yang sangat fatal.
Sebanyak 87 penumpang dan tujuh kru menaiki penerbangan internal reguler dari Sverdlovsk (kini Yekaterinburg) ke Grozny. Namun, pesawat terlebih dulu singgah di Kuybyshev (sekarang Samara) sebelum terbang ke tujuan akhir.
Saat menaiki pesawat di Sverdlovsk, para penumpang membawa barang-barang pribadi dan beberapa di antara mereka membawa anak-anak.
Pada awalnya, penerbangan itu lancar-lancar saja. Pesawat lepas landas dan mengudara dengan mulus. Namun, tak lama menjelang pendaratan di Kuybyshev, sang kapten Aleksandr Klyuev menyampaikan sebuah ide gila.
Ia bertaruh dengan kopilotnya Gennadiy Zhirnov, bahwa dia bisa mendaratkan pesawat itu dengan mata tertutup, tanpa melihat ke darat dan hanya mengandalkan instrumen penerbangan. Motif di balik keputusan kopilot untuk menerima taruhan itu tidak jelas, karena dia hanya bisa memenangkan taruhan dengan kehilangan nyawanya. Namun, hal itu bisa jadi dipicu oleh kewenangan sang kapten dan pengaruh yang dimilikinya terhadap para kru penerbangan.
Mendekati landasan, Klyuev menggunakan penutup mata untuk menghalangi pandangannya mulai menurunkan pesawat. Kopilot dan kru lainnya tidak memprotes tindakan sang kapten yang sangat berisiko itu, bahkan setelah sistem peringatan dan kewaspadaan medan mati.
Setelah pesawat menyentuh landasan, roda pendaratannya patah, terguling, dan terbelah menjadi dua bagian. Bahan bakar menyembur keluar dari tangki di atas mesin yang menyala sehingga pesawat terbakar dengan cepat, dengan penumpang terjebak di dalamnya.
Petugas pemadam kebakaran yang sedang bertugas di bandara tiba di lokasi dengan sangat cepat. Mereka hanya membutuhkan satu setengah menit untuk mulai menyelamatkan penumpang dari kobaran api dan asap yang pedas.
“Tidak semua orang mampu membayangkan gambar yang begitu mengerikan itu tanpa bergidik. Penampakan mayat dan bau daging terbakar yang menjijikkan membuat banyak anggota kami muntah. Pada saat yang sama, ada bau bahan bakar yang mencekik di kabin sehingga hanya mungkin bekerja dengan menggunakan masker gas,” ujar V. Frygin, salah satu petugas pemadam kebakaran pertama yang tiba di lokasi kecelakaan.
Petugas pemadam kebakaran harus melawan api dan asap sambil mencari korban selamat di antara puing-puing dan mayat yang terbakar.
“Saat saya menerobos ke dalam pesawat melalui celah di lambung yang menghitam karena asap, saya segera melihat mayat-mayat tergantung di atas kepala saya, yang terikat di kursi oleh sabuk pengaman. Pesawat itu terbalik saat terjadi kecelakaan sehingga posisi kursi terbalik menjadi berada di bagian atas. Banyak mayat yang benar-benar telanjang, sementara beberapa mayat yang yang lain tidak bersepatu. Entah itu terkoyak oleh arus udara atau terbakar oleh api,” jelas Frygin, menceritakan pengalaman yang mengerikan itu.
Mayat berjatuhan menimpa para petugas pemadam kebakaran saat mereka menyisir pesawat terbalik itu untuk mencari korban selamat. Meskipun upaya heroik para petugas pemadam kebakaran berhasil menyelamatkan beberapa penumpang, kebanyakan dari mereka akhirnya meninggal kemudian.
Polisi segera tiba di tempat kejadian dan menutup pesawat. KGB segera menyusul untuk memastikan detail mengerikan tentang kecelakaan itu tidak bocor ke publik, karena menyensor informasi adalah praktik biasa yang dilakukan Soviet.
Disela melakukan evakuasi, Frygin menyempatkan diri memotret pesawat yang terbakar.
“Saya tidak hanya menyeret mayat keluar dari pesawat tetapi, saya juga mencoba mengambil foto dari tempat kejadian sebanyak mungkin. Saya pikir, foto-foto itu nantinya akan sangat berguna untuk penyelidikan penyebab kecelakaan,” kata Frygin.
V. Frygin
V. FryginNamun, agen KGB di tempat kejadian menghentikan petugas pemadam kebakaran itu dan mengambil film dari kameranya. Untungnya, satu film yang telah digunakannya sebelumnya selamat. Frygin menyerahkan film itu ke rekannya dan menyuruhnya menyembunyikannya. Berkat Erygin, foto-foto kecelakaan itu berhasil disebar luaskan.
Pasca kecelakaan pesawat, para penyelidik menyimpulkan bahwa itu adalah murni kesalahan pilot: kapten telah melanggar peraturan penerbangan dan kopilot tidak mengambil tindakan untuk mencegah kecelakaan tersebut.
Klyuev diadili di pengadilan tertutup dan tidak boleh diliput oleh media. Sang kapten dijatuhi hukuman 15 tahun penjara, tetapi dibebaskan setelah menjalani enam hukuman. Sementara, sang kopilot Zhirnov tidak dapat diadili atau diinterogasi, karena dia meninggal di rumah sakit karena mengalami gagal jantung. Menurut saksi mata, dia berusaha mati-matian menyelamatkan penumpang. Ia berulang kali keluar masuk pesawat yang terbakar sebelum akhirnya jatuh pingsan.
Taruhan mematikan itu menewaskan 70 orang, termasuk 14 anak-anak, dan membuat lebih banyak orang menderita karena kehilangan orang-orang yang mereka cintai.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda