Tiga Mantan Petani Rusia yang Sukses Menjadi Jutawan

Sejarah
GEORGY MANAEV
Dari seorang hamba hingga menjadi taipan nasional — hanya petani tangguh Rusia yang bisa menggapainya.

Setelah menjadi taipan kereta api, Pyotr Gubonin yang dulunya adalah seorang hamba (status petani di bawah feodalisme — hamba yang menempati sebidang tanah diharuskan bekerja untuk tuan tanah. Sebagai imbalannya, mereka berhak atas perlindungan, keadilan, dan hak untuk mengolah bidang tertentu untuk mempertahankan mata pencaharian mereka) masih berpakaian seperti pedagang Moskow yang sederhana. Pengusaha terkenal Pyotr Smirnov hanya mempekerjakan orang-orang yang menepati janji mereka, sementara Yakov Shchukin tanpa rasa takut mengubah lini bisnisnya sampai dia mendapatkan apa yang diinginkannya menjadi seorang pengusaha terkenal. Petani Rusia terkadang melahirkan beberapa bakat bisnis yang luar biasa.

1. Pyotr Gubonin, 'Raja Kereta Api'

'Raja Kereta Api’ Rusia Pyotr Gubonin (18251894) lahir dari keluarga hamba di Kolomna Okrug. Sejak usia dini, dia mengejutkan semua orang dengan kemampuannya mempelajari kerajinan tangan memproduksi batu giling (untuk menggiling gandum atau biji-bijian lainny)  hanya dalam waktu lima tahun. Anak ajaib berusia 17 tahun itu dikirim ke Moskow untuk bekerja di bawah bimbingan Vasiliy Yakovlev, orang penting dalam bisnis batu di Moskow. Saat Yakovlev bertambah tua, Gubonin mewarisi koneksi dan kontraknya. Pada 1848, ketika pembangunan jalan dari Moskow ke Kota Brest dimulai, Gubonin memperoleh hak untuk mengerjakan semua bangunan batu di sepanjang jalan ini.

Pada 1858, Gubonin telah membebaskan dirinya dan keluarganya sebagai hamba dari tuan tanah. Ia membeli penggilingan batu di dekat Moskow. Anak buah Gubonin berada di balik penyelesaian batu tanggul di sepanjang Sungai Moskow, serta jembatan dan beberapa bangunan kota lainnya. Gubonin memanfaatkan kekayaannya semaksimal mungkin ketika dia memasuki bisnis kereta api. Rel kereta Moskow-Kursk, Oryol-Vitebsk, Lozovo-Sevastopol, Ural, Gornozavodsk, Baltik, dan rel kereta lainnya semuanya dibangun dengan partisipasi dan dananya.

“Tidak ada yang dapat memahami mengapa orang seperti Gubonin, yang tidak memiliki uang sepeser pun dan tidak memiliki pengetahuan teknik, menjadi jutawan dalam dua atau tiga tahun,” tulis Pangeran Vladimir Meshchersky, seorang publisis abad ke-19. Inilah alasannya: Orang-orang seperti Gubonin langsung menghasilkan uang ketika mereka melihat peluang. Misalnya, dulu di dekat Tsaritsyn (sekarang Volgograd), Gubonin melihat pabrik garam batu. Beberapa tahun kemudian, dia telah mengatur konsesi perdagangan garam dan dengan modalnya, dia mulai mengendalikan sebagian besar produksi garam di Rusia. Kemudian, Gubonin juga menghasilkan uang dari minyak, batu bara, mobil trem, dan bahkan membangun resor bergaya Eropa yang populer di Gurzuf, Krimea.

Pada 1872, Gubonin dianugerahi gelar bangsawan turun-temurun dan pada 1875, diangkat menjadi Penasihat Aktif Negara. Untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Kaisar Aleksandr II, Gubonin memberinya wadah tinta mahal bertuliskan  “Dari mantan petani, sekarang atas rahmat-Mu, Penasihat Aktif Negara Pyotr Gubonin”. Rupanya, Kaisar menyukai hadiah itu dan selalu menyimpan wadah tinta tersebut di mejanya. Gubonin sendiri tidak suka memamerkan kekayaannya, bahkan setelah menjadi salah satu orang terkaya di Rusia pun dia masih berpakaian seperti pedagang Moskow mengenakan mantel rok panjang, sepatu bot, dan topi sederhana.

2. Pyotr Smirnov, 'Raja Vodka'

Tidak ada sesuatu yang spesifik dari diri Pyotr Smirnov. Dia juga bukan orang yang memulai bisnis keluarga. Meski begitu, dialah yang mengabadikan namanya di industri vodka. Dia promotor yang menakjubkan. Pyotr lahir pada 1831 dari sebuah keluarga hamba di pertanian di Yaroslavskaya Oblast. Ayah dan kakak laki-lakinya sudah memiliki bisnis minuman keras yang menghasilkan dan ketika masih muda, Pyotr telah membebaskan mereka sebagai hamba dari tuan tanah.

Pyotr memulai profesinya sebagai penjual di toko saudaranya. Ia lalu membuka pabrik alkohol kecilnya sendiri, dengan mengandalkan prinsip yang tidak populer. Pada 1863, ia memulai usaha dengan hanya 1020 pekerja. Meski demikian, mereka bisa menghasilkan produk terbaik. Menghasilkan produk terbaik dari bahan kelas satu Rusia dan bukan menyisihkan uang untuk perangkat produksi paling canggih adalah prinsip yang dipegang teguh oleh Smirnov.

Smirnov juga terkenal cerdik dalam hal mempekerjakan karyawannya. Ketika dia merekrut, hal pertama yang dia tawarkan kepada pelamar ialah mencicipi vodka secara langsung di tempat. Pada awalnya, hampir semuanya menolak. Namun, setelah wawancara selesai, beberapa pelamar berani mencicipi, tetapi tetap tidak dipekerjakan, tak peduli seberapa bagus mereka. Smirnov hanya menginginkan orang-orang yang dengan tegas mau bekerja untuknya!

Smirnov mendirikan fasilitas produksi dan penyimpanannya di sudut sebuah rumah megah di Pyatnitskaya Ulitsa, Moskow, yang juga merupakan tempat tinggalnya. Smirnov menggunakan gambar rumah ini pada label vodka-nya. Dengan begitu, peminum yang buta huruf pun (dan memang ada banyak yang demikian) akan tahu bahwa mereka membeli vodka Smirnov hanya dari melihat gambarnya. Smirnov juga mempekerjakan ’pembeli palsu’, yaitu orang-orang suruhan yang berkeliling ke tempat minum di Moskow dan meminta vodka Smirnov. Para pemilik bar pun akhirnya harus memesannya dari Smirnov karena mengira ada permintaan yang kuat untuk produk itu.

Pada 1886, ketika vodka Smirnov menjadi vodka yang paling terkenal di Rusia, dengan lebih dari 250 orang bekerja di pabrik Smirnov dan omzet tahunan jutaan rubel, Aleksandr III secara pribadi mencicipi vodka Smirnov dan menganggapnya luar biasa. Smirnov kemudian dijadikan satu-satunya pemasok vodka untuk Istana Kekaisaran. Pada pertengahan 1890-an, Smirnov menguasai lebih dari 60 persen pasar minuman keras di seantero negeri. Vodka-nya disajikan pada upacara penobatan Nikolai II. Smirnov meninggal pada 1898 setelah mewariskan lebih dari 15 juta rubel (jumlah yang sangat besar pada saat itu gaji seorang menteri sekitar 1.500 rubel sebulan) kepada anak-anaknya, yang kemudian melanjutkan bisnis sang ayah.

3. Yakov Shchukin, 'Raja Bioskop'

Mantan petani jugalah yang memperkenalkan bioskop pertama kali kepada orang Rusia. Dialah Yakov Shchukin, yang lahir pada 1859 dari keluarga petani miskin di wilayah Yaroslavl. Mereka sangat miskin sehingga pada usia 14 tahun, Yakov harus meninggalkan rumahnya dan pergi untuk tinggal dan belajar di Biara Nikolo-Ugreshsky, dekat Moskow. Setelah itu, ia menjadi seorang asisten medis. Namun, hal itu tidak terlalu membuat Yakov senang. Dia kemudian menjadi pedagang kecil di salah satu taman umum di Moskow.

Ketika bisnisnya semakin membaik, Yakov Shchukin beralih menjadi pemilik kedai makanan ringan di salah satu teater populer di Moskow yang disebut 'Paradis' (masih aktif hingga sekarang sebagai Teater Mayakovsky). Paruh kedua abad ke-19 adalah saat industri teater berkembang pesat di Rusia. Pada usia 30 tahun, Yakov sudah cukup kaya untuk menyewa seluruh teater dan dia tiba-tiba beralih dari menjual minuman menjadi pengusaha, yang bisa mengundang musisi dan penyanyi opera Eropa untuk tampil di Moskow. Pencapaiannya yang paling tersohor ialah taman umum Hermitage.

Ia membuka Hermitage pada 1894 di tanah kosong di pusat Kota Moskow, dekat Karetny Ryad Ulitsa, tempat penjualan kereta kuda. Wilayah itu penuh dengan kereta telantar dan bagian-bagiannya. Yakov membutuhkan 50 ribu kereta untuk membuang semua sampah. Namun, apa yang dia buat setelah itu sangat mencengangkan.

Taman Hermitage adalah yang pertama dalam banyak hal memiliki sistem irigasi dan pembangkit listrik tenaga diesel sendiri untuk menyediakan penerangan di malam hari. Yakov begitu yakin akan kesuksesan itu sehingga dia menghabiskan semua uangnya untuk mengatur taman tersebut. Dia bahkan menggadaikan mantel bulunya untuk mencetak poster pertama teaternya.

Program teater, yang menjadi daya tarik utama tamannya, menampilkan yang terbaik dari yang terbaik: operet, vaudeville (genre teater dari berbagai hiburan yang lahir di Prancis pada akhir abad ke-19), pertunjukan drama, pertunjukan badut, dan bahkan beberapa materi cabul: sebuah poster tahun 1908 bertuliskan “Sebuah lelucon dari kehidupan intim para tokoh politik saat ini di Timur Tengah dan Paris”. Sambil menunggu pertunjukan, para tamu taman dapat bersenang-senang dengan wahana taman, duduk di restoran atau minum teh secara prasmanan, dan pada musim dingin, mereka bisa bermain seluncur es.

Llau, bagaimana dengan bioskop? Pada  26 Mei 1896, di taman itu orang Moskow diperlihatkan film The Arrival of the Mail Train garapan Auguste dan Louis Lumière. Pemutaran film itu terjadi hanya lima bulan setelah film tersebut diputar di Paris dan bahkan beberapa bulan lebih awal dari pemutaran film di Amerika Serikat.

'Hermitage' milik Yakov pun menjadi tempat nongkrong terbaik di Moskow. Pada 1903, ia bahkan mengundang pesulap legendaris Harry Houdini untuk tampil di sana. “Dia akan dikurung di dalam sangkar dan membebaskan diri di depan umum. Lalu, dia akan dimasukkan ke jaket ketat, ditempatkan di dalam kotak, dipaku rapat , dan dalam beberapa saat, tukang sulap itu akan bebas!” demikian iklan itu dengan bangga mempromosikan penampilan Houdini di Moskow.

Namun, iklim politik di Rusia dan Eropa memburuk pada awal abad ke-20. Yakov Shchukin, yang pandai meramalkan apa yang sedang terjadi, pada 1917 menjual tamannya (yang masih menguntungkan) dan pergi bersama keluarganya ke Krimea dan kemudian ke Konstantinopel. Di sana ia meninggal pada 1926,setelah lolos dari semua kengerian Revolusi Rusia. Sampai hari ini, taman itu masih menjadi tempat yang populer di kalangan warga Moskow dan monogramnya masih dapat ditemukan di gedung-gedung taman serta tiang lampu antik.

Seorang petani Rusia, ayah dari 87 anak, memegang rekor dua rekor dunia yang masih bertahan hingga hari ini: untuk jumlah anak dari dua istri dan untuk jumlah anak kembar yang lahir.