"Apa! Apakah kaum Bolshevik baru saja menciptakan kembali Kekaisaran Rusia yang baru saja mereka hancurkan?” Mungkin itulah yang ada di benak orang-orang di seluruh dunia ketika pada 1922, Uni Soviet secara resmi dinyatakan sebagai "negara kesatuan tunggal" yang terdiri dari 4 republik (Rusia, Ukraina, Belarus, dan Republik Sosialis Soviet Transkaukasia).
Namun, pembentukan Uni Soviet tidak hanya sesaat dan sesederhana itu.
Penandatanganan perjanjian tentang pembentukkan Uni Soviet, karya Stepan Dudnik.
Stepan DudnikSaat menyusun proyek untuk Uni Soviet, Lenin dan Stalin memainkan permainan 'polisi baik dan polisi jahat'. Setelah 1918, sebagian besar bekas wilayah Kekaisaran Rusia menjadi Republik Sosialis Soviet. Ide awal Joseph Stalin adalah menggabungkan semua republik lain ke dalam SFSR dengan pemerintahan terpusat dan satu undang-undang untuk semua.
Fakta menarik: Pada 1922, Stalin adalah Komisaris Rakyat (de facto, menteri) untuk Bangsa Republik Rusia. Bersama Lenin, Stalin menandatangani 'Deklarasi Hak-hak Rakyat Rusia' pada 3 November 1917, yang secara khusus mengatakan: "Rakyat Rusia berhak untuk menentukan nasib sendiri secara bebas, bahkan untuk titik pemisahan dan pembentukan negara merdeka." Akan tetapi, Stalin justru melakukan hal yang bertolak belakang.
Lenin dengan keras menentang gagasan negara terpusat dan menyebutnya anti demokrasi. Dia menyarankan agar Republik independen bersatu dengan hak yang sama, yaitu mempertahankan pemerintahannya masing-masing. Sejumlah sumber mengatakan, Lenin memang memproyeksikan Uni Soviet yang lebih luas lagi, yang akan memiliki banyak negara di wilayah Eropa dan Asia.
Penandatanganan keputusan pembentukan Republik Sosialis Soviet Otonomi Tatar, 1952.
L. Fattakhov, Kh. Yakupov, Museum Seni Negara Republik TatarstanBolshevik mengerti, mereka bisa menyatukan mantan Kegubernuran Kekaisaran menjadi negara tunggal untuk “memiliki sikap yang lebih baik terhadap perseteruan 'kapitalistik' lingkungan”, ujar sejarawan Aleksandr Orlov. Akan tetapi, tampaknya penyatuan yang diperlukan sudah ada sebelum Uni Soviet didirikan. Bagaimana ini bisa terjadi?
Pada 1920, perjanjian penyatuan ditandatangani antara Rusia dan Ukraina, disusul pada 1921 - antara Rusia dan Belarusia, serta kemudian republik Kaukasia. Menurut perjanjian tersebut, SFSR Rusia memperoleh hak untuk mewakili semua Republik lainnya secara internasional dan menandatangani dokumen diplomatik atas nama mereka.
Selain itu, tujuh Komisaris Rakyat (Kementerian) terpenting, yaitu Pertahanan, Ekonomi Nasional, Perdagangan Luar Negeri, Keuangan, Tenaga Kerja, Kereta Api, Pos dan Telegraf, semuanya juga tersentralisasi. Artinya, Komisaris Rakyat Rusia mengatur bidang masing-masing tidak hanya di Rusia, tetapi juga di Republik Sosialis lainnya.
Vladimir Lenin (kiri) dan Joseph Stalin.
Global Look PressSecara resmi, Uni Soviet dibentuk pada 30 Desember 1922, ketika Perjanjian tentang pembentukan Uni Soviet (ditandatangani antara SFSR Rusia, SFSR Transkaukasia, Republik Sosialis Soviet (SSR) Ukraina, dan SSR Belarus) disetujui oleh Kongres Pertama Uni Soviet.
Lenin ingin menciptakan Uni Soviet sebagai basis untuk persatuan masa depan bagi semua negara Sosialis di Republik Sosialis Soviet Dunia. Setidakny, itulah yang tercantum Konstitusi Uni Soviet (31 Januari 1924). Akan tetapi, pada akhirnya, rencana Stalin untuk menjadikan Uni Soviet sebagai negara otoriter terpusat berhasil.
Joseph Stalin di mimbar Mausoleum Lenin, Moskow.
Global Look PressPada 1925, Partai Komunis SFSR Rusia menjadi Partai Komunis Seluruh Soviet (Bolshevik) dan Stalin menjabat sebagai Sekretaris Jenderal. Sebagai partai yang berkuasa, Partai Komunis Seluruh Soviet menyelesaikan dan mengarahkan keputusan pemerintah. Sebagai contoh, Kongres ke-15 Partai Komunis Seluruh Soviet menyetujui rencana Kolektivisasi.
Inilah yang dimaksud dengan "Kontrol Partai". Pada dasarnya, semua keputusan dari organ negara Uni Soviet dikendalikan dan disetujui oleh Partai Komunis. Partai mengatur semuanya. Namun perlu diingat, para pemimpin Soviet disebut Sekretaris Jenderal (Sekjen) Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet. Jadi pada akhirnya, masih ada satu orang yang berada di atas segalanya, yaitu Sekjen — sederhananya, negara otoriter lain, dan orang itu, sejak 1922 – 923 adalah Joseph Stalin.
Banyak bekas wilayah Kekaisaran Rusia tidak segera menjadi bagian dari Uni Soviet pada 1922, tetapi "bergabung" belakangan. Karena sebagian besar republik ini tidak benar-benar memiliki pemerintahan independen (republik sosialis) dan dikendalikan oleh Komite Sentral Partai Komunis Seluruh Rusia, 'keputusan' mereka untuk bergabung dengan Soviet sebenarnya hanya formalitas belaka.
Air mancur 'Persahabatan Bangsa-Bangsa' di taman VDNKh, Moskow. Air mancur ini melambangkan 17 republik Uni Soviet.
Vladimir Rodionov/SputnikPada 1925, SSR Uzbekistan dan Turkmenistan; pada 1929, SSR Tajikistan; pada 1936, SSR Kazakhstan, Kirgizistan, Georgia, Azerbaijan, dan Armenia; pada 1940, SSR Latvia, Lithuania, Estonia, dan Moldavia, semuanya bergabung ke dalam Republik Uni Soviet. Ditambah dengan yang sebelumnya, pada 1940, terdapat 17 republik di dalam Uni Soviet.
Ketujuh belas republik ini, pada kenyataannya diperintah dari pusat, Moskow, tempat Komite Sentral dan Sekretaris Jendralnya berada. Memang, rencana Stalin menang dan Republik Sosialis Soviet tidak menjadi negara Sosialis merdeka, melainkan tetap menjadi republik satelit di dalam Uni Soviet.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda