Apa yang Anak-Anak Soviet Lakukan Sepulang Sekolah?

Mikhail Savin/MAMM/MDF
Para insinyur, kosmonaut, dan atlet masa depan mengikuti sejumlah kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan-kegiatan menarik lainnya sepulang sekolah. Semuanya gratis!

Selain bersekolah, anak-anak Soviet mengikuti berbagam macam kegiatan ekstrakurikuler. Sambil bersenang-senang dan melepas penat, kegiatan-kegiatan ini membantu anak-anak memutuskan cita-cita mereka kelak.

Kelas sastra, Taganrog, 1960.

Klub hobi pertama dimulai di Moskow dan kemudian menyebar ke kota-kota Soviet lainnya pada awal 1920-an. Klub-klub semacam ini disebut rumah pionir atau istana pionir. Sebetulnya, klub-klub ini memang menempati istana-istana sungguhan yang disita pemerintah dari mantan saudagar pasca-Revolusi Bolshevik 1917. Majalah-majalah Soviet menggambarkan istan pionir sebagai laboratorium untuk membesarkan generasi baru warga berbudaya di tanah air sosialis.

Rumah Pionir Moskow

Sebelum perang, hanya kota-kota besar seperti Kharkov, Leningrad, Kiev, dan Taganrog yang memiliki rumah dan istana pionis. Namun pada 1950-an, pembangunan besar-besar terjadi di seluruh negeri. Dalam beberapa tahun, lebih dari 2.000 rumah pionir dibangun. Jumlah ini terus meningkat hingga pada akhir 1980-an, sudah ada 3.800 rumah pionir seantero Uni Soviet Tiap-tiap rumah menawarkan bermacam-macam klub.

Rumah Pionir Leningrad, 1950-an.

Salah satu yang terbesar adalah Rumah Pionir Moskow, yang dibuka di daerah Chistyye Prudy pada 1936 (dan pindah ke Vorobyovy Gory pada 1960-an). Dalam setahu, rumah ini menampung lebih dari 170 klub yang diikuti oleh 3.000 anak. Beberapa anak “jebolan” Rumah Pionis Moskow bahkan menjadi sutradara film terkenal, seperti Alexander Mitta, Stanislav Rostotsky, dan Rolan Bykov. Setelah pulang sekolah, anak-anak belajar menggambar, menari, atau belajar sastra. Para penulis terkemuka pada masa itu, seperti Agniya Barto, Korney Chukovsky, dan Samuil Marshak, sering mampir menemui “para perintis cilik”.

Kelas menggambar di Rumah Pionir Moskow, 1930-an.

Perhatian terbesar dicurahkan pada bengkel teknis. Di hampir tiap kota Soviet, anak-anak dapat bergabung dengan klub dan kelompok penemu muda yang berfokus pada pemodelan pesawat, transportasi kereta api dan air, komunikasi, fotografi, atau perfilman.

Kelas pemodelan pesawat, Dushanbe, 1982.

Klub-klub ini sama sekali tak membeda-bedakan jenis kelamin — siapa pun boleh bergabung. Meski begitu, anak perempuan biasanya lebih sering bergabung dengan klub menjahit dan lokakarya balet dan teater daripada klub teknik. Kelas memahat dan pertukangan juga lebih populer di kalangan anak laki-laki meskipun terkadang sebaliknya.

Para remaja yang sangat tertarik dengan otomotif tak hanya belajar mendesain kendaraan, tetapi juga mengendarai mobil buatan mereka sendiri. Beberapa rumah perintis bahkan memiliki trek balap gokar dan motocross.

Kelas balap gokar, Kuybyshev (sekarang Samara), 1988.

Jika ada klub untuk pebalap muda, tentu harus ada klub untuk inspektur lalu lintas muda juga! Anak-anak yang tergabung dalam klub ini mengenakan seragam biru tua di kelas dan mempelajari keselamatan lalu lintas.

Dua polisi cilik di Tbilisi, 1974.

Selain itu, klub olahraga dan anek kegiatan yang berkaitan dengan militer dan patriotisme juga tak kalah populer. Selain sekolah olahraga, ada klub penembak jitu muda, penerjun payung, korp perhubungan dan pelatih anjing, serta klub navigasi dan pariwisata. Di sini, mereka sama sekali tak mempelajari cara memesan hotel. Anak-anak justru diajak melintasi alam dan mengarungi sungai.

Galeri menembak untuk anak muda di Rumah Pionir Moskow, 1952.

Setelah perjalanan Yuri Gagarin yang terkenal ke ruang angkasa, klub kosmonaut muda muncul di berbagai kota Soviet. Para remaja mempelajari aspek-aspek teoretis desain roket, dan sejarah eksplorasi ruang angkasa. Selain itu, mereka juga menjalani pelatihan penerbangan dalam simulator penerbangan.

Kelas kosmonaut muda, Moskow, 1970.

Setelah Uni Soviet runtuh, sebagian besar klub menjadi lembaga swasta atau ditutup sepenuhnya. Namun, beberapa bengkel teknis masih tersedia di Rusia secara gratis. Misalnya, kita masih bisa menemukan klub kereta api anak. Begitu pula dengan klub kosmonaut di pusat-pusat antariksa.

Klub kereta api anak di luar Kota Moskow.

Anak-anak generasi '90-an menggowes sepeda Kama, memakai celana jin gombroh, dan mengunyah gigi vampir. Inilah sejumlah kenangan manis anak-anak Rusia generasi '90-an.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki