Josef Stalin, salah satu tokoh paling kontroversial dalam sejarah Uni Soviet, dipuja dan dikutuk banyak orang. Dia mengalahkan Nazi, tetapi juga membantai jutaan rakyatnya sendiri.
Siapa pun bebas memilih bagaimana Stalin patut dikenang, tetapi tak ada yang menyangkal bahwa perbuatannya berdampak besar, bahkan setelah ia mangkat. Lantas, apa yang kita ketahui tentang kehidupan pribadinya? Bagaimana sang diktator menghabiskan waktu luangnya?
Berkat didikan orang tuanya, Josef Stalin gemar membaca sejak kecil. Kebiasaan ini tak pernah luntur sepanjang hidupnya. Dia diperkirakan memiliki sekitar 40 ribu buku dengan 10 ribu di antaranya berada di dacha (semacam rumah pedesaan) Kuntsevo (atau Blizhnyaya), kediaman pribadi utamanya di luar Moskow. Stalin mampu membaca dengan cepat. Dia sering membuat banyak catatan di pinggir halaman. Saat masih remaja, ia juga terbiasa menulis puisi. Namun ketika kariernya berkembang, ia tak punya banyak waktu untuk mencurahkan isi hatinya.
Kadang-kadang, Stalin suka rehat sejenak dan mengunjungi Teater Bolshoi untuk menyaksikan opera atau menonton film di ruang bioskop pribadinya di Kremlin. Sang pemimpin Soviet memang sangat menyukai film. Ia sering mengundang teman-teman partainya ke pemutaran film pribadi dan bertindak sebagai semacam agen kelas kakap film-film asing untuk industri film Soviet (kebanyakan film ini tak berhasil keluar ruangan alias tak lulus “sensor”). Sang diktator sendiri akan menunjuk film mana yang boleh dan tak boleh ditonton masyarakat. Ia pun mengawasi pembuatan film-film “penting”, membaca seluruh naskah, dan menonton semua adegan.
Orang-orang percaya bahwa salah satu film Soviet favoritnya adalah “Volga-Volga” (1938), komedi musikal karya sutradara Grigori Aleksandrov. Film itu menceritakan sekelompok penghibur amatir yang pergi ke Moskow untuk berpartisipasi dalam sebuah kontes bakat. Beberapa orang bilang bahwa Stalin hafal luar kepala seluruh dialog dan lagu dalam film tersebut.
Sang pemimpin Soviet juga penggemar berat acara kumpul-kumpul besar dengan berbagai hidangan, terutama masakan Eropa, Rusia, dan Georgia. Acara-acara itu biasanya menyerupai makan malam prasmanan dengan roti buatan rumah, aneka minuman, sejumlah hidangan pembuka, salad, sup, dan makanan utama (biasanya mengandung daging). Para staf istana akan menyajikan makanan dan kemudian meninggalkan ruangan. Stalin dan tamu-tamunya akan menyantap semua yang mereka inginkan tanpa bantuan pelayan. Makan malam seperti itu bisa berlangsung selama enam jam atau lebih.
Stalin diduga memiliki tiga koki di kediaman pribadinya, dengan satu koki tambahan di Kremlin, jika diperlukan. Dia tidak menyukai segala jenis makanan kaleng dan bahkan memiliki kolam khusus (untuk mendapatkan ikan segar) di rumahnya. Dia juga memiliki fasilitas pembuatan anggur sendiri dan bahkan sesekali memasak — ia pandai memasak shashlik (semacam sate).
Sebagaimana yang dikenang banyak orang yang hidup semasa kepemimpinan Stalin, sang diktator memiliki selera humor yang aneh. Leluconnya kadang-kadang sangat vulgar dan menghina. Dia juga senang mengolok-olok dan menjahili tamu, kolega, atau bahkan staf istana. Misalnya, untuk menjernihkan pikirannya dari masalah negara, dia sering berbicara dengan penjaga keamanan dan kadang-kadang bertanya berapa derajat — menurut perkiraan mereka — suhu di luar. Para penjaga dan Stalin akan menyebutkan perkiraan mereka dan kemudian memeriksa suhu sebenarnya. Stalin kemudian akan mengulangi hal serupa dengan tamu-tamunya selama makan malam. Namun, kali ini ia memaksa mereka minum vodka sebanyak selisih antara angka yang mereka tebak dengan angka sebenernya yang tertera pada termometer.
Stalin sedang bermain gorodki. Dari arsip pribadi Elena Kovalenko.
SputnikSalah satu kegiatan favorit Stalin adalah bermain biliar. Stalin sendiri adalah seorang penjudi dan pemain yang hebat. Meski begitu, ia tak suka ketika seseorang sengaja kalah darinya. Dia bahkan memiliki tradisi khusus: siapa pun yang kalah harus bergelantungan di bawah meja biliar …. Nikita Khrushchev sering kali “terjebak” dalam situasi ini.
Permainan lain yang juga sangat ia sukai adalah gorodki. Dalam permainan ini, si pemain harus merobohkan “kota” kayu dengan melemparkan tongkat ke lapangan. Perancang pesawat kenamaan Soviet Sergei Ilyushin mengenang dalam memoarnya bahwa ia pernah diundang ke kediaman Stalin untuk membicarakan sesuatu. Ketika diskusi mulai mandek, sang pemimpin memutuskan untuk mengajak semua orang untuk beristirahat. “Stalin mendengarkan, tak mengucapkan sepatah kata pun. Diskusi berlangsung selama hampir satu jam. Karena pembicaraan berbelit-belit dan tak membuahkan solusi, dia akhirnya menghentikan diskusi dan mengusulkan untuk ‘pergi dan bermain gorodki saja.’ Semua orang setuju dan selama empat jam bersenang-senang di lapangan gorodki. Stalin adalah pemain yang ulung, terampil merobohkan potongan-potongan (kayu), menertawakan mereka yang kalah ….”
Sergei Kirov, Josef Stalin, dan putrinya Svetlana. 1930-an. Dari arsip pribadi Elena Kovalenko.
SputnikStalin juga cenderung menghabiskan banyak waktu di luar, baik di teras terbuka pada musim dingin atau di taman selama musim panas. Di tengah suasana yang damai dan tenang, ia mengurus pekerjaannya sehari-hari, seperti menandatangani dekret resmi atau daftar eksekusi ….
Selain itu, ia juga aktif mengurus lahan pribadinya. Ia sendiri yang menentukan di mana membangun kebun bunga atau jalan-jalan setapak di taman. Stalin juga selalu mengikuti berbagai informasi terbaru tentang dunia pertanian dan bereksperimen dengan menanam berbagai sayuran dan buah-buahan. Misalnya, pada musim gugur 1948, beberapa toko Moskow mulai menjual semangka. Ternyata, buah-buahan itu berasal dari pertanian Stalin yang menghasilkan delapan ton tahun itu!
Di Uni Soviet, Anda benar-benar bisa mati karena tertawa. Meski begitu, orang-orang tetap berbagi lelucon dan tertawa diam-diam.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda