Kenapa Dulu Orang Rusia Selalu Terlilit Utang?

© Foto arsip Museum Seni Regional Voronezh I.N Kramskoy
Pemberi pinjaman uang pertama di Rusia adalah Gereja Ortodoks, yang kemudian diikuti oleh negara dengan mendirikan bank. Namun, negara sendiri berutang kepada bank. Kegagalan sistem perbankan menyebabkan bank kekaisaran Rusia runtuh. Inilah beberapa alasan yang menjadi penyebab keruntuhannya.

Pada 1897, di Kherson, seorang bangsawan bernama Vadim Butmi de Katzman dibebaskan setelah membunuh seorang rentenir terkenal Oyzer Dimant dengan menembakkan tiga peluru ke tubuhnya. Pengacara terdakwa menyampaikan pidato berapi-api untuk meyakinkan juri bahwa kejahatan sang rentenir yang meminjamkan uang dengan bunga yang kejam telah mendorong kliennya menghabisi nyawa sang rentenir.

Hal ini menunjukkan bahwa Rusia selalu memelihara kebencian yang mendalam terhadap pemberi pinjaman dan rentenir. Namun, tidak ada orang yang bisa hidup tanpa utang dan pinjaman. Bagaimanakah sistem pinjaman uang muncul dan berkembang di Rusia?

Bunga Penuh Dosa

Di dalam kantor Rusia abad ke-17 (rekonstruksi kontemporer di resor Kolomenskoe, Moskow)

Gereja Ortodoks selalu melarang para pelayannya untuk mengambil bagian dalam peminjaman uang agar mereka tak dikucilkan. Namun, kondisi kehidupan di Kekaisaran Rusia selalu memaksa seseorang untuk dapat bertahan hidup.

Di Rusia Kuno, biara-biara dan gereja adalah satu-satunya tempat perlindungan yang benar-benar aman, di mana tidak ada bandit, perampok, atau bahkan para penyerbu Tatar-Mongol tidak akan menginjakkan kaki, berkat janji mereka yang terkenal untuk menjaga martabat tempat ibadah. Tanah Anda dan semua yang ada di dalamnya bisa diambil oleh pangeran atau gerombolan penjahat, sementara bisnis Anda menghadapi nasib yang sama jika terjadi perang. Namun, Gereja tetap menjadi tempat satu-satunya untuk menyimpan aset dengan aman. Gereja-gereja dan biara-biara batu dulu sangat baik dalam hal usia ketika kayu adalah bahan yang populer, dan sering terjadi kebakaran.

Sebagian besar orang Rusia dari semua kelas pada abad 16 – 17 hidup dalam kondisi miskin atau kekurangan. Kemiskinan merajalela. Gereja-gereja mengerti bahwa mereka adalah satu-satunya kreditor di kota, dan karena itu, orang akan datang dengan permintaan untuk meminjam uang, sering kali dengan imbalan uang muka dalam bentuk barang-barang pribadi. Oleh karena itu, terlepas dari larangan gereja dan bahkan tsar sendiri, biara tetap menjalankan peran mereka sebagai lembaga kredit utama.

Biara Solovetsky

Utang berikut bunga harus dibayar oleh pengutang dengan melakukan layanan militer atau melakukan pekerjaan fisik. Pilihan lain adalah menggadaikan properti, seperti tanah, emas, senjata, perhiasan, ternak, dan sebagainya.

Suku bunga biasanya sangat tinggi, yaitu hingga 20 persen. Situasi ini diperburuk oleh ketaatan terhadap agama yang melekat pada petani. Mereka berpikir bahwa jika mereka tidak dapat membayar, mereka akan ditolak masuk ke surga. Jika peminjam terus-menerus gagal melunasi utang mereka, kreditor sebenarnya bisa mengancam untuk merobek surat utang, yang diyakini dapat menciptakan ketakutan mendalam pada hati siapapun yang memiliki tulang religius di tubuh mereka.

Pada abad ke-17, praktik-praktik ini telah berkembang menjadi sistem keuangan yang menyeluruh, di mana terdapat pasar utang sekunder (biara-biara saling membeli utang petani dan pedagang satu sama lain), dan terdapat bunga terpisah yang harus dibayar berdasarkan bunga utang. Jika peminjam menolak untuk membayar, mereka akan menjadi budak milik biara. Namun, sistem seperti itu tidak memiliki pengawasan untuk mencegah penyalahgunaan oleh orang-orang yang mendukungnya. 

Siapa yang Menjamin para Bangsawan?

Gedung percetakan koin Sankt Peterburg.

Negara tidak dalam posisi terbaik dengan sistem seperti itu. Dengan menggadaikan tanah mereka bersama-sama dengan para petani, pemilik tanah yang kaya tidak bisa menyumbang tentara yang cukup untuk militer. Tsar dipaksa untuk menciptakan pasukan reguler dan menambah jumlah tanah yang diberikan kepada pemilik tanah untuk layanan negara mereka. Ini telah menyebabkan kemunduran ekonomi, dan menjelang akhir abad ke-17 gereja telah memiliki hampir sepertiga dari semua tanah subur di Rusia. 

Pyotr yang Agung menerapkan reformasi untuk memerangi kekuatan gereja (termasuk tanah yang disita), namun, meskipun berhasil mengusir gereja dari tahta moneternya, Rusia masih belum memiliki lembaga kredit khusus. Negara pun sudah menghabiskan gunung emas untuk perang dan pengembangan sehingga Pyotr sendiri harus meminjam uang dari pemberi pinjaman Eropa (termasuk klan Medici). Sementara itu, berbagai aristokrat dan pengusaha Rusia telah menjadi pemberi pinjaman.

Permaisuri Anna pada 1733 menuntut Percetakan Koin Sankt Peterburg untuk memberikan pinjaman dengan suku bunga tetap delapan persen. Namun, bahkan dengan berlakunya undang-undang, hanya aristokrat terkaya dan berkoneksi baik yang mampu meminjam dari sana. Modal awalnya kecil, dan percetakan koin tidak dapat menginvestasikan uang dalam perdagangan atau produksi, seperti yang biasa dilakukan oleh bank pada umumnya. Pedagang dan pemilik tanah kecil saling meminjam satu sama lain, sedangkan petani hampir tak terlibat dalam kegiatan pasar kredit, kecuali meminjam dari tuan tanah mereka. Bank petani pertama baru berdiri pada 1882).

Sementara itu, pemilik tanah sendiri telah menghabiskan banyak uang, tetapi hanya menerima pembayaran dari perkebunan mereka setahun sekali. Oleh karena itu, mereka selalu membutuhkan pinjaman.

Gedung Bank Bangsawan Sankt Peterburg.

Ratu Elizaveta Petrovna mengeluarkan keputusan untuk mendirikan bank yang sebenarnya pada 1754, yaitu Bank Bangsawan dan Bank Pedagang. Namun, modal bank-bank ini masih sangat kecil, yaitu 750 ribu rubel untuk Bank Bangsawan dan 500 ribu rubel untuk Bank Pedagang, di mana seorang bangsawan di Rusia biasanya dapat dengan mudah berutang 10 15 ribu rubel di meja judi dalam semalam. Pada kenyataannya, Bank Bangsawan didirikan untuk menyelamatkan mereka dari kemiskinan, karena kaum bangsawan Rusia benar-benar dibutuhkan negara sebagai komandan pasukan atau staf pemerintahan.

Para bangsawan tentunya memahami hal ini, dan secara sengaja tidak segera mengembalikan pinjaman mereka. Berutang pada saat itu bukanlah sesuatu yang memalukan, dan tidak ada yang bisa memaksa bangsawan terkaya untuk membayar utangnya, jika bukan Ratu sendiri yang membujuknya. Grigoriy Orlov, kekasih Ekaterina yang Agung, meminjam rata-rata 5 10 ribu rubel per minggu. Istana Orlov juga dibangun menggunakan uang negara. Bahkan orang terkaya di kekaisaran, Grigoriy Potemkin, juga meminjam uang dan tidak pernah membayarnya kembali. Pada satu kesempatan, ia pernah berutang hingga 3,5 juta rubel.

Uang seratus rubel bergambar Ekaterina yang Agung

Singkatnya, kaum bangsawan Rusia belajar untuk hidup dalam utang abadi. Mereka berutang uang di semua tempat, dan meminjam uang dalam jumlah yang besar kepada bank untuk melunasi semua utang mereka. Pada akhirnya, mereka berutang kepada satu institusi.

Tidak sulit membayangkan bahwa sistem seperti itu tidak bisa dijalankan dalam jangka waktu yang panjang. Hal itu menempatkan seluruh ekonomi dalam bahaya kehancuran. Pada 1782, Bank Pedagang digabungkan dengan Bank Bangsawan. Empat tahun kemudian, Bank Bangsawan dilikuidasi dan Bank Kredit Negara dibuka. Penggabungan ini dan nama-nama baru yang menyertainya masih tidak berdaya untuk mengatasi kelemahan dari inti sistem.

Sekarang, Ini Menjadi Masalah Tsar

Gedung Bank Bangsawan Pedagang Moskow, 1903.

Menjadi seorang bangsawan di pengawal Kekaisaran pada awal abad ke-19 itu tidak murah. Sang aristokrat harus membeli seluruh peralatan dari bawah ke atas: mulai dari seragam bertabur emas sampai kuda dan senjata. Selain itu, mereka juga harus memiliki apartemen yang luas dan para pengiring. Jika hal itu tak terpenuhi, maka mereka harus bersiap untuk keluar dari lingkaran terhormat itu. Resimen penjaga kerajaan akhirnya dikelola oleh bangsawan yang orang tuanya secara teratur mengirimi mereka uang ekstra di atas upah tentara yang mereka terima. Meskipun upah tahunan seorang kolonel sebesar 1200 rubel merupakan jumlah yang cukup masuk akal, pada masa itu uang sekitar 10 15 ribu rubel dapat dengan mudah dihabiskan sebagai mas kawin.

Pemerintah melakukan segala daya untuk melestarikan aristokrasi di Rusia. Suku bunga tahunan di bank diturunkan menjadi hanya 4 5 persen, sementara, alih-alih dirampas, tanah yang disita karena utang yang tidak dibayar "ditahan" demi kebaikan. Terlepas dari sejumlah langkah yang ditujukan untuk mempertahankan gaya hidup kelas atas, sikap sehat terhadap uang dan pengeluaran tidak pernah benar-benar berkembang di Rusia. Selain itu, para bangsawan menganggap bahwa mereka melakukan tugas mereka sebagai kewajiban melayani tsar, bukan untuk negara. Dalam hal itu, seorang bangsawan menganggap bahwa ia tidak perlu membayar kembali tsar, karena walau bagaimanapun ia tetap melayani 'negara', sebagai anggota penjaga atau pegawai negeri sipil.

Baru sejak 1763, kaum bangsawan tidak lagi dipaksa untuk melayani. Mereka bisa menjalani hidup di rumah mewah mereka. Namun, saat itu mereka tinggal di tanah yang telah beberapa kali digadaikan atau 'disita'. Tidak ada bedanya. Pada 1850, lebih dari dua pertiga tanah Rusia (bersama dengan petaninya) telah 'ditahan'.

Gedung Bank Negara Rusia di Sankt Peterburg.

Pada abad ke-19, pemerintah datang dengan berbagai lembaga keuangan baru. Khususnya, Bank Negara Kekaisaran Rusia (didirikan pada 1860) yang dipimpin oleh Aleksandr von Stieglitz — orang asing, putra Ludwig Stieglitz , bankir tepercaya di Rusia pada abad ke-19.

Fungsi utama bank negara adalah untuk menyelamatkan negara itu sendiri, bank komersial yang bangkrut, dan akhirnya, aristokrasi. Pada awalnya, pinjaman diberikan kepada kas negara: pada 1879, kas berutang kepada Bank Negara 478,9 juta rubel. Itu dengan anggaran negara sebesar 628 juta rubel. Pembayaran utang memakan waktu 22 tahun, yang dilunasi pada 1901.

Pada saat perbudakan dihapuskan, seluruh aristokrasi Rusia tiba-tiba menjadi pemegang surat berharga — bukti penebusan tanah oleh petani. Namun, kaum bangsawan gagal menjadi pemain di pasar saham — mereka hanya menguangkan surat berharga mereka dan menghabiskan uang di luar negeri.

Namun demikian, setelah reformasi, ledakan lembaga kredit melanda Rusia. Dari tahun 1864 hingga 1872, sekitar 33 bank gabungan dan 53 lembaga kredit bersama didirikan, termasuk bank hipotek, yang digunakan kaum bangsawan untuk menggadaikan sisa tanah mereka — dengan tenggat waktu selama 50 tahun dan suku bunga tahunan yang tanpa henti turun drastis ke hanya 3,5 persen pada 1897. 

Sejarah perbankan Rusia pada paruh kedua abad ke-19 adalah sejarah yang rumit, tetapi tidak mengejutkan — tidak ketika seluruh sistem perbankan dibuat untuk melayani kebutuhan negara dan kaum super kaya. Pada 1917, jumlah total uang yang dipinjam oleh pemerintah untuk biaya perang mencapai 90 persen dari seluruh saldo Bank Negara.

Meskipun termasuk yang paling aktif di Eropa (dalam hal jumlah operasi), Bank Negara Rusia tidak pernah menjadi layak secara finansial. Alasan utama kegagalan sistem kredit Rusia terletak pada ketidakjujuran keuangan aristokrasi Rusia - yang terdiri dari pegawai negeri dan militer, sementara secara bersamaan mengejar kepentingan pribadi mereka sendiri.

Kekaisaran Rusia telah runtuh lebih dari seabad lalu. Meski demikian, keturunan keluarga kekaisaran masih hidup hingga kini. Dalam peringatan pembunuhan tsar dan keluarganya, lebih dari 100 ribu peziarah berkumpul di tempat pembantaian yang kini dianggap suci. Apakah ini berarti rakyat Rusia masih menghendaki kepemimpinan seorang tsar?

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki