Menyelamatkan Lenin: Bagaimana Uni Soviet Melindungi Jasad Pemimpin Bolshevik dari Ancaman Nazi?

Sergey Guneev/Sputnik
Selama Perang Patriotik Raya (1941 – 1945), jasad Vladimir Lenin diam-diam dipindahkan dari Moskow ke sebuah kota terpencil di Siberia. Bersama jasadnya, jantung, bagian otak, dan bahkan peluru yang nyaris membunuh sang pemimpin Bolshevik saat masih hidup pun diangkut.

Kebanyakan orang percaya bahwa Vladimir Lenin, pemimpin revolusi terbesar di dunia, tak pernah meninggalkan mausoleumnya di Lapangan Merah sejak kematiannya pada 1924. Padahal, ketika pertempuran berkecamuk di wilayah Eropa Rusia, ia “minggat” ke luar kota selama hampir empat tahun.

Selama Perang Patriotik Raya, jasad Lenin diam-diam dipindahkan dari Moskow ke Siberia. Di sanalah jasadnya dijaga selama hampir sepanjang peperangan.

Evakuasi Darurat

Minggu-minggu pertama perang melawan Nazi sangat sulit bagi Uni Soviet. Dalam waktu singkat, Wehrmacht (angkatan bersenjata Nazi Jerman) menghancurkan Front Barat Soviet, menduduki sebagian besar wilayah Baltik, Ukraina bagian barat, dan Belarus. Meskipun Moskow tak merasakan kegentingan itu secara langsung, pemimpin Soviet mulai berpikir untuk memindahkan aset-aset berharga ibu kota, termasuk jasad pemimpin Vladimir Lenin.

Pemerintah kemudian membentuk sebuah komisi khusus untuk menaksir potensi kerusakan mausoleum Lenin akibat serangan udara Jerman. Komisi itu menyimpulkan bahwa bom kecil sekalipun dapat merusak bangunan makam dan seisinya hingga berkeping-keping.

Karena itu, pemerintah sepakat untuk memindahkan jasad Lenin. Pada 3 Juli 1941, Komisariat Rakyat untuk Keamanan Negara (NKGB), yang di kemudian hari berubah menjadi KGB, memerintahkan agar jasad Lenin dipindahkan dengan kereta api khusus ke Tyumen, sebuah kota kecil di Siberia, sesegera mungkin. Stalin memilih Tyumen karena kota itu bukanlah pusat strategis sehingga tak menjadi tak sasaran para penjajah.

Evakuasi berlangsung tepat pada waktunya. Dalam hitungan minggu, pada 22 Juli 1941, bom Jerman pertama mulai menghujani ibu kota Soviet.

Kereta Rahasia

Kereta yang mengangkut jasad Lenin dilengkapi dengan peredam kejut (shock absorber) khusus dan fasilitas-fasilitas lain untuk memastikan terciptanya iklim mikro yang diperlukan. Seluruh proses ini diawasi oleh satuan tim spesialis.

Petugas NKGB bertanggung jawab untuk menjaga keamanan, baik di dalam kereta maupun di setiap stasiun di sepanjang rute perjalanan. Sebelum berangkat, seluruh jalur kereta api yang hendak dilewati diperiksa dengan penuh ketelitian.

Perjalanan ke Tyumen, yang seharusnya berjarak 1.500 kilometer jika kereta itu langsung bergerak menuju timur, sengaja dibuat lebih jauh dengan rute memutar ke utara melalui Yaroslavl. Oblast Yaroslavskaya yang tak berpenghuni dipilih untuk meminimalisasi risiko selama operasi rahasia tersebut.

Pada 7 Juli, kereta tiba dengan selamat di Tyumen. Para pemimpin setempat menyambut kedatangan kereta dan baru setelah itulah mereka mengetahui isi “paket rahasia” yang telah ditunggu-tunggu. Jasad Lenin, jantungnya, bagian otaknya, dan sebutir peluru yang hampir membunuhnya saat ia hidup berhasil melalui perjalanan yang panjang.

Pengasingan Siberia

Peti batu yang berisi jasad sang pemimpin revolusi kemudian dibawa ke sebuah bangunan kosong bekas gedung sekolah. Tim ahli pembalseman tinggal di ruang-ruang sebelahnya. Bangunan itu dijaga dengan ketat. Para petugas NKGB cabang Tyumen menjaga halaman luar, sementara bagian dalam dijaga oleh para petugas keamanan Kremlin dari Moskow.

Meski jasad dipindahkan, pergantian penjaga kehormatan tetap dilakukan seperti biasa. Hal serupa pun dilakukan di Moskow, sehingga tak ada yang menduga bahwa mausoleum itu sebetulnya telah kosong.

Jasad Lenin “diasingkan” di Tyumen selama tiga tahun sembilan bulan. Pada awal 1945, pemimpin Soviet memutuskan untuk membawanya kembali ke Moskow.

Kali ini, tak ada yang terburu-buru. Perencanaan operasi pengembalian setidaknya membutuh waktu satu bulan. Pada 26 Maret 1945, jasad pemimpin Bolshevik dikembalikan ke kotak kaca di dalam mausoleumnya, tempat ia berbaring sampai hari ini.

Mungkin banyak yang penasaran kenapa Rusia pernah menjadi negara komunis? Apakah itu karena Lenin? Apa sebenarnya membuat ideologi komunis dapat diserap dengan baik oleh warga Rusia kala itu? Bacalah artikel selengkapnya.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki