Serius Luncurkan Perbankan Syariah, Bank Rusia Hadiri Konferensi di Bahrain

Para pejabat kunci bank Rusia akan berpartisipasi dalam Konferensi Perbankan Syariah Dunia ke-23 di Bahrain yang berlangsung pada 5 — 7 Desember 2016.

Para pejabat kunci bank Rusia akan berpartisipasi dalam Konferensi Perbankan Syariah Dunia ke-23 di Bahrain yang berlangsung pada 5 — 7 Desember 2016.

Bank-bank Rusia mengincar investor dari negara-negara Teluk dan Asia Tengara.

Tiga bank Rusia, yakni Vnesheconombank, Sberbank, dan Tatfondbank, akan berpartisipasi dalam Konferensi Perbankan Syariah di Bahrain. Ketiga bank itu diketahui tengah merancang peluncuran produk keuangan syariah demi menggaet investor dari negara-negara Teluk dan Asia Tenggara. Namun, undang-undang perbankan yang berlaku di Rusia saat ini dinilai menghambat progres tersebut, demikian dilaporkan media Rusia Realnoevremya.com.

Negara-negara Teluk mengacu pada negara Arab yang berbatasan dengan Teluk Persia, yakni Kuwait, Bahrain, Irak, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA).
Para pejabat kunci bank Rusia akan berpartisipasi dalam Konferensi Perbankan Syariah Dunia ke-23 di Bahrain yang berlangsung pada 5 – 7 Desember 2016, tulis media Gulf Times. Konferensi tersebut merupakan acara keuangan syariah paling signifikan di dunia.

Rusia memulai eksplorasi produk keuangan syariah tahun ini, dengan penandatanganan kesepakatan antara tiga institusi keuangan terkemua di negara tersebut, yakni Vnesheconombank, Sberbank dan Tatfondbank, dengan Bank Pembangunan Syariah Arab Saudi. Menurut kepala Asosiasi Lembaga Investasi Regional Linar Yakupov, 20 bank Rusia lainnya juga menunjukkan ketertarikan terhadap sistem syariah.

Vnesheconombank telah meluncurkan beberapa proyek halal di Republik Ingushetia, salah satu republik di Rusia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Bank ini juga tertarik dalam proyek yang berkaitan dengan ekspor ke negara-negara Islam.

Menurut Kepala Vnesheconombank Sergey Gorkov, Rusia telah mengekspor barang senilai tiga miliar dolar AS ke negara-negara OKI, dan angka tersebut bisa meningkat dua kali lipat. Tatfondbank berpartisipasi dalam pusat perbankan di Kazan, Republik Tatarstan, yang dibuka pada Maret lalu. Mereka juga berencana membuka jaringan perbankan dengan perusahaan-perusahaan di negara-negara CIS.

Aktivitas bank ditargetkan terutama pada investor potensial di negara-negara Teluk dan Asia, mengingat Rusia tak bisa mengakses pendanaan dari Barat akibat sanksi.

“Kini sudah ada kemauan politik untuk mengembangkan perbankan syariah di Rusia. ‘Es’ sudah mencair dan orang-orang kini mengerti bahwa produk perbankan syariah diminati,” kata Direktur Eksekutif Divisi Perbankan Perusahaan dan Investasi Maxim Osintsev pada Reuters.

Saat ini, peraturan perbankan Rusia menjadi penghalang utama perluasan pendanaan syariah di negara tersebut. Undang-undang perbankan Rusia melarang bank untuk terlibat dalam aktivitas komersil sehingga mereka hanya bisa mengoperasikan aset dalam jangkauan terbatas.

Industri keuangan syariah berkembang lebih pesat dibanding aset perbankan secara keseluruhan, dengna tingkat tahunan 17,6 persen antara 2009 – 2013. Hukum Islam melarang pemberian bunga. Prinsip utama yang dipegang ialah untung dan rugi dibagi sama antara peminjam dan pemberi pinjaman.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki