Illmuwan Rusia Gunakan Reaktor Nuklir untuk Lawan Kanker

Produk ini krusial untuk penyakit tahap selanjutnya.

Ilmuwan Rusia dari Universitas Politeknik Tomsk (TPU) mengembangkan obat unik untuk mendiagnosis kanker dengan bantuan reaktor nuklir, demikian dilaporkan Sputnik.

Obat ini dapat membantu mencari sumber metastasis sehingga pengidap kanker dapat menghindari operasi yang tak diperlukan. Isotop dalam obat membantu mendeteksi kelenjar getah bening yang menyebarkan kanker ke seluruh bagian tubuh. Informasi tersebut memungkinkan pihak tim medis menerapkan perawatan yang lebih akurat. Tak perlu lagi operasi untuk memotong seluruh organ atau bagian yang lebih besar, melainkan hanya titik di mana metastasis terletak.

"Obat ini sangat fenomenal, didesain untuk pertama kali dalam praktik medis," terang Oleg Dolmatov, Direktur Institut Fisika dan Teknologi di TPU pada Izvestia. Menurut Dolmatov, pihaknya mulai mengembangkan obat ini beberapa tahun lalu, bekerja sama dengan Institut Riset Ilmiah Onkologi, yang akan mulai menguji coba obat tersebut bulan ini.

Dolmatov menjelaskan, produk ini krusial untuk penyakit tahap selanjutnya, saat tumor sudah terbentuk dan penyakit mulai menyebar ke seluruh tubuh.

Elemen radioaktif yang terkandung dalam obat membantu menandai getah bening yang ‘buruk’. Obat ini akan dipresentasikan di hadapan komunitas ilmiah pada 6 September mendatang, dalam Forum Internasional Efisiensi Sumber Daya di Tomsk. Setelah itu, obat akan langsung menjalani uji coba praklinis.

Diluncurkan pada 1967 dan baru-baru ini mengalami peremajaan, reaktor nuklir di TPU merupakan satu-satunya reaktor riset ilmiah yang aktif di Rusia.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki