Festival Indonesia Banjir Pengunjung, Muncul Rencana Digelar Tahunan

Festival ini membuka mata masyarakat mengenai Rusia baru yang sangat terbuka sekaligus mempromosikan Indonesia yang kaya akan kebudayaan, destinasi wisata, serta sangat aktif dalam mencari peluang investasi di Rusia.

Festival ini membuka mata masyarakat mengenai Rusia baru yang sangat terbuka sekaligus mempromosikan Indonesia yang kaya akan kebudayaan, destinasi wisata, serta sangat aktif dalam mencari peluang investasi di Rusia.

KBRI Moskow
Kementerian Luar Negeri Indonesia sangat mengapresiasi kesuksesan festival tersebut dan berharap hal ini akan dicontoh para perwakilan Indonesia di negara lain.

Kesuksesan Festival Indonesia yang digelar pertama kalinya di Rusia pada 20 – 21 Agustus lalu mendorong Duta Besar RI untuk Rusia dan Belarusia Wahid Supriyadi untuk menggelar festival ini secara rutin, demikian dilaporkan DetikCom. Hal tersebut disampaikan sang dubes saat meninjau Festival Indonesia di Hermitage Garden Moskow, Minggu (21/8).

"Kami berencana menggelar festival yang lebih besar tahun depan," kata Wahid. Menurutnya, para pengusaha lokal Indonesia sudah memahami selera warga Rusia, sehingga kini mereka bisa mulai menyusun rencana melebarkan pangsa ke Rusia.

Pihak Kementerian Luar Negeri Indonesia juga mengapresiasi kesuksesan festival tersebut dan berharap hal ini akan dicontoh oleh para perwakilan Indonesia di negara lain, tulis DetikCom.

"Festival yang diinisasi oleh KBRI Moskow merupakan sebuah terobosan berani dalam diplomasi ekonomi, sosial, dan budaya Indonesia di Rusia. Langkah ini terbukti berhasil dan mendapatkan tanggapan yang jauh di atas perkiraan," kata Kasubdit Direktorat Eropa, Timur Tengah, dan Timur Kementerian Luar Negeri Indonesia Made Sentanajaya.

Menurut Made, realisasi perdagangan Indonesia-Rusia masih jauh dari potensi yang dimiliki oleh kedua negara. "Salah satu kendala adalah masih kurangnya informasi dan kehadiran stigma di kalangan masyarakat Indonesia terhadap Rusia sebagai bekas negara komunis yang tertutup," terangnya. Festival ini, lanjut Made, membuka mata masyarakat mengenai Rusia baru yang sangat terbuka sekaligus mempromosikan Indonesia yang kaya akan kebudayaan, destinasi wisata, serta sangat aktif dalam mencari peluang investasi di Rusia.

Goyang Dangdut di Rusia

Pada hari kedua festival, irama dangdut hingga poco-poco menggoyang warga ibu kota Rusia yang sejak pagi memadati lokasi.

Pertunjukan beragam tari daerah menyita perhatian ratusan pengunjung, salah satunya penari Jepang Saori Watabe yang menampilkan tarian Bali dengan lemah gemulai.

Tak ketinggalan, panggung utama memainkan sejumlah lagu dangdut. Saat biduan berpakaian adat Indonesia menyanyikan lagu Terajana, puluhan warga Moskow ikut berjoget dangdut.

Wahid bahkan ikut menyumbang suara menyanyikan lagu keroncong Selamat Jalan Kekasih sambil bergoyang, yang disambut tepuk tangan meriah pengunjung. Ia lalu menyanyikan lagu Sajojo dan menari poco-poco. Ratusan warga Rusia pun ikut bergoyang poco-poco di depan panggung menirukan instruktur di atas panggung.

Festival ditutup dengan pagelaran wayang kulit yang membius ratusan pengunjung. Mereka antusias melihat pagelaran wayang yang dibawakan "Dalang Koplak" Andrik Purwasito yang juga guru besar Universitas Sebelas Maret Solo.

Lantunan lagu Indonesia Tanah Air Beta menutup secara resmi festival Indonesia pertama di Rusia tersebut.

Moskow menjadi tuan rumah Festival Indonesia pertama yang ditujukan untuk meningkatkan volume perdagangan, investasi, dan kunjungan wisatawan dari Rusia. Setidaknya ada 40 UKM dan restoran serta waralaba ternama Indonesia yang ikut memamerkan produk-produknya pada festival ini.

Berbagai pameran pada festival ini akan menampilkan ragam upacara pernikahan tradisional, peragaan busana karya perancang terkemuka di Indonesia, dan pertunjukan klasik wayang dari Jawa.

Para pengunjung juga akan disuguhkan berbagai produk asal Indonesia, mulai dari berbagai barang kerajinan, furnitur, serta aneka makanan dan minuman tradisional khas Indonesia, dan berbagai kegiatan lainnya.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki