Lavrov dan Kerry Koordinasikan Pendekatan Antiterorisme di Suriah

Kedua diplomat papan atas tersebut melanjutkan koordinasi pendekatan perang melawan ISIS, Jabhat al-Nusra, dan organisasi teroris lainnya di Suriah.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dan Menteri Luar Negeri AS John Kerry melanjutkan koordinasi pendekatan perang melawan ISIS dan Jabhat al-Nusra di Suriah melalui telepon, demikian disampaikan laporan resmi Kemenlu Rusia.

"Kepala Departemen Kebijakan Luar Negeri melanjutkan koordinasi pendekatan kedua negara dalam perang melawan ISIS, Jabhat al-Nusra, dan organisasi teroris lainnya di Suriah," terang layanan pers Kemenlu Rusia.

Percakapan tersebut diinisiasi oleh pihak Amerika. Sepanjang minggu lalu, ini merupakan percakapan telepon ketiga antara Lavrov dan Kerry terkait masalah Suriah dan perang melawan terorisme.

Gencatan Senjata Suriah

Gencatan senjata berlaku di Suriah sejak 27 Februari. Sebelumnya, Dewan Keamanan PBB mengadopsi resolusi mendukung penghentian pertikaian. Dokumen yang disusun oleh Rusia dan AS ini didukung oleh seluruh anggota Dean Keamanan PBB yang berjumlah 15 negara.

Gencatan senjata tak berlaku bagi ISIS dan Jabhat al-Nusra, begitu pula kelompok teroris lain yang disebutkan oleh DK PBB.

Rusia mengambil peran aktif dalam penyelesaian konflik Suriah, terutama dalam memerangi teroris dan membersihkan ranjau di kota bersejarah Tadmur.

Angkatan Udara Rusia mulai menggelar serangan udara terhadap fasilitas ISIS dan Jabhat al-Nusra di Suriah pada 30 September 2015, sesuai permintaan Presiden Suriah Bashar Assad.

Pada 14 Maret lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan penarikan sebagian besar pasukan Rusia dari Suriah. Putin menyebutkan, misi mereka telah tercapai. Pada saat yang sama, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Nikolai Pankov menambahkan bahwa serangan terhadap teroris akan tetap dilanjutkan.

Selama operasi militer Rusia melawan ISIS dan Jabhat al-Nusra yang berlangsung hampir enam bulan, pasukan Suriah berhasil merebut kembali hampir 400 area pemukiman dengan dukungan pesawat Rusia. Mereka juga menghambat perdagangan minyak ilegal yang merupakan sumber pendapatan para teroris. Rute utama pasokan senjata dan amunisi pun diblokir.

Pertama kali dipublikasikan oleh TASS.

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki