Penembakan Su-24: Turki Dorong Washington untuk Konfrontasi dengan Rusia?

Apakah kita memberi lampu hijau pada Erdogan untuk menembak mereka?" tutur pengamat politik konservatif.

Insiden seperti penembakan Su-24 dapat memicu konflik langsung antara AS dan Rusia, demikian disampaikan pengamat politik konservatif Patrick J. Buchanan seperti dikutip Sputnik. Ia juga menilai insiden pada Selasa (24/11) lalu merupakan 'aksi provokatif'.

"Hal yang dihindari oleh para presiden AS selama 45 tahun Perang Dingin bentrokan militer dengan Moskow dapat menjadi kenyataan. Apakah Gedung Putih melihat apa yang tersembunyi di baliknya? Apakah pemerintah AS sadar bahwa Turki mungkin menyerang pesawat Rusia? Apakah kita memberi lampu hijau pada Erdogan untuk menembak mereka?" tutur Buchanan seperti dikutip Sputnik.

Pesawat AU Turki F-16 menembak pesawat pengebom Rusia Su-24 yang tergabung dalam misi antiterorisme di Suriah.

Turki menyebutkan pesawat tersebut melanggar ruang udaranya, meski Su-24 itu ditembak di wilayah Suriah. Pejabat Rusia dan pilot Su-24, yang selamat dalam kecelakaan tersebut, bersikukuh bahwa pesawat tak terbang melewati perbatasan Turki. Selain itu, pilot mengaku tak menerima peringatan sebelumnya mengenai serangan tersebut.

Buchanan yakin bahwa pelanggaran ruang udara yang dituduhkan hanya alasan belaka. Motivasi sesungguhnya penembakan tersebut memiliki latar belakang geopolitik.

Erdoğan geram atas 'kesuksesan Putin' melindungi rezim Bashar Assad di Suriah dan atas serangan udara Rusia terhadap para pemberontak Turkoman yang hendak menggulingkan Assad, demikian pandangan sang analis seperti dikutip Sputnik. 

Secara kebetulan, militan Turkoman Suriah merupakan pihak yang menembak pilot Su-24 saat mereka masih di darat. Salah satu pilot tewas.

Turki terang-terangan mendukung kelompok pemerontak yang hendak mengubah rezim di Suriah. Kini, menurut Buchanan, terbukti bahwa Ankara berada di pihak 'pemberontak-penjihad'.

"Seperti sekarang, Putin mendukung serangan AS-Prancis terhadap ISIS. Namun jika kita mengikuti Turki dan mulai mendanai pemberontak yang menyerang tentara Suriah, kita bisa jadi akan menghadapi konfrontasi satu lawan satu melawan Rusia, dan sekutu NATO kita tak akan ada di sisi kita. Apakah ada yang pernah berpikir mengenai hal ini?" kata sang analis.

Baca lebih banyak mengenai Hubungan Rusia-Turki >>>

 

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki