Rusia Tolak Tawaran Bergabung dengan OPEC

Kondisi produksi dan kepemilikan perusahaan minyak Rusia berbeda dengan OPEC, sehingga pemerintah Rusia lebih memilih menyandang status pengamat di OPEC.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Olahan (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC) menawarkan Rusia untuk menjadi anggota, namun Rusia lebih memilih tetap menjadi pengamat dalam organisasi tersebut, demikian disampaikan CEO Rosneft Igor Sechin.

"Diskusi antara Rusia dan OPEC bersifat positif dan kami banyak bertukar pandangan. OPEC menawarkan Rusia untuk bergabung menjadi anggota, namun Rusia tak bisa menyambut tawaran tersebut," terang CEO perusahaan minyak raksasa Rusia tersebut dalam konferensi pers FT Commodities.

Sechin menjelaskan, porduksi minyak di negara-negara OPEC dilakukan oleh perusahaan milik pemerintah, sementara perusahaan minyak Rusia merupakan perusahaan swasta.

"Kondisi produksi dan kepemilikan perusahaan minyak Rusia berbeda dengan OPEC. Kami lebih memilih menyandang status pengamat di OPEC," kata Sechin.

Ia juga menerangkan, OPEC kini telah kehilangan fungsinya sebagai regulator pasar, sehingga tak masuk akal bagi Rusia untuk bergabung dengan organisasi itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, OPEC melakukan negosiasi intensif dengan beberapa negara yang bukan anggota organisasi tersebut terkait merosotnya harga minyak.

OPEC - yang berkantor pusat di Wina, Austria - beranggotakan 12 negara yakni Aljazair, Angola, Ekuador, Iran, Irak, Kuwait, Libya, Nigeria, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Venezuela. Mesir, Meksiko, Oman, dan Rusia menyandang status sebagai pengamat.

Baca lebih banyak mengenai Minyak Dunia >>>

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki