Eksplorasi Arktik, Washington Khawatir AS Tertinggal di Belakang Rusia

Rusia juga secara signifikan meningkatkan kehadiran militernya, membuka kembali markas yang diabaikan setelah jatuhnya Uni Soviet.

Politisi dan pakar AS khawatir tertinggal dibanding negara-negara lain, terutama Rusia, dalam mengeksploitasi sumber daya alam Arktik, demikian diberitakan New York Times, Sabtu (29/8).

"Menghangatnya iklim di laut menciptakan banyak peluang baru di puncak dunia, negara-negara berebut tempat di Kutub Utara - dari wilayah perairan, rute transit, hingga sumber daya alam di Arktik - mereka terlibat dalam persaingan ibarat Perang Dingin baru," tutur surat kabar tersebut.

New York Times menyebutkan bahwa armada Coast Guard di Arktik sudah menua, "apalagi AS hanya memiliki dua kapal penghancur es". Padahal, utara jauh Alaska tak punya banyak fasilitas pelabuhan laut dalam untuk menyokong peningkatan aktivitas maritim.

Sedangkan, lanjut New York Times, Rusia tengah membangun sepuluh stasiun SAR di pelabuhan sepanjang setengah garis pantai Arktik, dan Rusia juga secara signifikan meningkatkan kehadiran militernya, membuka kembali markas yang diabaikan setelah jatuhnya Uni Soviet.

Times menyebutkan di awal bulan ini Rusia kembali mengirim klaim pada PBB atas wilayah seluas 463 ribu mil persegi di area Samudera Arktik - atau setara dengan ukuran Afrika Selatan - berdasarkan perpanjangan geologis di landas kontinennya.

Baca lebih banyak mengenai Arktik >>>

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki