Melemahnya nilai mata uang negara-negara berkembang berkisar antara lima persen hingga 15 persen, demikian disampaikan Menteri Keuangan Rusia Anton Siluanov, Kamis (26/8).
"Kami melihat penurunan di pasar saham sekitar sepuluh persen, harga komoditas mengalami penurunan, nilai mata uang melemah, terutama di negara berkembang yang mengekspor bahan mentah. Penurunan nilai mata uang di negara-negara tersebut berkisar lima persen hingga 15 persen," kata sang menteri.
Menurut Siluanov, penyebab utama mundurnya kegiatan ekonomi di pasar berkembang adalah ketidakpastian dalam perekonomian Tiongkok yang memengaruhi permintaan global, termasuk komoditas.
"Jumlah produksi minyak yang berlebih juga menjadi alasan tambahan. Permintaan tak meingkat seperti yang diharapkan sebelumnya," terang Siluanov.
Selain itu, lanjut Siluanov, peningkatan suku bunga dalam Sistem Bank Sentral AS juga memainkan peran penting - hal tersebut dapat memicu arus modal keluar dari pasar berkembang.
"Pengaruh utama bagi Rusia tentu penurunan harga minyak. Bulan ini, harga minyak turun sekitar 20 persen dan sekitar sepuluh persen minggu ini. Tentu hal tersebut tercermin dalam pasar keuangan Rusia," terang sang menteri.
Menurut Siluanov, semua itu berdampak terhadap depresiasi rubel dan pasar saham Rusia.
Baca lebih banyak mengenai Ekonomi Dunia >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda