Devaluasi yuan Tiongkok akan memengaruhi apresiasi mata uang Rusia dalam jangka menengah, demikian disampaikan Bank Sentral Rusia, Rabu (12/8).
Bank Sentral Tiongkok melakukan devaluasi yuan terhadap dolar AS, Selasa (11/8), karena melambatya pertumbuhan negara dengan perekonomian terbesar di dunia tersebut. Langkah itu juga bertujuan meningkatkan jumlah ekspor Tiongkok.
“Dalam perspektif jangka menengah, devaluasi yuan dapat diharapkan memengaruhi pertumbuhan ekspor Tiongkok dan pemulihan pertumbuhan ekonomi. Pada akhirnya, hal ini akan memberi dampak positif terhadap harga bahan mentah dunia, termasuk minyak, yang akan membuat rubel menguat,” kata Bank Sentral Rusia.
Namun, devaluasi yuan Tiongkok tak berdampak langsung terhadap pasar keuangan Rusia dan dinamika rubel, tambah Bank Sentral Rusia.
“Volume transaksi menggunakan yuan sangat kecil dibanding volume perdagangan menggunakan dolar AS dan euro, contohnya,” tutur pejabat Rusia.
Baca lebih banyak mengenai Hubungan Rusia-Tiongkok >>>
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda