Bagaimana Pizza Hadir Pertama Kali di Uni Soviet?

Orang Soviet makan pizza ala Amerika dari penjual truk di Lapangan Merah, Moskow, 28 Mei 1988.

Orang Soviet makan pizza ala Amerika dari penjual truk di Lapangan Merah, Moskow, 28 Mei 1988.

AP
Seperti banyak hal lainnya, Rusia juga mengikuti jalannya sendiri dengan pizza. Restoran pizza pertama di negara ini tidak menawarkan pizza tradisional seperti Margarita atau Pepperoni, melainkan menciptakan resep mereka sendiri. Anda mungkin akan terkejut (dan mungkin takut) melihat daftar menunya, tetapi orang-orang yang mencoba pizza Soviet tampaknya sangat mengingatnya.

Restoran pizza pertama di Rusia baru muncul dengan dimulainya perestroika pada 1980-an, dan beberapa di antaranya masih beroperasi hingga sekarang. Selain itu, meskipun tidak ada papan reklame yang mengiklankan pizza dan tidak mungkin memesan pengiriman, semua orang tahu apa itu pizza. Terlebih lagi, hampir semua orang akan memasak sendiri variasi hidangan Italia yang terkenal di rumah, menciptakan versi Rusia mereka sendiri.

Angin Perubahan

Negara Tirai Besi tidak menghalangi warga Soviet untuk belajar tentang pizza dan mengetahui bahwa itu adalah makanan cepat saji yang populer di Amerika. Restoran pertama di mana orang dapat merasakan cita rasa "kehidupan Barat" mulai dibuka di Moskow dan kota-kota besar lainnya menjelang Olimpiade 1980, sebagai persiapan di mana negara tersebut membutuhkan restoran yang menawarkan layanan pelanggan tingkat tinggi dan makanan modern.

Sebuah restoran pizza di Moskow, 1982.

Jadi, restoran pizza dengan taplak meja kotak-kotak merah dan putih dibuka di Gorky Ulitsa (sekarang Tverskaya). Restoran resebut menyajikan berbagai pizza dan pasta serta anggur bersoda, Lambrusco.

Restoran pizza

Jika mendapatkan meja di sana, seperti di banyak tempat populer lainnya di Moskow, adalah keberuntungan. Pizza-nya mirip dengan yang biasa kita makan sekarang, meski ukurannya kecil.

Restoran pizza luar biasa otentik lainnya dibuka pada pertengahan 1980-an di Simferopol, Krimea, tetapi tidak menyajikan Margarita, Neapolitana, atau rasa pizza klasik lain di menunya.

Restoran pizza di Simferopol masih di gedung yang sama.

Sebaliknya, pembuat pizza Krimea menawarkan warga Soviet apa yang hanya bisa dianggap sebagai eksperimen kuliner yang berani. Misalnya, pizza ham dan telur, pizza ayam dan jamur, atau pizza dengan stik kepiting. Pizza mereka tampak seperti pai terbuka di atas adonan kental. Kafe ini masih beroperasi hingga saat ini dengan menu yang hampir sama. Dan itu mendapat ulasan yang luar biasa: “Tidak mungkin ketika kafe ini pertama kali dibuka, ada orang yang tahu apa itu pizza,” tulis Sergey dari Sankt Peterburg, yang mengunjungi restoran pizza saat berlibur. “Namun, pizza mereka sangat enak. Dan yang utama adalah mereka sangat murah hati dengan isiannya.”

Restoran pizza di Odessa, 1980-an.

Sebuah restoran pizza yang dibuka di Odessa pada tahun 1984 menempati bangunan bekas kafe pancake dan didekorasi dengan warna merah dan hitam. Restoran itu menyajikan pai pizza dengan cumi-cumi, daging sapi, atau telur harganya tidak lebih dari 50 kopek pada saat itu (sekitar 100 rubel, atau 19 ribu rupiah dalam harga hari ini).

Banyak kota di Uni Soviet, seperti Kiev, Riga, dan Lvov, memiliki restoran pizza yang menyajikan variasi hidangan tradisional Italia mereka sendiri.

Restoran pizza panggangan otomatis

Akan tetapi, pizza asli Italia dan Amerika baru muncul di Uni Soviet pada akhir 1980-an, setelah pertemuan puncak antara pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden AS Ronald Reagan. Pada tahun 1987, Uni Soviet mengizinkan pendirian apa yang disebut "usaha patungan", dan dengan itu makanan cepat saji asing serta hal-hal Barat lainnya mulai mengalir ke negara itu.

Pizza "di atas Roda"

Pembukaan truk Astro Pizza, Lenin Hills, 1988.

Pada musim semi 1988, sebuah truk besar dengan bendera Soviet dan Amerika muncul di lingkungan Perbukitan Lenin (sekarang Bukit Sparrow). Kerumunan orang segera berkumpul di sekitarnya ketika koki Italia—Amerika di belakang meja menunjukkan bagaimana mereka melemparkan adonan, trik yang sebelumnya hanya dilihat orang di film. Setelah melemparkan sosis dan keju di atasnya, mereka kemudian mengajak penonton untuk mencoba pizza ala Amerika. Truk makanan itu bernama Astro Pizza dan merupakan perusahaan patungan Rusia—Amerika.

Pembukaan truk Astro Pizza, Lenin Hills, 1988.

Harga mereka tidak murah: 1 rubel dan 25 kopek untuk sepotong (bahkan tidak satu loyang pizza!), yang berarti hampir 300 rubel (sekitar 57 ribu rupiah) dalam uang hari ini. Namun, hal itu tidak menghalangi pelanggan, dan selalu ada antrean besar orang yang menunggu di truk Astro Pizza. Popularitasnya semakin didorong oleh unsur kejutan karena orang Moskow tidak pernah tahu di mana truk itu akan muncul selanjutnya. Astro Pizza biasanya menjual sekitar 150-200 pizza sehari, yang merupakan bisnis yang cukup menguntungkan secara keseluruhan.

Pembukaan truk Astro Pizza, Lenin Hills, 1988.

Namun, hanya setelah enam bulan, restoran itu meninggalkan Uni Soviet karena status hukum perusahaan patungan ternyata bermasalah bagi bisnis Amerika. Ada juga masalah dengan mengubah rubel Soviet menjadi dolar. Namun, itu tidak lama sebelum akhirnya Uni Soviet melihat kedatangan beberapa raksasa bisnis restoran lain yang sebenarnya.

Makan Siang dengan Mata Uang Asing

Sebuah restoran pizza di Moskow, 1982.

Pada tahun 1990, dua restoran Pizza Hut dibuka di Moskow sekaligus: satu di pusat dan satu di barat kota (juga merupakan usaha patungan). Setelah beberapa bulan, mereka bisa melayani sekitar 80.000 pelanggan sebulan dan memproduksi 5.000 pizza sehari! Restoran Pizza Hut Moskow adalah yang terbesar di dunia pada saat itu dan menawarkan semua jenis pizza modern.

Awalnya, manajemen perusahaan berencana untuk menggunakan sebagian besar bahan-bahan Soviet, tetapi ternyata tidak ada pemasok keju mozzarella di negara itu, ditambah di musim dingin hampir tidak mungkin untuk menemukan sayuran segar dalam jumlah yang diperlukan.

Selain itu, restoran Pizza Hut juga cukup mahal bagi penduduk setempat, dan tidak dilihat hanya sebagai tempat untuk menikmati makanan cepat saji.

Mereka tidak hanya menerima pembayaran dengan rubel, tetapi juga dolar AS, yang tidak dimiliki banyak orang di Uni Soviet (dan mereka yang melakukan sebagian besar adalah orang asing). Sebuah pizza besar berharga sekitar 18 rubel (4.000 rubel dalam uang hari ini, sekitar 760 ribu rupiah), sementara harganya dalam dolar hampir dua kali lipat lebih tinggi. Namun, orang asing sering masih memilih bagian restoran yang mengenakan biaya dolar agar tidak mengantri.

Setelah runtuhnya Uni Soviet, Pizza Hut terus beroperasi dengan cukup sukses di Rusia. Pada tahun 1997, kampanye iklan jaringan tersebut bahkan menampilkan mantan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev. Sekarang restoran Pizza Hut menawarkan pizza yang relatif murah (600-700 rubel, sekitar 115—133 ribu rupiah).

Makanan Cepat Saji di bawah Standar Kualitas Nasional

Banyak orang Soviet tidak mampu sering makan di luar, tetapi ini tidak berarti bahwa mereka tidak memasak pizza di rumah. Pizza buatan sendiri dibuat menggunakan sisa makanan di lemari es, sementara bahan-bahan eksotis seperti ikan teri diganti dengan sesuatu yang lebih familiar, seperti ikan haring.

“Di Ryazan, tempat saya tinggal, ketika pabrik kulit imitasi dibangun, peralatannya dipesan dari Italia,” kenang Konstantin Stepanov. “Sekelompok besar orang Italia tiba untuk mengaturnya dan melatih staf lokal. Mereka memasak pizza, dan resepnya menyebar dari mulut ke mulut. Saya ingat nenek saya mencoba membuat pizza juga".

Pada akhir 1980-an, Institut Perdagangan Soviet Leningrad mengembangkan resep pizza yang dapat ditemukan di buku masak pada periode itu. Bahan dasarnya adalah adonan ragi biasa, yang dilapisi dengan pasta tomat dan opsional mayones, bahan yang sangat disukai oleh orang-orang Soviet pada saat itu. Lalu ada juga pilihan untuk membuat pizza ikan atau daging. Untuk pizza ikan, Anda membutuhkan 75 gram ikan (berbagai jenis), 10 gram bawang bombay, beberapa buah zaitun (yang juga bisa diganti dengan acar), dan 30 gram keju. Anda juga bisa melengkapi semua bahannya dengan bumbu kering. Sementara itu, pizza daging membutuhkan daging cincang atau ayam rebus, telur rebus, keju, tomat, dan rempah-rempah. Waktu memasak adalah delapan menit pada 300 derajat.

Selanjutnya, pernahkah Anda mencicipi kue 'Susu Burung'? Jika belum, tidak masalah. Kami akan membagikan resep kue legendaris Uni Soviet ini untuk Anda coba! Simak selengkapnya. 

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki