Bagaimana Usaha-Usaha di Rusia Beroperasi Sembunyi-Sembunyi Semasa Swakarantina?

Alexander Kryazhev/Sputnik
Dalam dua hari, koresponden Russia Beyond berhasil mendaftar untuk pemotretan, manikur, dan bahkan pijat erotis, yang semuanya memberikan jaminan keamanan.

"Cara kerjanya seperti ini: Anda tinggal memilih hari dan waktu, datang dengan pasangan Anda, dan jacuzzi serta sampanye akan menyambut kedatangan Anda. Anda tinggal minum, bersantai, dan ketika Anda siap, dua pemijat akan datang dan melakukan semua prosedur yang Anda inginkan," ujar Lana, pengelola bisnis panti pijat erotis di Sankt Peterburg, kepada Russia Beyond melalui telepon. Tempat ini buka setiap hari, dan Anda bisa datang sendiri atau bersama pasangan. 

Menurut Lana, prosedur pijat termasuk "relaksasi lengkap bagi kedua pasangan." Biaya layanan ini dibanderol sebesar 10.500 rubel (sekitar Rp2,1 juta) selama dua jam. Ketika ditanya tentang keamanan klien, dia pun terdengar hampir tertawa. 

"Kami jamin tidak ada virus corona! Kami mencuci semua kamar setelah digunakan oleh setiap klien. Jadi, tidak mungkin terinfeksi apa pun," jelas Lana, berusaha meyakinkan.

 

Toko pakaian, salon kecantikan, kafe, restoran, dan UKM lainnya mulai tutup di seluruh Rusia pada 28 Maret, karena pemberlakukan swakarantina terkait wabah virus corona. Namun, tidak semua orang mematuhi aturan. Pada 15 April, pemilik salon kecantikan di Moskow didenda 50.000 rubel (sekitar Rp10 juta) karena melanggar masa swakarantina. Dua hari sebelumnya, seorang pria juga didenda dengan jumlah yang sama karena menjual makanan cepat saji di luar stasiun di Moskow. Besaran denda bagi pelanggar masa swakarantina untuk usaha perseorangan berkisar dari 50.000 – 150.000 rubel (sekitar Rp10 juta – Rp30 juta), sedangkan untuk usaha berbadan hukum adalah 200 ribu 500 ribu rubel (sekitar Rp40 juta Rp100 juta). Selain denda, izin usaha juga dapat ditangguhkan hingga 90 hari. 

Di Sankt Peterburg, kafe, bar, ruang santai sisha, salon kecantikan, pegadaian, dan klub komputer terus beroperasi secara ilegal. Pada April, terdapat 620 pelanggar swakarantina. Pelanggaran tidak hanya terjadi di Moskow atau Sankt Peterburg saja, tetapi juga hampir di seluruh Rusia. Banyak usaha yang menghadapi dilema: bangkrut karena tidak adanya pemasukan, atau melanggar hukum dengan risiko didenda dan penangguhan izin usaha. 

Kecantikan versus Karantina

Beberapa studio foto di Moskow tetap beroperasi. Salah satunya mengumumkan jam operasinya melalui Instagram atau WhatsApp. 

Menanggapi pesan Russia Beyond, pengelola sebuah studio foto mengatakan bahwa studio fotonya terbuka dengan janji temu, dan meminta Russia Beyond untuk memeriksa jadwal di situs resmi studio. Berdasarkan jadwal yang terpampang, studio itu bisa melayani beberapa pemotretan dalam sehari. Misalnya pada 28 April, studio sudah penuh dipesan mulai jam 11.00 hingga jam 17.00. 

"Seluruh staf kami mematuhi pembatasan jarak sosial dan kami tidak memperbolehkan lebih dari lima orang berada di studio sekaligus. Selain itu, kami juga menyediakan cairan pembersih tangan di pintu masuk. Jadi, semuanya aman. Kami tidak bisa menutup bisnis sepenuhnya karena kami juga harus membayar sewa," jelas sang pengelola melalui sambungan telepon. 

Studio foto lain di Moskow, Loft 812, mengatakan bahwa mereka tetap beroperasi setiap hari. "Kami mendisinfeksi studio kami setiap hari menggunakan lampu ultraviolet bakterisida, dan kami juga telah memesan masker, pemutih, dan sarung tangan, ujar sang pengelola. 

Lebih Aman di Salon

Di Moskow dan beberapa wilayah sekitarnya, beberapa salon kecantikan juga terus beroperasi. Russia Beyond berhasil mendaftar untuk manikur melalui Whatsapp. Namun, sesi manikur tidak dilakukan di salon, melainkan di rumah. 

"Salon sudah tutup sekarang. Jadi, orang-orang datang ke rumah saya. Saya memiliki semua peralatan yang dibutuhkan. Saya membersihkan semuanya dengan alkohol dan mengenakan masker. Nah, jika wanita tidak bisa menghilangkan sendiri cat kukunya, apakah mereka harus menderita? Tampil cantik di rumah juga sangat penting," ujar Marina, ahli manikur salon yang kini melayani pelanggan di rumahnya. 

Salon-salon kecantikan lain yang secara resmi ditutup karena pemberlakuan swakarantina COVID-19 semuanya membagikan tulisan yang sama di Instagram dengan tagar #Безопаснеевсалоне (#Bezopasneyevsalone — yang berarti lebih aman di salon). 

"Kekhawatiran untuk terinfeksi di salon sangat tidak masuk akal karena semuanya disterilkan, tak ubahnya seperti operasi yang dilakukan dokter. Ancaman utama bagi industri kecantikan dari karantina adalah salon akan beroperasi secara sembunyi-sembunyi. Keamanan tidak dapat terjamin seratus persen jika pelayanan dilakukan di rumah. Tidak hanya terhadap virus, tetapi juga terhadap infeksi berbahaya seperti HIV dan hepatitis,” bunyi tulisan yang dibagikan salon kecantikan di seluruh Rusia secara bersamaan. 

Kapan Semuanya Dibuka Kembali?

Masih belum diketahui kapan tepatnya usaha-usaha kecil diizinkan untuk beroperasi kembali. Namun, regulator Rusia untuk pasar konsumen Rospotrebnadzor sudah bersiap dan sudah menerbitkan rekomendasi tentang bagaimana salon kecantikan, binatu, penjual makanan, bengkel mobil, dan toko nonmakanan dapat beroperasi ketika puncak pandemi sudah lewat dan masa swakarantina sudah dicabut. Meski demikian, belum ada tanggal pasti karena puncak pandemi juga belum tiba. 

Secara khusus, dokumen tersebut menyatakan bahwa pengunjung salon kecantikan sementara dilarang mendapat suguhan kopi atau teh, penata rambut diminta untuk melayani pelanggan di ruang terpisah, temperatur semua karyawan harus diperiksa sebelum bekerja, dan seluruh salon harus selalu didisinfeksi sebelum dibuka. 

"Kami telah proaktif dalam menyusun daftar rekomendasi untuk lembaga dan perusahaan yang masih ditutup di sebagian besar wilayah. Ini dilakukan secara khusus sehingga usaha-usaha memahami kondisi bagaimana mereka dapat beroperasi dengan aman dalam konteks pandemi infeksi virus corona yang sedang beralangsung," jelas Anna Popova, Kepala Rospotrebnadzor, pada 24 April. 

Bagaimana orang-orang Rusia bertahan hidup setelah kehilangan pekerjaan karena corona? Baca selengkapnya!

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki