Apakah Semua Orang di Rusia Adalah ‘Orang Rusia’?

Miss Russia Yulia Alipova berpose memakai kostum nasional Rusia.

Miss Russia Yulia Alipova berpose memakai kostum nasional Rusia.

AP
Kebanyakan orang mungkin akan berpkir bahwa semua orang di Rusia adalah ‘orang Rusia’. Padahal, tidak.

Kasus ini mirip dengan Indonesia. Sebagian besar orang Indonesia lebih menonjolkan identitas kesukuannya, bukan identias kewarganegaraannya. Kecuali seorang Indonesia berada di luar negeri, ia akan mengidentifikasi dirinya berdasarkan latar belakang sukunya, seperti orang Jawa, orang Sunda, orang Batak, dan sebagainya.

Begitu pula dengan di Rusia. Di Rusia, istilah ‘orang Rusia’ bisa mengacu pada identitas kewarganegaraan atau identitas etnis. Karena itulah, orang di Rusia belum tentu bisa disebut ‘orang Rusia’ (Russkie) karena ada lebih dari 185 kelompok etnis di seluruh Rusia, dan Russkie hanya salah satunya. Suku besar lainnya di Rusia termasuk orang Tatar, Cossack, dan bahkan ada suku Korea Rusia.

Bangsa Cossack Sang Penakluk

Dari mana asal bangsa Cossack? Menurut para peneliti, bangsa Cossack jelas memiliki unsur Rusia dan Slav Timur. Dengan pengaruh unsur Turki dan Kaukasia, banyak keturunan Cossack yang berambut hitam dan bermata gelap.

Bangsa Cossack adalah bangsa yang dulu menemukan Siberia dan Alaska, melindungi perbatasan Rusia, pernah memberontak melawan Kekaisaran Rusia, namun kemudian mengabdi kepada para Tsar dengan loyal. Bangsa Cossack sangat ditakuti oleh orang-orang Eropa karena mereka pernah menaklukkan Paris dan mengalahkan Turki Ottoman.

Tak dapat dipungkiri bahwa sifat bawaan orang Cossack memang keras karena dibesarkan sebagai prajurit sejak bayi.

Suku Evenk: ‘Penguasa’ Kerajaan Musim Dingin

Suku Evenk di Yakutia menjalani kehidupan nomad bersama rusa-rusa mereka dan menghidupkan kembali bahasa ibu mereka.

“Bahasa ibu kami berhasil bertahan berkat kehidupan nomad gembala rusa,” kata seorang guru Bahasa Evenk. “Beberapa kelompok kecil suku Evenk berkelana cukup jauh ke dalam taiga dan mempertahankan bahasa mereka tetap murni.”

Orang-orang Angsa yang Hampir Lenyap

Suku Kumandin memiliki agama dan kama shaman mereka sendiri, yang bisa berpindah dari alam manusi ke alam makhluk halus untuk bicara dengan roh.

Pada masa Soviet di pertengahan abad XX, para pemimpin partai dan kepala peternakan gabungan yang sakit berat dirawat tak hanya oleh dokter, tapi juga seorang kama shaman. Perawatan tersebut sepertinya membantu beberapa di antara mereka.

Orang Mari: Penganut Paganisme di Dunia Modern

Suku Mari berhasil mempertahankan agama tradisional mereka hingga hari ini. Dewa tertinggi Mari adalah Osh Kugu Yumo (“Dewa Putih Agung”). Ia merupakan satu-satunya yang menjadi tujuan penyerahan pengorbanan dan dari dewa inilah para kart memohon kepada dewa-dewa lainnya.

Hutan keramat yang juga sering disebut zona anomali, karena kerap terjadi fenomena aneh, tapi bagi orang Mari itu juga merupakan tempat mereka dapat mengisi kembali energi positif dan rileks.

Warga Rusia Keturunan Korea, Memang Ada?

“Satu-satunya ‘hal Korea’ yang mereka miliki adalah darah mereka. Banyak dari mereka bahkan tak terbiasa makan hidangan Korea. Mental mereka pun benar-benar seperti orang Rusia.”

Suku Osetiya: Masyarakat Penggiat Seni

“Kaukasus mulai menjadi bagian dari Rusia pada abad ke-18. Mereka merupakan salah satu yang pertama. Suku Osetiya menerima perubahan tersebut sebagai pengorbanan karena sangat sulit bertahan di pegunungan dan kaum terpelajar sadar bahwa sangat penting untuk berkembang. Langkah menuju Rusia mencerminkan peluang. Kala itu, banyak orang Osetiya yang pergi sekolah ke Sankt Peterburg. Itulah mengapa tempat ini memiliki banyak seniman, pemahat, dan sekolah seni yang berpengaruh, dengan gaya yang berbeda.”

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki