Vasily Vereshchagin. 'Pendewaan Perang'
Vasily Vereshchagin terkenal sebagai pelukis adegan pertempuran; perang adalah topik utama karyanya. Namun, Anda tidak akan melihat pemandangan pertempuran besar, pawai kemenangan, atau kemenangan para prajurit dalam lukisannya. Ia tidak menggambarkan sisi ‘parade’ perang saudara di Turkestan, melainkan konsekuensi dan kengerian di balik kemenangan yang menggembirakan. 'Pendewaan Perang' adalah salah satu dari lukisan itu. Ada sebuah pesan terukir pada bingkai lukisan tersebut: "Untuk semua penakluk besar, dulu, sekarang dan yang akan datang." Sang seniman menyusun ide lukisan ini sebagai puncak dari seri Turkestan-nya. Namun, ketika Vereshchagin memamerkan karyanya di Sankt Peterburg, lukisan ini memicu perdebatan panjang dan sengit. Karyanya dianggap sebagai celaan keras terhadap ambisi kekaisaran Rusia dan para pejabat resmi mengecam karya-karya Vereshchagin. Sebaliknya, kaum elite pada masa itu sama sekali tidak menghiraukan karya-karyanya. Sang pelukis merasa sulit untuk mengatasi hal ini; di tengah kondisi gangguan saraf, ia membakar tiga lukisan lain dari seri ini yang juga menjadi sasaran kritik pedas.
Ilya Repin, 'Ivan yang Mengerikan & Putranya, Ivan'
Hingga kini, lukisan karya Ilya Repin itu masih menimbulkan emosi yang beragam. Misalnya, pada 2018, seorang pengangguran dari Voronezh bernama Igor Podporin menyerang lukisan ini di pameran 'Ke Moskow! Ke Moskow! Ke Moskow!' di ibu kota. Ia berencana untuk menghancurkan lukisan itu; setelah ia ditangkap, ia menjelaskan motifnya sebagai berikut: "Saya sangat marah dengan lukisan si Repin ini. Orang asing datang ke sini, jika mereka melihatnya - apa yang akan mereka pikirkan tentang tsar Rusia kita? Dan tentang kita? Ini adalah provokasi terhadap rakyat Rusia, sehingga orang lain akan memperlakukan kami dengan buruk."
Menurut narasi, Ivan yang Mengerikan menggendong putranya yang sedang sekarat, Ivan, yang sebelumnya justru telah ia bunuh. Sejarawan tak dapat menemukan informasi yang dapat membantah legenda tersebut, sehingga pertanyaan ini selalu menimbulkan perdebatan sengit. Beberapa orang menunjukkan ketidakakuratan sejarah dari narasi itu, sementara yang lain menyalahkan sang pelukis atas ketidakhormatannya terhadap pihak berwenang dan pencemaran nama baik.
Pihak berwenang sendiri, setelah pameran pertama, memberikan reaksi yang sama - mereka melarang lukisan tersebut. "Hari ini, saya melihat lukisan tersebut dan tidak bisa melihatnya tanpa rasa jijik. <...> Sebuah karya yang mengejutkan pada masa kini tanpa cita-cita apa pun, hanya dengan perasaan realisme yang telanjang dengan kecenderungan kritik dan kecaman." - inilah yang ditulis oleh Kepala Prokurator Sinode Mahakudus dengan nama belakang Pobedonostsev dalam suratnya kepada Tsar Aleksandr III.
Vladimir Makovsky. 'Khodynka' dan 'Setelah Khodynka. Pemakaman Vagankovo'
Gambaran kehidupan sehari-hari yang biasa tetap menjadi yang terbaik dan paling terkenal di antara karya-karya Vladimir Makovsky - anak-anak, petani, dan orang miskin. Namun, suatu ketika, sang pelukis menyaksikan salah satu peristiwa paling mengerikan pada masa pemerintahan Nikolay II: ia menjadi saksi mata tragedi lapangan Khodynka - kerumunan massa yang berdesak-desakan pada 1896 saat penobatan Nikolay II di pinggiran Moskow. Ribuan orang datang untuk mengambil hadiah yang dijanjikan pada saat penobatan; banyak yang takut kalau-kalau tidak akan ada cukup hadiah untuk mereka semua sehingga mereka berdesak-desakan di titik-titik pembagian hadiah. Menurut data resmi, 1.389 orang menjadi korban dari tragedi ini.
Kematian orang-orang itu sangat mengguncang Makovsky. Sang seniman yang seharusnya membuat lukisan setelah peristiwa ini berakhir, akhirnya melakukannya setelah tragedi tersebut. Selama lima tahun berikutnya, ia mengerjakan lukisan 'Khodynka' dan 'Setelah Khodynka. Pemakaman Vagankovo'. Para korban yang tewas dalam peristiwa itu digambarkan dalam lukisan-lukisan tersebut. Pada 1901, 'Khodynka' dihapus dari pameran Peredvizhniki, menyusul keputusan sensor. Sang seniman diberi peringatan dari Gubernur Jenderal Moskow yang berbunyi: "Ini belum waktunya untuk lukisan ini, ini adalah garam yang ditaburkan di atas luka yang menganga."
Nikolai Ge. "Apa itu Kebenaran?
Lukisan karya Nikolai Ge ini menggambarkan sebuah adegan dari pengadilan Pontius Pilatus terhadap Yesus Kristus, khususnya saat Pilatus mengajukan pertanyaan kepada Yesus yang kemudian tidak terjawab. Lukisan ini pertama kali dipamerkan di pameran Peredvizhniki pada 1890, tetapi menimbulkan reaksi keras dan disingkirkan dari pameran atas perintah Sinode Suci.
Masalahnya, lukisan ini tidak selaras dengan tradisi budaya, gereja, maupun seni. Yesus berdiri dalam bayangan gelap, sementara sosok Pontius Pilatus berjemur di bawah sinar matahari - hal ini bertentangan dengan tradisi lama yang menafsirkan Yesus sebagai sosok yang bersinar terang. Yesus terlihat kelelahan dan kecil, kehilangan makna dibandingkan dengan sang wali negeri. Tidak hanya Gereja Ortodoks, tetapi juga banyak seniman yang tidak bisa menerima hal itu. Awalnya, kolektor Pavel Tretyakov bahkan menolak untuk membeli karya ini, tetapi kemudian, Leo Tolstoy meyakinkannya untuk berubah pikiran.
Vasily Perov. 'Prosesi Paskah di Sebuah Desa'
Pada abad ke-19, kepercayaan dan gereja secara bertahap mengalami krisis, dan lukisan-lukisan serta para pengikutnya pun tak luput dari kritikan. Menurut pendapat Gereja Ortodoks, 'Prosesi Paskah' mengubah citra salah satu ritual keagamaan utama itu secara drastis: prosesi tersebut tak keluar dari gereja, sebagaimana mestinya, melainkan dari gubuk tua; para gelandangan mengotori tanah di sekitarnya, sementara seorang pendeta yang sedang mabuk menghancurkan telur, salah satu simbol Paskah. Seluruh prosesi berjalan tidak teratur; ada kekosongan di mata para pesertanya.
Gereja Ortodoks menyebut lukisan ini "tak beretika, tak bermoral, arogan, dan mengejek" lalu mengancam akan membakarnya. Mereka juga menuduh sang seniman mengejek citra Kekristenan Rusia. Aleksandr II sendiri ingin mengirim Perov ke Siberia. Sang seniman, tentu saja, tak takut diasingkan, karena ia berasal dari kota Tobolsk di Siberia. Namun, fakta bahwa reaksi yang begitu negatif membuat lukisan ini menjadi salah satu yang paling provokatif di antara lukisan-lukisan abad ke-19.
Lukisan-lukisan seniman Rusia dari abad pertengahan ini dapat membuat bulu kuduk Anda berdiri! Apa saja?
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
- ikutilah saluran Telegram kami;
- berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
- aktifkan push notifications pada situs web kami.