Apa Itu 'Salon Video' & Mengapa Begitu Populer di Uni Soviet?

Discover Russia
NIKOLAI KORNATSKY
Bagi jutaan warga Soviet, ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menonton film asing yang baru saja dirilis.

Pada pergantian tahun 1980-an ke 1990-an, "bioskop" yang tidak biasa dibuka di seluruh Uni Soviet di tempat-tempat yang paling tidak terduga seperti di apartemen pribadi, ruang bawah tanah, pusat kebugaran sekolah, di stasiun kereta api dan terminal bus, dan bahkan di dalam bus, kereta api, pesawat terbang, dan kapal laut. Hanya saja, alih-alih menggunakan proyektor, mereka hanya menggunakan televisi biasa dengan layar kecil yang terhubung ke perekam kaset video. Dan "bioskop" ini, dikenal sebagai "salon video", yang menayangkan film-film asing bajakan dalam bentuk VHS. Dan mereka datang dengan soundtrack pengisi suara yang murahan, di mana satu suara, biasanya laki-laki, menerjemahkan dialog semua protagonis dengan tidak sinkron!

Terlepas dari kualitas gambar dan suaranya yang buruk, salon video menikmati popularitas yang luar biasa, bukan sesuatu yang mengejutkan. Bagi jutaan warga Soviet, ini adalah satu-satunya kesempatan untuk menonton film asing yang baru saja dirilis, mulai dari '8 1 ⁄2' dan 'The Godfather' hingga 'The Evil Dead' serta film thriller aksi dengan aktor seperti Arnold Schwarzenegger dan Sylvester Stallone.

Salon video sebagai bisnis kecil

Salon video Soviet pertama dibuka secara legal di perpustakaan video, di mana Anda bisa menyewa kaset video. Salon video pertama di Moskow dibuka pada tahun 1985 di Jalan Arbat di lokasi bekas bioskop. Selain auditorium dengan 30 kursi, tempat ini juga memiliki "bilik individu" untuk 3-4 orang, yang cocok untuk keluarga dan teman. Belakangan, salon video keliling pada bus komuter pinggiran kota LiAZ-5917 bahkan dirancang.

Namun, perpustakaan video resmi dan salon video tidak begitu populer. Perekam video rumahan masih merupakan barang mewah yang langka pada masa itu, terlebih lagi, hanya film-film Soviet, yang sudah tersedia secara bebas di TV dan bioskop, yang dapat disewa atau ditonton di salon video.

Semuanya berubah dengan dimulainya perestroika, ketika kewirausahaan swasta dilegalkan pada tahun 1987. Seperti yang ditunjukkan oleh pengalaman, salon video menjadi bentuk bisnis kecil yang sangat baik. Yang dibutuhkan hanyalah sebuah tempat, beberapa lusin kursi, satu set televisi, dan tentu saja, aset yang paling mahal yakni pemutar video. Permintaannya begitu besar sehingga investasi tersebut terbayar dalam hitungan bulan, meskipun kualitas film yang buruk dan "tiket" yang mahal. Harga salon video kurang lebih sama di seluruh negeri, dari Moskow hingga Vladivostok rata-rata satu rubel, sementara tiket bioskop berharga antara 10 hingga 50 kopek. Namun, Anda tidak bisa menonton film aksi laga, horor, erotis, atau komedi di bioskop.

Jepitan di hidung mereka

Seperti saat pelarangan di AS, permintaan yang membludak dengan cepat memunculkan industri klandestin. Penawaran terbaru dari pasar video asing segera dibawa ke Uni Soviet, di mana mereka segera diterjemahkan oleh penerjemah tidak resmi, disalin dalam jumlah besar, dan didistribusikan ke salon-salon video. Kualitas pengisi suara yang buruk memunculkan legenda urban; bahwa para penerjemah menyuarakan teks dengan jepitan di hidung mereka, untuk mencegah KGB menggunakan suara mereka untuk mengidentifikasi mereka.

Pengisi suara yang sama yang menerjemahkan dan mengisi semua suara, walaupun lahir dari kebutuhan, dengan sendirinya menjadi sebuah kultus. Beberapa penerjemah "bintang" dari era salon video, seperti Yury Serbin atau Andrei Gavrilov, masih menerjemahkan film atas permintaan para penggemarnya hingga saat ini. Mereka dikagumi bukan hanya karena alasan nostalgia atau kecintaan pada suara mereka yang sudah tidak asing lagi, tetapi juga karena kualitas terjemahan mereka.

Para penerjemah/dubber memperkenalkan sejumlah besar ucapan ke dalam bahasa Rusia sehari-hari; pada umumnya, bukan eufemisme yang baik. Ungkapan "Ublyudok, mat tvoyu" ("Dasar bajingan") dari film komedi kriminal Amerika "Blood and Concrete" (1991) yang disuarakan oleh Andrei Gavrilov, misalnya, telah menjadi meme yang populer.

Selain itu, penerjemahan simultan juga memberikan pelatihan yang sangat baik bagi para dubber dalam hal kritik sinema. Sebagai contoh, Alexey Medvedev, salah satu kurator festival film terbaik Rusia, yang baru saja meninggal dunia, memulai kariernya sebagai penerjemah sekaligus pengisi suara. Dia memilih program untuk dua festival top Rusia yaitu Moscow International dan 'Message to Man' (Sankt Peterburg).

Film-film kultus

Film-film terpopuler di era salon video Soviet kurang lebih sama dengan film di Barat: 'The Godfather' (1972) karya Francis Ford Coppola, 'The Terminator' (1984) karya James Cameron, 'Terminator 2' (1991) dan 'Aliens' (1986), 'Alien' (1979) karya Ridley Scott, 'A Nightmare on Elm Street' (1984), dan seterusnya. Namun, ada juga film yang hanya mencapai status kultus di Uni Soviet dan mungkin di tempat lain misalnya, horor komedi beranggaran rendah 'The Video Dead' (1987), yang bahkan tidak dizinkan untuk merilis cuplikannya di AS, tetapi langsung dirilis dalam bentuk video. Namun, di Uni Soviet, film ini diperlakukan setara dengan film horor klasik yang sudah dikenal seperti 'The Evil Dead' (1981).

Waralaba komedi 'Police Academy' (1984-1994) yang dibintangi Steve Guttenberg dan film thriller aksi 'Commando' (1985) yang dibintangi Arnold Schwarzenegger sangat populer di Barat, tapi kesuksesan mereka di sana sama sekali tidak sebanding dengan popularitasnya yang luar biasa di era pasca-Soviet. Aktor populer Rusia Mikhail Porechenkov, sebagai sutradara, kemudian membuat film remake tidak resmi dari 'Commando' yang berjudul 'D-Day' (2008). Tentu saja, dengan dirinya sendiri sebagai pemeran utama.

Masuknya film-film Barat secara besar-besaran pada akhir 1980-an juga meninggalkan jejak pada sinema Soviet pada tahun-tahun itu. Film thriller fantasi sains karya Yury Moroz berjudul 'The Witches' Cave' ['Podzemelye Vedm'] mengutip langsung dari film 'Conan the Barbarian' (1983). Bintang rock Viktor Tsoi meniru gerakan bela diri Bruce Lee dalam film urban Barat 'The Needle' ['Igla'] (1988). Tokoh utama dalam drama fantasi Roman Kachanov 'Freak' ['Urod'] (1993) seorang "pahlawan super" yang mampu meniru semua yang dilihatnya (diperankan oleh Nikita Vysotsky, putra aktor, penyair, dan penyanyi-penulis lagu Vladimir Vysotsky) pergi ke salon video dan menonton adegan epik di 'Commando', di mana Schwarzenegger membawa sebatang kayu di pundaknya, lalu berubah menjadi Schwarzenegger dan menghajar musuh-musuhnya hingga babak belur.

Pada awal tahun 1990-an, video recorder menjadi jauh lebih murah dan masuk ke hampir setiap rumah. Era salon video berganti dengan era penyewaan video.

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut: