5 Alasan untuk Menonton 'Better Than Us', Acara TV Rusia di Netflix

Andrei Dzhunkovskiy/Yellow, Black and White, Sputnik Vostok Production, 2018/Sputnik
Seri fiksi ilmiah ini telah melampaui pencapaian 'Black Mirror' dan 'Sex Education' dalam jumlah penonton secara keseluruhan. Dibeli oleh Netflix pada tahun 2019, acara ini masih berhasil mempertahankan popularitasnya di antara acara TV lain dari Netflix.

1. Salah satu cerita utamanya adalah tentang masalah kecerdasan buatan, yang semakin menjadi perhatian utama saat ini

Menurut ceritanya, di masa depan, robot membuat kehadiran yang kuat dalam kehidupan sehari-hari kita, yang sepenuhnya membebaskan umat manusia dari rutinitas dan tugas-tugas sepele. Banyak di antaranya bahkan memiliki kemampuan untuk memiliki emosi manusia. Selanjutnya, generasi berikutnya akan segera muncul: robot tidak hanya dapat membaca dan merespons emosi manusia secara akurat, tetapi juga mampu membuat keputusan secara independen.

Tentu saja, banyak yang menentang penyebaran kecerdasan buatan seperti itu, dan gerakan oposisi baru mulai muncul – para Likuidator – yang bertugas untuk memusnahkan robot, meskipun jenis robot yang terakhir ini hampir tidak berbahaya, karena diprogram untuk mengikuti hukum. Robot tersebut dirancang oleh Isaac Asimov, yang mencegah mereka menyebabkan kerusakan pada makhluk hidup apapun. Meskipun demikian, skala pemusnahan ini terus berkembang, dan bahkan seorang manusia terbunuh selama operasi.

Namun, pada akhirnya manusia harus menghadapi kenyataan yang sebenarnya. Suatu hari, seorang robot yang rusak muncul di Moskow (diperankan oleh Paulina Andreeva, yang mungkin Anda kenal dari 'The Method' - acara TV Rusia lain yang populer). Meskipun penampilannya dapat menipu, Arisa adalah robot yang istimewa – bukan hanya sadar dan mampu melakukan sesuatu yang menyerupai manusia, tetapi juga meyakini bahwa sah-sah saja membunuh manusia.

2. Para pemeran utamanya terdiri dari bintang-bintang dari serial 'To the Lake' – acara TV internasional lain yang juga mengalahkan serial 'Rick and Morty' di Netflix

Dalam serial 'To the Lake' (2020), aktor Kirill Kyaro memerankan seorang ayah tiri dari seorang anak laki-laki autis (diperankan oleh Eldar Kalimulin). Keduanya harus mencari cara untuk berkomunikasi, karena dunia sedang dilanda pandemi dengan asal-usul yang tidak diketahui yang mengancam kehidupan di Bumi sebagaimana kita kenal. Tidak ada pandemi di 'Better than Us' – disini, Kyaro memerankan seorang ayah sejati, tetapi latar belakangnya agak mirip.

Setelah bercerai dengan istrinya, Safronov (Kyaro) hampir tidak pernah melihat anak-anaknya, anak laki-laki remaja yang angkuh (diperankan oleh Kalimulin) dan anak perempuannya (Vita Kornienko). Namun, ia mendapatkan kesempatan untuk mengubah hal itu, ketika keduanya tiba-tiba berada di bawah tanggung jawabnya untuk sementara waktu. Situasinya menjadi lebih kompleks dengan kehadiran Arisa yang memiliki pemikiran sendiri. Robot ini tidak terlalu suka menjadi pengasuh dan ingin menjadi ibu yang sepenuhnya untuk keluarga tersebut, tanpa seorang pun yang mengetahui apa yang sebenarnya mampu dia lakukan.

3. Cerita ini tidak hanya terjadi di masa depan, tetapi juga dalam realitas alternatif

Para penulis 'Better Than Us' mengakui perjuangan panjang mereka dalam menciptakan alam semesta alternatif yang sepenuhnya – yang original, menarik secara visual, dan tidak terlalu mahal untuk direalisasikan. Akhirnya, ditemukanlah satu solusi. Moskow yang kita lihat di layar menyerupai Moskow yang kita kenal hari ini, dengan model mobil yang serupa, meskipun dengan banyak drone dan jalan layang yang menyerupai Tokyo. Bagian film yang terlihat futuristik memiliki CGI-nya sendiri.

Robot, sebagai inovasi teknologi utama melampaui setiap bidang teknologi lainnya. Ketidakseimbangan ini dijelaskan oleh sutradara Andrey Dzhunkovsky sebagai hasil dari kenyataan bahwa ini merupakan realitas alternatif, di mana kemajuan mengambil suatu arah yang berbeda: "Misalnya, [ini tentang] apa yang akan terjadi jika lebih banyak sumber daya dan penelitian ilmiah pada tahun 1950 diarahkan kepada robotika."

4. Robot yang 'mirip manusia' cukup unik & mirip boneka

Di antara referensi yang digunakan oleh para seniman adalah boneka Soviet kuno dengan mata besar. Riasan diaplikasikan pada kulit aktor untuk meningkatkan tampilan yang tidak alami dari robot, lengkap dengan wig yang terlihat palsu dan lensa warna, serta CGI, untuk membuat mata mereka semakin membesar (lensa bercahaya memang ada, tetapi dianggap tidak aman karena dugaan efek negatifnya pada penglihatan).

Gerakan robot juga dikoreografikan untuk terlihat berbeda dari yang biasa kita lihat dalam proyek fiksi ilmiah semacam ini: mereka bergerak dengan lembut, tetapi tetap dengan cara yang tidak menyerupai manusia. Koreografer Maksim Yurov mengatakan bahwa ia mengambil inspirasi dari penari breakdance.

5. 'Better than Us' menjadi standar baru untuk industri hiburan Rusia setelah berhasil menjadi proyek Rusia pertama yang dibeli oleh Netflix untuk lineup 'Originals' mereka

Akan ada banyak acara TV Rusia baru setelah kesuksesan acara TV yang dibuat Dzhunkovsky untuk Netflix Originals seperti 'To the Lake', film-film 'Silver Skates' (2020) dan 'Major Grom: Plague Doctor' (2021), serta film animasi 'Secret Magic Control Agency' (2021).

Tentu saja, selain standar sinematik tinggi dan produksi teratas, 'Better than Us' menang berkat cerita yang dengan mudah bisa terjadi dalam kehidupan nyata dan melibatkan isu modern penting, meskipun lintasan historisnya mengambil arah yang berbeda dari yang dilihat penonton dalam acara serupa, seperti 'Humans' dari Inggris (2013-2018) dan 'Real Humans' dari Swedia (2012-2014).

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki