5 Cara Anak Soviet Memperoleh Uang Saku Tambahan

Discover Russia
GEORGY MANAEV
Secara hukum, anak-anak di bawah usia 14 tahun di Uni Soviet tak diperbolehkan bekerja. Meski begitu, mereka tidak kehabisan akal demi menghasilkan uang sendiri!

1. Mengumpulkan botol kosong

Mengumpulkan botol kaca untuk kemudian didaur ulang adalah hal yang biasanya terlintas di benak anak-anak Soviet. Terdapat tempat daur ulang di setiap distrik kota yang membayar 12 kopek (0,12 rubel) untuk botol bir dan limun ukuran 0,5 liter, 15 kopek untuk botol susu, dan 17 kopek untuk botol anggur ukuran 0,7 liter. Satu cup atau cone es krim biasanya dijual seharga 7 hingga 28 kopek, jadi mengumpulkan botol kaca bisa menjadi pekerjaan yang menguntungkan bagi anak-anak itu. Namun, beberapa tempat daur ulang kaca tidak menerima botol dari anak-anak di bawah umur. Meski begitu, anak-anak ini tidak kehabisan akal. Banyak cara lain bagi mereka untuk menghasilkan uang dengan cepat, terutama di musim panas.

2. Mengumpulkan tanaman obat

Apotek ("аптека" atau "apteka") di Soviet biasanya akan mengumpulkan sejumlah tanaman obat yang tumbuh di alam liar. Tanaman pisang raja, daun nettle, tanaman coltsfoot, bunga kamomil, dandelion, buah hawthorn, serta hypericum atau daun seribu dan masih banyak lagi, semua jenis tanaman obat ini diterima di apotek-apotek di seluruh Uni Soviet dan apotek-apotek tersebut akan membayar untuk tanaman-tanaman tersebut.

"Apotek-apotek ini menerima tanaman obat yang kami kumpulkan tanpa menanyakan tempat pengambilan atau usia kami. Ada yang dikumpulkan oleh anak usia 5-6 tahun, ada juga yang berusia 50-60 tahun. Nantinya, setiap kantong akan ditimbang dan biayanya akan langsung dibayarkan di tempat," kenang seorang perempuan dengan nama panggilan online 'zlatka'. "Sekantong penuh pisang raja dihargai 11 kopek, yang merupakan harga yang sama untuk membeli sepotong kue manis. Untuk mengumpulkan satu kantong membutuhkan waktu sekitar setengah jam." Mengumpulkan tanaman obat dilakukan baik oleh anak perempuan maupun laki-laki, tetapi anak laki-laki biasanya memiliki cara lain untuk mendapatkan uang, yaitu melalui kerja fisik.

3. Kerja fisik: mengangkut barang, memotong, dll.

"Aku menghasilkan uang saku pertamaku bersama dengan teman-teman dengan membantu para penghuni baru memindahkan barang-barangnya. Tentu saja tidak ada yang percaya kami bisa mengangkut perabotan besar. Tetapi, untuk barang-barang seperti kursi, nakas, tas, dan kotak kardus masih bisa kami angkut. Mempertimbangkan bahwa lift sering kali belum beroperasi di gedung perumahan baru, dengan menggunakan jasa kami, para penghuni dapat menghemat banyak tenaga. Hal ini bagus untuk kami, masing-masing menerima satu rubel perbarang dalam waktu kurang dari satu jam," kenang salah seorang narasumber.

Terkadang, para remaja ini mendapat tugas-tugas yang tidak biasa ketika mencari pekerjaan musim panas. "Pada pertengahan 1980-an, aku yang kala itu baru berusia empat belas tahun, bersama teman-teman lainnya mengunjungi beberapa kantor di kota kami dan bertanya: 'Apakah ada pekerjaan untuk remaja selama musim panas? Dan salah satu kantor mengirim kami ke hutan untuk menebang semak belukar di sepanjang rawa-rawa. Pada pagi harinya, ada sekitar 20 orang yang berkumpul, kami bersama-sama menaiki mobil bak terbuka, tanpa kursi atau sabuk pengaman, bersama dengan seorang mandor perempuan kami dibawa ke hutan. Di sana, kami menebang semak-semak dengan kapak, setelah selesai mereka mengantar kami kembali ke kota. Beberapa minggu kemudian, aku menerima sekitar 40 rubel, aku ingat sekali pada saat itu aku membeli sepatu boot ski baru dengan pengencang yang keren," kenang salah seorang narasumber lain secara daring.

Membongkar muatan gerbong kereta api dan truk yang berisi semangka, apel, kentang. Mengangkut kotak besar atau membantu membawa ban dan roda mobil di tempat servis ban, mencuci mobil di tempat cuci mobil. Di pedesaan, banyak anak yang bekerja membantu bongkar muatan berisi jerami, hingga menggembala, bahkan para remaja kota yang tengah berkunjung ke pedesaan untuk berlibur pun dapat menyempatkan diri untuk bekerja mencari uang saku tambahan. Meski secara hukum hal ini ilegal, tetapi di Uni Soviet pada saat itu sering terjadi kekurangan tenaga kerja, sementara ada anak-anak yang siap membantu demi mendapatkan uang saku tambahan.

4. Mengumpulkan kertas bekas

Mengumpulkan kertas bekas untuk didaur ulang adalah kampanye yang gencar dilakukan di seluruh Uni Soviet sejak 1974, khususnya ketika terjadi kekurangan kertas. Kampanye tentang daur ulang kertas dapat ditemukan di bagian halaman belakang di banyak buku Soviet, dengan harapan mendorong masyarakat untuk mengumpulkan kertas bekas dan membawanya ke tempat-tempat pengumpulan. "Daur ulang kertasselamatkan pohon" adalah slogan kampanye tersebut. Tapi bagaimana dengan keuntungannya?

Untuk setiap dua puluh kilogram kertas yang berhasil dikumpulkan akan mendapatkan kupon yang kemudian bisa ditukar dengan buku-buku langka, seperti karya Arthur Conan Doyle, Alexander Dumas, Jack London, Jules Verne, dan Mayne Reid. Buku-buku ini tidak tersedia di toko buku dan dibagikan melalui agen khusus. Kurang lebih skema bisnisnya bisa seperti ini: Anda dapat mengumpulkan sebanyak-banyaknya kertas untuk didaur ulang - menerima kupon - tukarkan dengan buku - dan kemudian diam-diam menjual kembali buku tersebut. Mengapa harus diam-diam? Karena hal itu sudah merupakan perdagangan ilegal. Tentu saja perdagangan ilegal memang menguntungkan, tetapi juga paling berbahaya.

5. 'Fartsovka': perdagangan ilegal 

Anak laki-laki yang berpakaian rapi atau anak perempuan yang berpakaian sederhana tidak akan dicurigai milisi Soviet sebagai penjahat. Memanfaatkan penampilan polos mereka, anak-anak sekolah ini dapat berdagang dengan orang asing yang banyak ditemui di beberapa tempat. Salah satunya adalah wilayah VDNKh di Moskow, terdapat sebuah taman yang luas di timur laut pusat kota. Selain itu, ada hotel 'Kosmos' dan hotel-hotel lainnya di wilayah itu yang kerap menjadi tuan rumah bagi delegasi olahraga dari luar negeri.

Dengan membawa beberapa lusin lencana Soviet bergambar Lenin yang harganya murah, anak-anak ini pergi ke VDNKh dan menawarkan lencana tersebut kepada orang asing untuk kemudian ditukar dengan rokok, permen karet, atau apa pun yang bisa dijual.

Selain VDNKh, jalan Arbat adalah tempat di mana orang asing biasa lalu-lalang. Salah satu narasumber lain mengenang: "Awal tahun 1990-an. Saya berusia sekitar 17 tahun dan saya menjual sejumlah jam tangan 'Komandirskie' di Arbat, masing-masing seharga 25 dolar AS. Jam tangan itu laris manis dan terjual dengan cepat. Jam 'Komandirskie' sendiri tidak dijual untuk umum, dan hanya dikeluarkan untuk tentara. Ayah saya adalah seorang penasihat militer di Uni Soviet dan dia bisa dengan bebas membelikan saya jam tangan itu."

Pada awal 1990-an, jam tangan 'Komandirskie' secara resmi dijual seharga 30-40 rubel, sementara satu dolar AS pada saat itu setara dengan sekitar 120 rubel, jadi bisa dibilang pria itu mendapat keuntungan yang sangat besar. Selain itu, sebungkus rokok merek asing termahal yang ada saat itu, seperti Camel atau Marlboro, dijual dengan harga 12-15 rubel. Namun, itu sudah menjadi urusan orang dewasa. Di Uni Soviet perdagangan ilegal merupakan tindak kriminal dan anak-anak sudah bertanggung jawab di hadapan hukum sejak usia 14 tahunusia yang sama dengan usia mereka diizinkan untuk bekerja. Jadi, memperdagangkan jam tangan dan lencana bisa membuat seorang remaja dipenjara. Meski begitu, tampaknya godaan untuk merasakan kehidupan sebagai orang kaya terlalu kuat.

Pembaca yang budiman,

Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut: