PERINGATAN! AWAS BEBERAN!
House of the Dragon, prekuel serial Game of Thrones (2011—2019), salah satu drama fantasi paling sukses masa kini. Film tersebut membawa pemirsa kembali ke dunia Westeros yang liar dan penuh intrik.
Para penggemar George Martin tahu bahwa ia membuat bukunya berdasarkan kaleidoskop beraneka ragam sejarah abad pertengahan Eropa, membumbuinya dengan legenda fantasi, dan, tentu saja, naga. Selama bertahun-tahun, penggemar Game of Thrones telah menemukan banyak referensi budaya yang menarik, termasuk sejarah dan budaya Rusia, baik dalam plot maupun visualisasi serial tersebut.
Mengapa citra Rhaenyra Targaryen terasa akrab bagi penonton Rusia?
House of the Dragon sangat memuaskan penggemar dunia Westeros di Rusia. Ketika HBO merilis poster resmi tokoh utama serial tersebut, para penonton di Rusia langsung mengaitkannya dengan busana tradisional rakyat Rusia. Dalam poster tersebut, seorang gadis tampak mengenakan sebuah kokoshnik dan busana khas Rusia dengan kalung bulat lebar, anting-anting bulat, dan gaun longgar.
Namun, kita tidak hanya berbicara tentang kokoshnik sebagai elemen pakaian rakyat sederhana, tetapi kokoshnik karangan bunga atau kokoshnik tiara, yang menjadi populer di kalangan masyarakat kelas atas Rusia pada abad ke-19 hingga tahun 1917. Para emigran kemudian membawa aksesori ini ke Eropa, memulai tren mode “a la Russe” di Benua Biru pada awal abad ke-20.
Ada pula contoh yang lebih mencolok daripada kokoshnik, yaitu kokoshnik dengan sisir dan liontin pada pelipis yang dapat dilihat selama adegan upacara pernikahan Rhaenyra.
Meskipun bentuk hiasan kepala ini bervariasi dari satu daerah ke daerah lain di Rusia, alasnya biasanya terbuat dari karton, dibungkus kain, dan dihiasi berbagai bahan dan ornamen, tergantung pada status dan kekayaan pemiliknya: brokat, kepang, manik-manik, mutiara, benang emas, foil, kaca, batu mulia, dll.
Yang terpenting, hiasan kepala Rhaenyra menyerupai kokoshnik tradisional dari Kostroma yang disebut naklon. Cuplikan dari pembuatan serial tersebut pun menunjukkan bahwa kokoshnik dihiasi dengan manik-manik dan elemen “emas” dengan liontin yang juga terbuat dari manik-manik.
Mengapa elemen khas Rusia dalam pakaian klan Targaryen diperlukan?
Menurut George Martin, Targaryen bukanlah penduduk asli Westeros. Nenek moyang mereka datang ke benua itu dari Negara-Kota Valyria dan membawa kebiasaan dan rutinitas mereka sendiri. Tak diragukan lagi, salah satu tugas desainer kostum serial tersebut adalah menekankan keunikan klan Targaryen, melengkapi penampilan para tokoh dan bahasa mereka yang eksotis, yang dalam serial itu hanya diucapkan oleh anggota keluarga Targaryen dan hanya pada acara-acara tertentu, dengan pakaian seremonial khusus. Tugas itu diselesaikan dengan cemerlang, tetapi ketika berbicara tentang inspirasi, kita harus beralih ke sumber yang lebih jauh daripada mode Eropa abad pertengahan.
Bagaimanapun, para penggemar dari Rusia ternyata melangkah lebih jauh. Mereka menemukan persamaan yang lebih kontroversial antara salah satu gaun tokoh utama dan gaun bangsawan Rusia yang terkenal, yang wajib dikenakan kaum perempuan di istana Kekaisaran Rusia sejak pertengahan abad ke-19.
Tentu saja, pemirsa Rusia pun melihat hubungan yang kuat antara lambang Klan Targaryen dengan Zmey Gorynych, pencinta gadis-gadis muda dalam cerita rakyat Rusia. Namun, dalam interpretasi lambang Klan Targaryen, dua kepala naga merujuk pada dua orang perempuan: dua bersaudari Sang Penakluk, Rhaenys dan Visenya.
Adakah situasi dalam sejarah Rusia yang mirip dengan konflik dalam serial tersebut?
Jika kita mencoba menemukan konflik dalam House of the Dragon yang mirip dengan konflik sentral dalam sejarah Rusia, antara dua perempuan berpengaruh dalam perebutan takhta, kisah hubungan Elizaveta Petrovna dan Anna Ioannovna langsung terlintas dalam pikiran.
Elizabeth Petrovna, putri bungsu Pyotr I dan Ekaterina I, yang, semasa mudanya, memukau orang-orang sezamannya dengan kecantikannya, seperti Rhaenyra, dan yang disebut “kegembiraan kerajaan”, menurut kehendak Ekaterina I, berhak atas takhta setelah Pyotr II (cucu Pyotr I) dan Anna Petrovna (putri Pyotr I). Pada tahun terakhir pemerintahan Ekaterina I dan awal pemerintahan Pyotr II, ada desas-desus di istana tentang kemungkinan pernikahan antara bibi dan keponakan, yang bersahabat dan menghabiskan banyak waktu bersama, yang merujuk pada pernikahan antara Rhaenyra dan pamannya, yang kita saksikan pada salah satu episode House of the Dragon.
Setelah kematian Pyotr II pada Januari 1730, wasiat Ekaterina ditolak dan takhta ditawarkan kepada sepupunya, Anna Ioannovna. Keputusan serupa adalah dasar dari konflik dalam serial House of the Dragon — setelah kematian Raja Viserys, keinginannya untuk menjadikan Rhaenyra sebagai penggantinya dilupakan dan takhta diteruskan kepada sosok yang lebih nyaman bagi elite penguasa.
Bagaimanapun, kita sudah mengetahui akhir dari plot sejarah Rusia. Setelah kematian Anna Ioannovna dan periode singkat perwalian Anna Leopoldovna, pada malam 25 November 1741, Elizaveta Petrovna mendirikan kompi granat Resimen Preobrazhensky dan, tanpa menemui perlawanan di Istana Musim Dingin, mendeklarasikan dirinya sebagai permaisuri baru.
Bagaimana kisah konfrontasi antara Rhaenyra dan Alicenta dalm House of the Dragon akan berakhir, baru akan ditampilkan pada musim berikutnya meskipun penonton yang telah membaca bukunya tahu bahwa konfrontasi ini akan jauh lebih tragis.
Rusia tak hanya penuh dengan monumen-monumen Lenin atau penyair-penyair kondang, tapi juga naga. Bacalah selengkapnya!
Pembaca yang budiman,
Situs web dan akun media sosial kami terancam dibatasi atau diblokir lantaran perkembangan situasi saat ini. Karena itu, untuk mengikuti konten terbaru kami, lakukanlah langkah-langkah berikut:
- ikutilah saluran Telegram kami;
- berlanggananlah pada newsletter mingguan kami; dan
- aktifkan push notifications pada situs web kami.