"Dapatkah seseorang menjelaskan kepada saya, mengapa apartemen Rusia sering memiliki banyak pintu depan? Saya baru saja pindah dari asrama ke apartemen sewaan dan disini saya memiliki tiga pintu depan berturut-turut. Dua di antaranya hanya berjarak 2 cm. Apakah penduduk setempat masih takut beruang atau pasukan Napoleon?" tulis rekan asing baru-baru ini.
Seorang wanita berdiri di tangga apartemennya yang masih menggunakan pintu kayu tua di Novosibirsk, Rusia.
Aleksandr Kryazhev/SputnikPrivasi selalu menjadi masalah di Rusia, sebuah negara yang memiliki tradisi lama tentang kehidupan komunal dan keputusan kolektif bahkan sebelum revolusi Bolshevik. Gereja dan komunitas pedesaan setempat sering kali menetapkan aturan hidup bagi anggota mereka, serta ikut campur dalam kehidupan pribadi mereka.
Dalam masyarakat Soviet, orang mulai memiliki apartemen terpisah di kota-kota. Mulai dari pertengahan 1950-an, apartemen murah yang disebut khrushchevka (diambil dari nama Nikita Khrushchev), dibangun di seluruh Uni Soviet. Apartemen-apartemen tersebut memiliki pintu yang sangat rapuh dan bahkan tidak sepenuhnya terbuat dari kayu.
"Saya pernah membongkar sebuah pintu. Di dalamnya ada balok dan potongan-potongan kayu yang direkatkan pada lembaran serpihan kayu," tulis seorang warganet pada forum internet Rusia. Tidak heran pintu seperti itu tidak kedap suara. Saat duduk di dapur, seseorang bisa mendengar hampir setiap langkah di tangga dan begitu juga sebaliknya.
Seorang wanita membuka pintu yang dilapisi fabrikoid (dermatin), kulit tiruan murahan.
Boris Babanov/SputnikPintu-pintu itu juga tidak tertutup dengan baik. Setelah beberapa saat, kayu akan menyusut dan angin mulai muncul. Sementara, mencari pintu baru di Soviet akan menghabiskan waktu berbulan-bulan. Semua alasan itu membuat warga Soviet memperbaiki pintu depan apartemen mereka dengan melapisinya menggunakan kulit buatan bernama dermatin, yang juga dikenal sebagai fabrikoid. Kulit sintetis itu membuat pintu terlihat "lebih mewah" dan juga membantunya bertahan lebih lama.
Sebuah pintu depan ganda di sebuah apartemen.
Russia BeyondDi Soviet, tentu saja, ada juga pencurian. Dengan kualitas pintu yang buruk, orang-orang sangat khawatir bahwa pintu mereka dapat dibobol dengan mudah.
Lalu, mengapa negara tidak menyediakan apartemen antipencurian bagi warganya? Anehnya, ada alasan politik, yang dipaksakan oleh Partai Komunis. Kaum Bolshevik berpikir, memproduksi dan memasang pintu besi tidak hanya akan memakan biaya yang besar, tetapi juga merusak basis ideologi komunisme. Lagi pula, untuk apa seseorang membutuhkan pintu besi di negara yang semuanya adalah milik rakyat dan penegak hukum menjalankan tugasnya dengan sempurna? Di samping itu, apa yang ingin disembunyikan seseorang di balik pintu besi? Dalam masyarakat dengan tingkat privasi rendah, siapa pun yang ingin mengasingkan diri adakan mengundang kecurigaan dan gosip.
Pada tahun-tahun terakhir Soviet, banyak orang yang memasang pintu besi tebal dan sering kali memasang beberapa pintu sekaligus. Selain itu, jendela-jendela juga mulai dipasangi terali untuk mencegah pencuri masuk melalui jendela. Meskipun seseorang tak memiliki banyak harta berharga di apartemen seluas 30 meter persegi miliknya, mereka akan tetap memasang pintu yang mengesankan untuk pamer kepada tetangga mereka. Akan tetapi, alasan utama di balik popularitas pintu tebal dan berlapis-lapis itu tentu saja bersifat psikologis — setelah bertahun-tahun merasa tidak aman di balik pintu kecil yang tipis, mereka kemudian mencoba memastikan keamanan mereka dengan memasang beberapa pintu sekaligus.
Menurut sebuah mitos, sebagian besar pintu apartemen di Soviet dibuka ke dalam karena alasan keamanan negara — badan intelijen Soviet, KGB, diduga ingin semua apartemen mudah dibobol jika ada orang berbahaya mengunci diri di dalam.
Tentu saja, itu hanya mitos belaka. KGB Soviet dapat masuk atau mendobrak rumah mana pun jika perlu, tidak peduli seberapa tebal pintunya atau ke sisi mana pintu itu dibuka. Alasan sebenarnya jauh lebih sederhana. Tangga di khrushchyovka sangat kecil. Jadi, jika pintu dibuat terbuka ke luar, akan menghalangi orang yang lewat.
Di beberapa bangunan, pintu apartemen tetangga begitu dekat satu sama lain sehingga seseorang bisa saja mengenai tetangganya secara tak sengaja ketika membuka pintu, saat sang tetangga sedang berdiri di depan pintunya sendiri. Jadi, itulah mengapa pintu-pintu aparteman di Soviet terbuka ke dalam. Namun, pada 1990-an, banyak warga mengubah kusen dan membuat pintu mereka membuka ke luar untuk memberikan lebih banyak ruang di dalam apartemen.
Lucunya, orang Rusia masih mempertahankan kecintaan mereka pada pintu tebal hingga kini.
“Saya tidak akan pernah bisa menghabiskan malam dengan pintu dan rumah seperti itu, apalagi meninggalkan anak-anak dan istri saya di sana. Ini seperti 'siapa yang mau, masuklah!' dan Anda tidak pernah tahu apa yang akan terjadi,” tulis seorang pengguna internet Rusia menanggapi pintu depan sebuah rumah di Amerika, yang terbuat dari kayu dan kaca. Mungkin dia ada benarnya. Bagaimana menurut Anda? Beritahu kami di komentar!
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda