Tim Komite Olimpiade Rusia (ROC) mengikuti parade pada upacara pembukaan Olimpiade 2020 di Tokyo, Jumat (23/7). Bendera ROC dibawa oleh pemain anggar Sofya Velikaya dan pemain bola voli Maksim Mikhaylov.
Michael Kappeler/dpa/Global Look PressDunia penasaran mengapa Tim Rusia tidak tampil di Olimpiade Tokyo 2020. Sebaliknya, ada tim bernama Komite Olimpiade Rusia (Russian Olympic Commitee [ROC]) yang berisikan atlet-atlet Rusia dalam ajang olahraga internasional paling prestisius tersebut. Singkatnya, hal itu disebabkan oleh skandal doping yang berakibat larangan bagi atlet Rusia untuk bertanding dalam kompetisi internasional di bawah bendera Rusia.
Pembawa bendera Sofia Velikaya dan Maksim Mikhaylov dari tim ROC memimpin kontingen negara mereka pada upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.
Aleksey Filippov/SputnikMeskipun Tim Rusia dilarang secara resmi, para atlet dan ROC menemukan cara agar atlet Rusia dapat berpartisipasi dalam Olimpiade Tokyo 2020 (yang baru diselenggarakan pada Juli tahun ini akibat pandemi COVID-19). Mereka meminta Komite Olimpiade Internasional (IOC) untuk mengizinkan mereka tampil dengan nama ROC, yang secara teknis tidak memiliki kata 'Russia' yang saat ini dilarang (Russian dan Russia memiliki arti yang berbeda dalam bahasa Inggris -red).
Atlet dari tim ROC mengikuti parade pada ppacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020.
Vladimir Astapkovich/SputnikDengan cara tersebut, mereka juga mendapat kesempatan untuk menggunakan simbol ROC, yang warnanya mengacu kepada bendera nasional Rusia yang juga dilarang. Selain itu, alih-alih lagu kebangsaan Rusia yang sama dilarang, IOC mengizinkan sebuah fragmen dari Pioano Concerto No.1 karya Pyotr Tchaikovsky dimainkan sebagai gantinya.
Faktanya, ROC memiliki sejarah panjangnya sendiri dan layak untuk bertindak secara terpisah.
ROC didirikan pada 1911 dan merayakan hari jadinya yang ke-100 pada 2011.
Perangko edisi khusus ulang tahun ke-100 Komite Olimpiade Rusia.
GOZNAK/SputnikAtlet Kekaisaran Rusia ikut turut serta dalam tiga Olimpiade pertama dan baru berpartisipasi dalam Olimpiade London 1908. Saat itu, Rusia mengirimkan delapan atlet dan berhasil mengantongi beberapa medali. Sementara, pada 1912, ROC mengirimkan 178 atlet ke Olimpiade ke-5 di Stockholm, yang berpartisipasi dalam semua cabang olahraga. Namun, sayangnya tidak satu pun medali emas yang berhasil dikantongi.
Olimpiade berikutnya, setelah pembatalan selama Perang Dunia (PD) I, baru diselenggarakan pada 1920. Rusia sudah melewati Revolusi pada saat itu, tetapi IOC tidak mengakui otoritas Soviet yang baru terbentuk. Alhasil, IOC tidak mengirim undangan ke negara itu untuk berpartisipasi dalam Olimpiade 1920.
Akan tetapi, pada Olimpiade berikutnya, giliran Soviet yang yang mengabaikan undangan pertandingan "kapitalis" dari IOC tersebut. Sebagai gantinya, para atlet Soviet berpartisipasi dalam kompetisi alternatif yang diselenggarakan secara internasional di antara komite pekerja dan komunis.
Soviet juga melewatkan Olimpiade pertama setelah Perang Dunia II, Olimpiade London 1948 di London, karena negara itu masih memulihkan diri setelah perang. Akan tetapi, Soviet mendorong masyarakat untuk berolahraga dan menerapkan gaya hidup sehat, serta memiliki atlet-atlet yang kuat dan siap tanding sehingga dapat segera berlaga dalam kompetisi-kompetisi olahraga internasional.
Pada 1951, Komite Olimpiade Uni Soviet didirikan dan langsung diakui oleh IOC. Atlet Soviet tampil penuh kemenangan di Olimpiade pertama mereka, Olimpiade 1952 di Helsinki. Mereka berhasil menyabet 22 medali emas dan mencetak jumlah poin yang sama dengan Amerika Serikat (AS).
Atlet Soviet yang menyapu bersih medali cabang olahraga pedang Olimpiade Musim Panas 1976 di Montreal, (dari kiri) Vladimir Nazlimov (perak), Viktor Krovopuskov (emas), dan Viktor Sidyak (perunggu).
SputnikPada 1980, Soviet menyelenggarakan Olimpiade Musim Panas di Moskow. Namun acara itu diboikot oleh AS. Sebagai tanggapan, Soviet memboikot balik Olimpiade 1984 di Los Angeles. Itu adalah satu-satunya Olimpiade yang dilewatkan Soviet setelah komite olimpiade didirikan.
Upacara penutupan Olimpiade Musim Panas 1980 di Moskow.
Sergey Guneev/SputnikPada 1989, bahkan sebelum negara Soviet menghilang, Rusia sudah mendirikan komitenya sendiri. Setelah keruntuhan Soviet, IOC mengakui ROC sebagai penerus Komite Olimpiade Uni Soviet pada 1992.
Lambang ROC.
ROC/SputnikRusia mengadakan Olimpiade pertamanya dalam sejarah modern pada 2014. Persiapan Olimpiade Musim Dingin 2014 di Sochi dianggap kontroversial dan media internasional sangat skeptis tentang hal itu, terutama mengenai olahrga musim dingin yang akan dimainkan di kota subtropis di tepi laut. Namun, terlepas dari semua itu, Olimpiade itu sukses besar.
Penggemar olahraga dengan bendera Rusia di Taman Olimpiade selama Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.
Grigoriy Sokolov/SputnikRusia menghadapi skandal besar tentang penggunaan doping pada 2017. Pemerintah Rusia diduga memiliki program doping yang didukung negara dan mengabaikan aturan Olimpiade internasional. Keanggotaan ROC di IOC ditangguhkan, tetapi dipulihkan pada 2018, karena hampir semua atlet telah lulus tes doping terbaru.
Pada 2019, Rusia menghadapi skandal lain dan Badan Anti Doping Dunia (WADA) menghukum Rusia dengan larangan berpartisipasi dalam kompetisi olahraga internasional apa pun selama empat tahun, termasuk Olimpiade. Pada 2020, pengadilan Arbitrase Olahraga mengizinkan atlet Rusia untuk mengikuti berbagai kompetisi dengan syarat tidak tampil di bawah nama, bendera, atau menggunakan lagu kebangsaan Rusia selama sisa periode larangan dan tampil sebagai atlet "netral".
Именно так. «Все повадки гиен пропитаны трусостью: передвигаясь мелкими перебежками, с низко опущенной головой и поджатым хвостом, они приближаются к жертве и нападают исподтишка.»
— Lora (@Lora020563) April 29, 2021
А теперь взгляните на фото! Картина маслом! pic.twitter.com/CpYi0U2rg5
Foto: Petugas melepaskan bendera Rusia dalam kejuaraan catur.
Jadi, itulah mengapa penonton di seluruh dunia akan menyaksikan para atlet Rusia bertanding di Olimpiade Tokyo 2020 dengan bendera ROC.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda