Mengapa Orang Rusia Menggilai Film 'Brat'?

Discover Russia
VALERIA PAIKOVA
“Membuat film itu mudah, membuat film yang bagus adalah perang, dan membuat film yang sangat bagus adalah keajaiban,” ujar sutradara pemenang Oscar Alejandro Gonzalez Inarritu. Mengacu pada pernyataan itu, bisa dikatakan bahwa Aleksei Balabanov (1959—2013) merasa betah berkecimpung dengan perang dan menghabiskan seluruh karier sinematiknya membuat keajaiban. Film ‘Brat’ garapannya merupakan salah satu film terpenting yang pernah dibuat di Rusia pasca-Soviet.

Film Brat (Brother, 1997) dan sekuelnya Brat 2 (Brother 2, 2000) telah merebut hati banyak orang di Rusia. Kedua film ini terbilang istimewa karena berfungsi sebagai jembatan untuk memahami budaya Rusia dan generasi pasca-Soviet pada era 1990-an. 

Balabanov menamatkan pendidikan pada jurusan bahasa asing. Meski demikian, bakat sutradaranya lahir secara alami. Baginya, film  lebih dari sekedar pekerjaan — itu adalah cara untuk mengeksplorasi kehidupan pada tingkat yang lebih dalam. Balabanov memiliki selera dialog, ritme, detail yang mencolok, dan interaksi karakter yang sangat baik. Pada awal 1980-an, ia bertugas di penerbangan transportasi tentara Soviet dan terbang ke Afganistan selama perang untuk membawa kembali jasad prajurit yang tewas.

Dalam film Brat, Danila Bagrov muda, yang diperankan oleh Sergei Bodrov, Jr., kembali ke kota provinsi kecilnya setelah menyelesaikan dinas militernya. Ibu Danila memohon putranya untuk mengunjungi abangnya (Viktor Sukhorukov). Sepengetahuan ibunya, sang abang adalah bos besar di Sankt Peterburg. Namun, pada kenyataannya, Viktor, yang dikenal dengan julukan Tatar, adalah pembunuh bayaran dan sedang dalam masalah besar. Melihat sang abang dalam kesulitan, Danila pun ikut angkat senjata membelanya.

Danila pun berubah dari anak baik-baik menjadi penjahat berbahaya yang sangat ditakuti. Dia tak memiliki tujuan, ambisi, dan rasa takut sama sekali. Ia juga tak peduli setan akan status sosialnya. Yang dimilikinya hanya kebebasan mutlak, ketenangan batin, dan kepercayaan diri yang berbahaya. 

Film itu berhasil menarik perhatian banyak orang, dari remaja, ibu rumah tangga hingga pensiunan. Namun, alasannya bukan karena film itu sarat dengan aksi seru, tetapi karena ceritanya yang sangat menyentuh hati. Banyak yang menemukan diri mereka sendiri, teman, kerabat, atau tetangga dari teman mereka dalam karakter utama yang dibenci sekaligus dicintai.

Danila tidak pernah terlihat tanpa Discman-nya yang memainkan lagu-lagu musik rok populer Rusia. Pada film pertama, hanya lagu-lagu grup musik Nautilius Pompilius yang didengarnya. Namun, selera musiknya menjadi jauh lebih beragam pada sekuelnya. Lagu tema yang dipilih dengan cermat berkontribusi besar pada popularitas kedua film.

Ketika Brat 2 dirilis pada tahun 2000, film itu kembali meledak dan bahkan berhasil mengungguli kesuksesan film pertamanya. 

Pada sekuel itu, Danila Bagrov kembali tampil mengenakan sepatu bot berat yang sama, sweter krem ​​rajutan tebal, dan masih dengan seringai kekanak-kanakan di wajahnya. Danila, yang suaranya kabur karena kesedihan abadi, tiba di Moskow dan kemudian terlibat dalam perang antar geng. Hal-hal mengejutkan pun terjadi. Danila dan Tatar melakukan perjalanan ke Amerika untuk membalas dendam atas kematian temannya dan membantu saudara kembarnya, seorang pemain hoki yang dirampok oleh bandit Amerika.

Di Chicago, Danila sibuk melawan orang Afrika-Amerika, menyelamatkan seorang pelacur Rusia, dan membunuh setengah dari gangster kota.

Dia juga berhasil menundukkan mafia lokal dan mengambil kembali uang satu juta dolar milik temannya. Perilaku Danila didorong oleh naluri biologisnya untuk melihat keadilan ditegakkan. 

Pada film pertama, karakter utamanya adalah seseorang yang tidak diunggulkan, semacam anti-hero, seorang "pembunuh buta" yang mengajukan pertanyaan kekanak-kanakan seperti "Untuk apa kita hidup?" 

Namun, dalam Brat 2, Danila sudah memberikan banyak jawaban yang mengungkapkan sebagian dari pikirannya kepada musuhnya: “Kekuatan terletak pada kebenaran,” katanya. “Anda menipu seseorang, mendapatkan uang, dan berpikir Anda menjadi lebih kuat? Tidak! Karena tidak ada kebenaran di dalamnya."

Dengan liku-liku alur cerita sebanyak jalan-jalan Chicago yang berkelok-kelok, sekuel Brat tampak seperti boneka matryoshka Rusia. Film itu memiliki semuanya, seperti kecepatan, kedalaman, cerita yang bagus, dan banyak dialog yang berkesan (bersama dengan beberapa komentar yang cukup rasis).

Namun, kebenaran sederhananya, film Brat telah secara luas dianggap sebagai film thriller gangster terbaik Rusia hingga saat ini. Penuh skandal, mengejutkan, tidak benar secara politis, kesuksesan tak tertandingi dari  film ini mungkin karena keasliannya yang membutakan. 

Suka atau tidak suka, mahakarya Balabanov ini juga merupakan potret dari seluruh dekade pasca-Soviet. Ini adalah peninggalan waktu yang mungkin lebih suka dilupakan oleh banyak orang. Sang sutradara yang berasal dari kota Ural Sverdlovsk (sekarang Yekaterinburg) adalah seorang ahli yang lihai dalam hubungan antarmanusia. Dia menutup mata terhadap hukum konvensional genre yang diadopsi di film-film arus utama. Baginya, bahasa film menentukan jenis perilaku sosial.

Faktor apa yang membuat sebuah film menjadi bagus? Mungkin campuran adrenalin dan pesan. Keduanya memiliki sebutir kebenaran dan jarang hilang dalam terjemahan. Namun, jika film itu benar-benar luar biasa, tanpa suara pun penonton masih tahu apa yang sedang terjadi, seperti pada film Brat dan sekuelnya.

Pandemi COVID-19 telah menghantam industri film Rusia dengan pukulan telak, tetapi tidak membunuhnya. Berikutlima film Rusia yang paling dinantikan pada 2021.