Mengapa Gereja Ortodoks Rusia Memiliki Kubah Seperti Bawang?

Discover Russia
ALEXANDRA GUZEVA
Arsitektur gereja Ortodoks Rusia sangat beragam dan tampilannya telah berubah selama berabad-abad. Kubahnya sendiri berfungsi sebagai penanda periode, lokasi, serta untuk siapa atau apa gereja itu didedikasikan. Sejumlah sejarawan percaya, kubah bawang mungkin dipinjam dari arsitektur masjid Islam dari abad ke-15.

Gereja-gereja Basilika Kristen awal dan kuil Romawi kuno sering kali memiliki satu kubah besar berbentuk belahan bumi. Sementara, gereja-gereja Rusia dapat dimahkotai dengan sejumlah kubah dalam berbagai bentuk.

Jika sebuah gereja memiliki tiga kubah, itu melambangkan Tritunggal Mahakudus; lima kubah melambangkan Kristus dan Empat Penginjil; sementara, 13 kubah biasanya didedikasikan untuk Kristus dan para Rasul. Ada juga yang memiliki 25 kubah, seperti Gereja Ortodoks batu pertama yang dibangun di Kievan Rus pada akhir abad ke-10. Selain Kristus dan Para Rasul, kubah lainnya melambangkan 12 Nabi. Sayang sekali, gereja itu tidak bertahan.

Akan tetapi, kubah gereja itu sama sekali tidak terlihat seperti bawang. Untuk waktu yang lama, arsitektur gereja Rusia banyak menggunakan apa yang disebut kubah helm, yang bentuknya menyerupai helm bogatyr ‘kesatria’ Rusia. Kubah seperti itu dapat ditemukan di gereja tertua yang masih ada.

Namun, kubah bawang menjadi salah satu simbol Rusia dan ciri pembeda utama arsitektur gereja Ortodoks. Bentuknya melambangkan nyala lilin. "Itu adalah mahkota gereja, seperti lidah berapi-api yang dimahkotai dengan salib dan meruncing ke arah salib ...," tulis filsuf agama Yevgeny Trubetskoy dalam risalahnya Tri ocherka o russkoy ikone 'Tiga Esai tentang Ikon Rusia.

'Bawang' adalah bagian terakhir dari kubah, yang bertumpu pada alas silinder (disebut tholobate atau gendang). Diameter kubah bawang lebih lebar dari pada gendang.

Sejarawan memiliki teori berbeda tentang kapan kubah bawang muncul pertama kali dan yang terpenting, apa yang menginspirasi penggunaannya. Kubah-kubah ini dapat ditemukan pada berbagai miniatur dan ikon mulai dari akhir abad ke-13. Namun, gereja-gereja yang tergambar pada miniatur tersebut tidak ada yang bertahan.

Jadi, darimana bentuk ini berasal? Beberapa ahli percaya bahwa itu terinspirasi oleh gambar Edicule (kapel di atas Makam Suci), yang diyakini telah memiliki kubah bawang pada abad ke-11.

Sejarawan lain percaya bahwa kubah bawang mungkin dipinjam dari arsitektur masjid Islam, yang pada abad ke-15 sering memiliki kubah memanjang.

Jadi, mengapa bentuk ini digunakan secara luas? Ada teori berbeda yang mencoba menjelaskannya. Menurut salah satunya, bentuk bulat lebih praktis, karena mencegah salju dan air menumpuk di atap. Menurut teori lain, kubah bawang lebih mudah dibentuk menggunakan  kayu daripada kubah helm, dan ketika konstruksi gereja bergeser dari arsitektur kayu ke batu, bentuk kubah itu juga digunakan pada gereja batu. Namun, teori lain menunjukkan bahwa arsitek abad pertengahan berusaha mencapai bentuk yang lebih panjang dan lebih tinggi dalam arsitektur gereja, yang sejalan dengan gaya Gotik yang lazim di Eropa pada saat itu.

Sebagian besar gereja berkubah bawang yang bertahan hingga hari ini dibangun pada abad ke-16 dan setelahnya. Salah satu yang paling terkenal di antaranya adalah Katedral Santo Basil di Lapangan Merah, yang dibangun pada masa pemerintahan Ivan yang Mengerikan.

Faktor yang mungkin telah berkontribusi pada meluasnya penggunaan kubah bawang adalah munculnya gereja-gereja berbentuk tenda pada abad ke-16 hingga ke-17. Atap tenda — piramida yang tinggi dan beraneka segi adalah alternatif dari kubah drum. Para ilmuwan telah menyimpulkan, arsitek abad pertengahan pasti berpikir bahwa tidak cukup hanya dengan memahkotai struktur atap berpinggul dengan Salib dan mulai menambahkan kubah bawang ke dalamnya. Rancangan itu tersebar luas baik di gereja kayu maupun batu dan masih dapat dilihat di Rusia Utara, Moskow, Vladimir ,dan Suzdal. Selain itu, di banyak gereja dengan arsitektur yang lebih familiar, menara lonceng dimahkotai dengan atap tenda.

Seperti halnya jumlah kubah, warnanya juga memiliki makna simbolis. Kubah emas melambangkan kemuliaan surgawi dan digunakan untuk memahkotai katedral atau gereja utama di biara. Katedral ini sering didedikasikan untuk Kristus atau Dua Belas Pesta Besar (12 hari raya utama yang dirayakan oleh Gereja Ortodoks Rusia).

Sementara, kubah biru dengan bintang digunakan di gereja yang didedikasikan untuk Bunda Allah atau Kelahiran Kristus.

Gereja yang didedikasikan untuk Tritunggal Mahakudus atau untuk orang-orang kudus biasanya memiliki kubah hijau. Terkadang, untuk yang terakhir juga memiliki kubah perak.

Kubah hitam banyak digunakan di gereja biara.

Kubah multiwarna Katedral Santo Basil yang Diberkati di Lapangan Merah diyakini melambangkan keindahan Yerusalem Surgawi, yang menurut legenda dilihat oleh orang bodoh suci dalam mimpinya.

Kenapa beberapa pemeluk Ortodoks pindah agama? Klik di sini untuk mengetahui alasannya!