Datang Tak Diundang, Pulang (Mesti) Diantar: Bagaimana Orang Rusia Mengusir Beruang ‘Nyasar’?

Discover Russia
VIKTORIA RYABIKOVA
Bayangkan Anda keluar apartemen dan bertemu beruang kutub di balik pintu. Siapa yang akan Anda hubungi? Tentu saja, Patroli Beruang, badan yang secara khusus dibentuk untuk menyelamatkan orang-orang dari binatang buas dan sebaliknya.

Pada awal Mei tahun ini, suhu di Desa Ust-Kara (populasi tak lebih dari 500 jiwa), pesisir Laut Kara, belum menghangat. Sebuah blok apartemen dua lantai tampak terselimuti tumpukan salju tebal. Di salah satu apartemen di lantai II, Evgenia Amelychkina, kepala desa setempat, tertidur pulas. Pada pukul 6.00 pagi, dering telepon membangunkannya. Maksud hati hendak menyumpahi si pengganggu, ia malah tak percaya.

“Evgenia Yuvinalievna, ada seekor beruang di atap, jangan panik!” teriak seorang tetangga melalui telepon. Masalahnya, mendengar kata “panik” justru hanya membuatnya makin panik.

Menurut Koordinator Dana Dunia untuk Alam (World Wide Fund/WWF) Rusia Sergey Uvarov, beruang itu memanjat tumpukan salju dan naik ke atap Amelichkina. Untungnya, tidak ada warga yang terluka, sementara Evgenia segera memanggil patroli khusus. Para petugas datang dengan mobil salju dan menyalakan suar untuk mengusir hewan liar itu dari desa.

Sebetulnya, ini sama sekali bukan peristiwa unik. Beruang biasa menyambangi permukiman-permukiman warga di Okrug Otonom Nenets (di sanalah Desa Ust-Kara berada), Chukotka, dan wilayah Arktik lainnya. Namun, hewan itu kini makin sering “bertamu” ke rumah-rumah warga.

“Anda bisa bertemu beruang saat membuang sampah atau mengantar anak ke sekolah. Anda bahkan mungkin tak bisa meninggalkan rumah karena ada seekor beruang menunggu di dekat pintu masuk,” jelas Uvarov.

Karena itulah, WWF Rusia mendirikan Patroli Beruang, sekelompok sukarelawan lokal yang bekerja demi menjauhkan manusia dari beruang dan sebaliknya. Jika seekor beruang berkeliaran di permukiman warga, kelompok ini akan menggiring hewan itu kembali ke habitat aslinya.

Lantas, bagaimana kelompok sukarelawan ini menjaga keamanan permukiman warga di wilayah-wilayah Rusia paling utara, dan mengapa beban kerja mereka terus meningkat tiap tahun?

Kebutuhan Dasar

Brigade Patroli Beruang pertama didirikan pada 2006 di sebuah desa di Chukotka, kata Direktur WWF Rusia Dmitry Gorshkov. Dia mengatakan bahwa sebanyak delapan tim Patroli Beruang beroperasi di Kutub Utara: masing-masing dua di Chukotka dan Yakutia, serta empat lainnya di Distrik Otonom Nenets. Setiap patroli terdiri dari tiga hingga empat orang.

“Pada dasarnya, mereka mengusir beruang dari permukiman, memperingatkan warga setempat akan kemungkinan kemunculan beruang, serta tindakan pengamanan yang perlu mereka lakukan. Mereka juga memantau kondisi beruang, sarang dan persediaan makanan mereka, termasuk walrus,” kata Gorshkov.

Beruang biasanya terlihat di sekitar permukiman penduduk dari musim gugur hingga akhir musim semi, kata Uvarov. Pada musim gugur, ketika es membeku, beruang berkeliaran di sepanjang area landfast ice (lautan es yang “merekat” di sepanjang garis pantai). Begitu musim semi tiba, es mulai mencair. Akibatnya, beruang pindah ke tepi es di dekat pantai. Di sanalah buruan utama beruang, anjing laut, biasanya hidup.

Namun, akibat pemanasan global, es kian menipis, sementara es-es yang terapung makin kecil. Kondisi ini memaksa beruang menuju daratan untuk mencari makanan. Hewan ini tertarik dengan aroma daging dan ikan yang berasal dari timbunan sampah.

“Es yang mencair memaksa beruang menyeberangi perairan yang luas demi sampai ke pantai. Mereka sampai di darat dalam keadaan lapar, kelelahan, marah, dan terkadang terluka, misalnya, ketika seekor betina harus melindungi anaknya. Dalam kasus ini, beruang sangat berbahaya dan bisa melihat manusia sebagai mangsa,” kata Uvarov.

Beruang-beruang muda dengan bobot 50—100 kg dapat berkeliaran di permukiman penduduk karena penasaran. Mereka tidak berbahaya sampai sang induk datang. Induk beruang dapat menyerang manusia demi melindungi anaknya-anaknya.

Beruang dapat diusir dengan menggunakan suara keras atau cahaya terang, kata Uvarov. Karena itu, pistol suar cukup umum digunakan. Suara berisik mesin mobil salju juga dapat membuat hewan itu kabur.

“Kita harus menakut-nakuti beruang dengan cara yang dapat menampakkan siluet manusia supaya ia belajar takut pada orang. Hewan-hewan itu digiring ke laut, lalu dibiarkan sendiri,” jelas Uvarov.

Patroli Harian

Tatiana Minenko bergabung dengan Patroli Beruang pada 2007. Kini, ia mengepalai Patroli Beruang di Desa Ryrkaipiy, Chukotka. Minenko mulai mengamati beruang, paus, dan walrus semasa kanak-kanak. Ia bahkan telah menggembalakan rusa kutub dan membuat pakaian dari kulit hewan sejak kecil.

Ketika ditanya berapa banyak beruang yang ia lihat sepanjang hidupnya, semua jemarinya ternyata tak cukup untuk menghitung. Segala ketakutan yang pernah ia rasakan pun sudah lama hilang. Kini, dia bisa menakut-nakuti beruang dengan membuat suara dari tenggorokan dan ayunan tombak. Namun, sebuah kejadian pada 2019 sungguh mengejutkannya.

“Pada jam 10 malam, saya tengah berpatroli. Suasana amat sunyi, Anda bahkan tak bisa mendengar suara anjing,” kata Tatiana dengan suara yang sedikit gemetar sambil memegang kamera. Dalam frame terlihat beberapa bangunan apartemen dua lantai, jalan bersalju, gelap, dan kesunyian yang memekakkan telinga.

Tatiana merekam video itu pada Desember 2019. Video itu menunjukkan bagaimana kampung kelahirannya dikepung oleh 60 ekor beruang. Karena lapisan es tidak cukup tebal untuk bisa dilalui hewan-hewan itu ke utara, mereka berkumpul di pantai dekat desa, mengerubungi bangkai-bangkai walrus yang bergeletakan sejak musim gugur.

Selama lebih dari lima hari berturut-turut, Tatiana dan warga lainnya menggali bangkai walrus dari salju dan mengeluarkannya keluar dari desa untuk mengusir beruang. Mereka dan juga berkeliling desa beberapa kali dalam sehari dan menjaga taman kanak-kanak dan sekolah, mengantisipasi jika sewaktu-waktu beruang muncul di sana. Yang jelas, itu merupakan salah satu misi paling menakutkan dalam beberapa tahun terakhir.

Musim gugur 2019 juga tak kalah mencekam bagi Desa Amderma di Okrug Otonom Nenets, kata Uvarov. Menurutnya, desa itu dulunya adalah rumah bagi 12 hingga 14 ribu warga. Namun, kini jumlah penduduk di sana tak lebih dari 350 orang saja. Sebagian besar bangunan telah runtuh, dan beruang berdatangan mengais puing-puing bangunan.

“Pada musim gugur 2019, seekor beruang besar masuk ke dalam bangunan apartemen dan naik ke lantai II. Orang-orang mencoba menakut-nakutinya dengan berteriak, lima atau enam orang sekaligus, tetapi tidak ada yang berhasil sampai patroli tiba dan menggiringnya kembali ke laut,” kenang Uvarov.

Pada Mei 2020, seekor beruang bersama dua anaknya meninggalkan sarang dan menghabiskan lima hari di tempat pembuangan sampah di Desa Leningradsky, Chukotka, untuk mencari makanan. Tidak ada patroli di sekitar situ. Tim terdekat harus berkendara sejauh seratus kilometer dengan mobil salju dan kemudian menggiring induk beruang dan anak-anaknya ke laut untuk berburu anjing laut.

“Kami menemani mereka selama lebih dari tiga jam sejauh 26 km. Ketika mereka mencapai pantai, sang induk akhirnya berbaring di atas es dan menjadi tenang. Kami sangat gembira. ‘Akhirnya kita bisa pulang!’,” kenang petugas patroli Valery Kalyarakhtyn.

Memberantas Pemburu dan Menyelamatkan Nyawa

Selain pemanasan global, patroli tersebut mencoba melindungi beruang dari pemburu yang pertama kali terlihat di Pulau Vaygach pada 2014—2015, kata Uvarov.

“Kasus perburuan terakhir terjadi pada 2017. Untunglah, sejak saat itu, kami tak menemukan lagi pemburu.” Namun, hingga kini belum ada ada pos pengawas di habitat beruang. Keamanan beruang hanya bergantung pada inspeksi dan pengawasan yang sesekali dilakukan Patroli Beruang.

Selain itu, beberapa permukiman, seperti Amderma, membutuhkan perlindungan lebih, termasuk sistem untuk memperingatkan kemunculan beruang, pengawasan video, dan pagar.

“Kami telah mendiskusikan peningkatan sistem perlindungan dengan pemerintah setempat. Sekarang, kami tengah mengumpulkan dana dari siapa pun yang mendukung gagasan tersebut. Kami berupaya agar tak ada nyawa yang melayang, baik manusia maupun hewan,” kata Uvarov.

Mansur suka mengendarai truk, bermain bersama para pilot, dan bahkan masuk ke dalam kokpit “menerbangkan” pesawat — dan dia seekor beruang.