Menginspirasi dan Kekinian: Guru-Guru ‘Gaul’ Panutan Generasi Muda Rusia

Discover Russia
DARIA AMINOVA
Tiga guru muda nonkonvensional memberi tahu kami apa yang mereka lakukan supaya anak-anak giat bersekolah.

1. Andrei Fedotov

Andrei sebetulnya ingin menjadi penerjemah, tetapi takdir berkata lain: ia malah menjadi guru Bahasa Inggris. Awalnya, Andrei mengira dirinya tak akan bertahan lama pada pekerjaan ini. Ia salah sangka — Andrei kini telah mengajar selama lima tahun dan bahkan telah menjadi vlogger terkenal.

Pada mulanya, dia merasa sulit beradaptasi dengan sekolah. Kesalahan demi kesalahan ia lakukan, tetapi itu justru menjadi pelajaran berharga baginya. “Kini, murid-murid sudah kuanggap seperti anak-anak sendiri, sedangkan mereka menganggapku seperti ayah mereka sendiri”, katanya.

Andrei mengajar kelas taruna di sebuah SMA yang tak semua siswanya termotivasi untuk belajar bahasa Inggris. Karena itu, pada pertemuan pertama, dia membantu para siswa untuk menyadari mengapa mereka membutuhkan bahasa Inggris. Meski sudah lima tahun mengajar, Andrei mengaku dirinya terkadang masih kewalahan. Namun, kreativitas dan pendekatan yang tenang membantunya mengatasi segala tantangan.

Pada 2014, saat perayaan Hari Ibu, Andrei membuat sebuah video dengan murid-muridnya. Video itu dibuat berdasarkan lagu rap yang ditulis oleh salah seorang taruna. Tujuan utamanya adalah menyatukan anak-anak muda. Pada pemutaran perdana, para ibu menangis. Hasilnya ternyata sangat menginspirasi pada murid dan guru. Mereka kemudian mulai mencoba membuat parodi musik dengan berbagai tema dan memublikasikan video pada aplikasi Tik-Tok.

Sebulan kemudian, Andrei dan murid-muridnya memiliki 100 ribu pengikut pertama mereka. Kini, mereka punya 600 ribu pengikut. Dari aplikasi tersebut, beberapa pengguna pindah ke YouTube (36.000 pelanggan).

Andrei memikirkan seluruh alur cerita bersama murid-muridnya, tetapi dia mengeditnya sendiri. Video paling populer mereka, pentas musikal sekolahan dengan lagu “Despacito”, telah ditonton oleh 360 ribu orang.

Sekarang, murid-murid Andrei sedang membuat parodi tarian “Skibidi” yang lumayan viral di Rusia. Mereka telah menemukan sebuah kelompok tari dan tempat untuk memproduksi video tersebut.

Setahun yang lalu, Andrei meluncurkan serial video YouTube berjudul Shkola Vyzhivaniya Molodogo Pedagoga (Sekolah Bertahan Hidup untuk Guru Muda). Melalui video-videonya itu, Andrei memberikan sejumlah saran untuk orang-orang, khususnya anak-anak muda, yang baru terjun dalam pekerjaan ini. Andrei membagikan video tentang hal-hal yang berhubungan dengan sekolah, seperti kantin, pelajaran, guru yang buruk, dan murid yang tidak patuh. “Saya mau supaya guru-guru muda bertahan di sekolah dan tidak terintimidasi oleh masalah-masalah administrasi dan lainnya,” katanya.

2. Vyacheslav Posokh

Ketika Vyacheslav lulus dari sebuah sekolah pengajaran Bahasa Inggris di kota Perm (1.433 km di timur Moskow), dia tak pernah membayangkan akan menjadi seorang guru sungguhan. Dia terlatih sebagai penerjemah, bekerja sebagai sukarelawan di acara-acara internasional dan, sebagai bagian dari program Global Education, melanjutkan studi ke Universitas Monash di Australia.

Dua tahun kemudian, ketika Vyacheslav kembali ke Perm, ia diminta untuk mengajar Bahasa Inggris di sekolahnya dahulu. Kini, ia telah mengajar selama dua tahun. Ia bahkan telah memenangkan kompetisi Man in Education. Pengikut Instgram-nya terus bertambah, dan itu bukan cuma murid-murid sekolah yang ia ajar. Para wartawan bahkan menyebut Vyacheslav sebagai “guru Rusia terseksi” dan warganet Rusia sering kali mengatakan dia seharusnya menjadi model alih-alih guru.

Sementara para pengikutnya sibuk mendiskusikan foto-foto Vyacheslav, sang guru tengah bersiap mengajar. Menurutnya, murid-murid zaman sekarang lebih banyak belajar dari pendekatan individual daripada mengerjakan latihan dari buku-buku teks. Ia berpendapat, guru sebaiknya berfokus pada bidang yang diminati si murid. Misalnya, jika anak Anda menyukai olahraga, biarkan ia menonton siaran olahraga dalam bahasa Inggris dan membahas permainan yang telah mereka tonton.

“Bagi saya, anak-anak harus menyukai proses itu sendiri dan tidak takut akan nilai mereka. Ini sangat penting. Lagi pula, nilai hanyalah cara untuk memahami tataran si anak selama proses penyerapan ilmu, bukan sebagai evaluasi terhadap dirinya sebagai seorang individu,” kata Vyacheslav.

Vyacheslav percaya bahwa anak-anak lebih mudah menjadikan guru sebagai panutan. Itulah sebabnya, penampilan, pengetahuan, rasa humor, dan kecerdasan emosional sangat penting bagi seorang guru. Vyacheslav juga berencana untuk merekam podcast dalam bahasa Inggris. Sementara untuk Instagram, ia tak ingin terlalu menghabiskan energi dalam mempromosikan akunnya. Baginya, itu hanya semacam buku harian yang membantunya melihat ke belakang dan berefleksi.

3. Kirill Arefiev

Guru SD di kota Serpukhov (105 km di selatan Moskow) ini baru berusia 25 tahun. Kini, dia mengajar tujuh orang siswa. Kirill adalah satu-satunya guru pria dalam jajaran staf sekolahnya. Pemuda itu merasa mengajar sebagai panggilan hatinya setelah ia pertama kali bertemu murid-muridnya.

Kirill mengajar kerajinan tangan. Video dan segala publikasinya tentang kehidupan sekolah menarik minat ribuan pengguna Instagram. Menurut Kirill, dia awalnya tak berencana menggunakan akun itu untuk tujuan kerjadia hanya memublikasikan foto untuk para orang tua, sementara anak-anak suka difoto dengan guru mereka.

Setelah ia memenangkan gelar Guru Tahun Ini pada 2015, jumlah pengikutnya langsung meroket. Guru muda itu pun mulai menerima surat berisi pertanyaan dan ide dari rekan-rekannya..

Menurut Kirill, orang-orang harus mengambil pendekatan yang antusias dan positif untuk mengajar anak-anak sekolah masa kini. Selain itu, guru juga harus berusaha menyamakan “frekuensi” dengan murid-muridnya seraya mengarahkan mereka ke arah yang benar.

Anak-anak menyukai guru yang cerdas, baik, dan tulus yang mencintai dan menginspirasi mereka.

Misi guru pertama seorang anak adalah membuat mereka tertarik dan menanamkan keinginan untuk belajar sejak tahun pertama, ujar Kirill meyakini.

Selain itu, Kirill percaya bahwa membangun tradisi untuk anak-anak pun tak kalah penting. Misalnya, setiap akhir tahun ajaran, Kirill mengumpulkan murid-muridnya untuk pergi piknik. Pada malam hari, ia dan anak-anak menyiapkan pertunjukan yang untuk para orang tua. Jika seorang anak tak mau pergi ke sekolah, Kirill menyarankan supaya orang tua dan guru sama-sama mencari tahu alasan di balik keengganan si anak. Menurutnya, ada banyak faktor. Si anak bisa jadi ketakutan, misalnya, dan itu adalah sesuatu yang harus ditangani.

Kirill kini berencana untuk mengembangkan akunnya lebih lanjut karena sudah memiliki lebih dari 16 ribu pengikut. Itu berarti, ada banyak orang yang berpikiran sama di luar sana. Orang-orang ini tentu menganggap publikasinya bermanfaat, kata Kiril. Untuk saat ini, ia adalah satu-satunya “guru gaul” di Serpukhov. Namun, ia berharap akan ada guru-guru baru yang mengikuti jejaknya.

Merayakan hari pertama tahun ajaran baru dan menulis sambung — sistem pendidikan di Rusia sangat berbeda jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah di Barat. Inilah tujuh ciri khas sekolah Rusia!