Semuanya berawal ketika di Twitter, Rowling menyerang Perdana Menteri Inggris Theresa May karena menentang pemungutan suara dari rakyat mengenai keputusan terakhir dari Brexit yang memecah belah pendapat. Banks menanggapi dengan mengatakan bahwa sang pengarang Harry Potter “munafik”, yang memicu balasan dari Rowling dalam bahasa Rusia. Tampaknya twit itu merujuk kepada penyelidikan yang sedang berlangsung terhadap Bank.
Dengan bahasa Rusia yang benar, Rowling murka disebut munafik, membalasnya bahwa si "pria sederhana" menghabiskan uangnya "untuk makan siang mahal dengan orang Rusia yang kaya dan mencurigakan."
Banks terkenal karena menjadi salah satu penggagas kampanye Leave bersama dengan Richard Trice. Ia juga salah satu sponsor utama Partai Kemerdekaan Inggris (UKIP), dan berada di balik donasi politik terbesar di Inggris - 4,8 juta pound sterling (87 miliar rupiah). Banks adalah target sebuah penyelidikan apakah uang itu berasal dari luar negeri - sebuah kasus yang Banks yakini dibuat-buat oleh orang-orang anti-Leave.
Pengguna Twitter fokus menyerang dua tokoh berpengaruh itu, tapi kebanyakan ditujukan kepada Banks, yang tampaknya meminta bantuan dari "anaknya yang berdarah setengah Rusia" untuk melihat apakah bahasa Rusia Rowling sudah benar.
Langkah Banks itu segera menjadi bumerang. Orang-orang yang membenci Brexit — bahkan orang-orang Rusia yang tinggal di Inggris — dengan cepat mendukung Rowling.
Rowling berbicara tentang segala hal di Twitter, mulai dari Donald Trump hingga feminisme. Ia bahkan mengubah beberapa detail dalam bukunya supaya lebih cocok dengan pandangan politiknya. Contohnya, Rowling yakin Harry Potter akan mendukung Israel dan bahwa Hermione tidak murni kulit putih.