1. Sviatopolk yang Terkutuk (980 - 1019)
Sebenarnya sulit untuk menilai apakah para pangeran abad pertengahan Rus Kiev baik atau jahat karena kita hanya tahu sedikit tentang mereka dan biasanya hanya dari kronik yang ditulis berabad-abad kemudian. Tetapi, Sviatopolk, putra Vladimir yang Agung yang mengkristenisasi Rus, tentu memiliki pamor terburuk. Ia dijuluki "Yang Terkutuk".
Seperti dituliskan dalam kroniknya, Sviatopolk terkenal karena membunuh tiga saudara laki-lakinya: Boris, Gleb, dan Sviatoslav dalam usaha perebutan kekuasaan. Ia berhasil meraih kekuasaan pada 1015 - 1019 di Kiev, yang saat itu kota Slav paling penting. Namun, belakangan, saudara laki-laki lain, Yaroslav yang Bijaksana (yang memiliki pamor bagus seperti namanya), memaksanya mundur dan Sviatopolk pun meninggal di pengasingan.
2. Malyuta Skuratov (1541 - 1573)
Kaki tangan Ivan yang Mengerikan yang paling terkenal, Malyuta Skuratov bahkan lebih kejam dari Tsarnya. Ia pernah mencekik dengan bantal seorang imam yang menolak politik represif Ivan - kemudian imam itu dibaptis dan Malyuta jatuh ke dalam keterpurukan.
Diduga, ia melakukan hal-hal yang bahkan lebih mengerikan dari itu. Sejarawan Nikolay Karamzin menulis: “Pada bulan Juli 1568… Orang-orang Ivan yang paling setia, yang dipimpin oleh Malyuta, membawa istri-istri yang cantik dari seluruh Moskow dan membawa mereka ke desa di mana tsar memilih beberapa untuk dirinya sendiri dan memberikan beberapa kepada anak buahnya… Banyak wanita kemudian meninggal dengan rasa malu."
Dngan kaki tangan lainnya, Malyuta membunuh ribuan orang. Rusia dikenal memiliki banyak penindas tetapi orang ini benar-benar berbeda.
3. Saltychikha (1730 - 1801)
Anda pikir seorang wanita tak bisa kejam? Daria Saltykova (Saltychikha nama panggilannya) gemar menyiksa dan membunuh budaknya - hanya karena ia ingin. Sebagai pemilik sebuah perkebunan besar, ia dikenal suka memukul dan mengeksekusi siapa pun yang tak ia sukai. Setidaknya 38 petaninya meninggal setelah disiksa; sisanya hidup dalam ketakutan.
Bahkan menurut standard abad ke-18 itu tetap keterlaluan: tuan tanah dilarang membunuh petani mereka. Jadi, setelah mengetahui kesadisan Saltykova, Ekaterina yang Agung memenjarakannya pada 1762 (sang tuang tanah baru berusia 32 tahun saat itu). Ia menghabiskan sisa hidupnya di balik jeruji.
4. Nikolai Yezhov (1895 - 1940)
Banyak orang Rusia yang masih menyukai Stalin meskipun rezimnya membunuh paling sedikit 70 ribu orang selama Great Repression. Ini berbeda dengan salah satu bawahannya yang paling keji, Nikolai Yezhov, yang mengepalai Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri (NKVD) dari 1936 hingga 1938. Namanya hanya sering dikaitkan dengan darah.
Mirip Malyuta Skuratov, di bawah komando Stalin, Yezhov melakukan Pembersihan Besar-Besaran tahun 1937, saat puncak penindasan oleh Stalin. Ini merupakan pembantaian: orang-orang ditembak, dipenjarakan, dan dikirim ke kamp kerja paksa di mana mereka harus bekerja hingga mati. Yezhov bertanggung jawab akan hal ini: orang-orang nantinya menyebut masa ini Yezhovshchina - atau "fenomena Yezhov".
Pers resmi menyebutnya "Komandan Besi" sementara Yezhov kemudian dicap sebagai "cebol yang berdarah" (tingginya hanya sekitar 1,5 meter). Sangat setia kepada Stalin, Yezhov akhirnya jatuh dari anugerah sangat tajam. Pada 1938 Stalin memecatnya dan beberapa tahun Yezhov diadili dan ditembak dan ditembak oleh orang-orang yang menggantikannya di NKVD.
5. Andrey Vlasov (1901 - 1946)
Ketika seorang Jenderal Soviet pindah haluan dengan mendukung Hitler di Perang Dunia II agar "membebaskan Rusia dari komunisme", langkah itu tak disambut dengan baik oleh Uni Soviet. Seperti dikatakan Direktur Institut Kajian Strategis Rusia Leonid Reshetnikov, “Bagi rakyat Soviet, Vlasov adalah simbol pengkhianatan, Yudas modern.” Citra ini tak banyak berubah sejak saat itu.
Vlasov memiliki karier yang hebat di Uni Soviet: ia mulai bertugas di Perang Sipil, dipromosikan menjadi penasihat militer di Tiongkok, dan kemudian bertempur dengan gagah berani dalam Perang Patriotik Raya, terutama dalam Pertempuran Moskow (1941). Namun, pada 1942 ia ditangkap oleh Jerman.
Ia menerima tawaran Nazi untuk memimpin pasukan tentara Soviet yang ditangkap yang telah setuju untuk melawan kamerad mereka. Dalam suratnya terbukanya, Vlasov menjelaskan bahwa "Bolshevisme menyamar sebagai Tanah Air", dan orang-orang Rusia harus melawannya bersama dengan orang Jerman. Pasukannya yang disebut "Tentara Pembebasan Rusia" berpartisipasi dalam pertempuran melawan Soviet, namun akhirnya ia digantung oleh pemerintah Soviet karena pengkhianatan.