Orang Rusia sangat menikmati pesta malam yang panjang bersama teman-teman dan sanak saudaranya. Sambil mengudap makanan pembuka yang lezat dan menenggak vodka, mereka suka menyanyikan lagu-lagu yang menyentuh hati. Biasanya, salah satu dari mereka akan mengambil gitar dan mulai memainkan lagu yang terkenal.
Lagu-lagu yang menyentuh hati ini kebanyakan bergenre romansa dan lagu rakyat. “Tonkaya ryabina” (Pohon Rowan yang Ramping) adalah salah satu yang paling menyedihkan dan biasa dinyanyikan tanpa iringan musik. “Mengapa engkau tetap berdiri, pohon Rowan yang ramping; engkau bersandar di pagar. Sementara di seberang jalan yang lebar, melewati sungai yang mengalir, berdiri sebuah pohon ek tinggi berwarna abu-abu yang sendirian, seperti engkau.”
Lagu-lagu lain yang tak kalah populer dinyanyikan sambil minum adalah “Oiy, moroz, moroz” (Oiy, Dingin, Dingin), “Vinovata li ya?” (Salahkah Aku?), dan “Chyorniy voron” (Gagak Hitam).
Mengajak bersulang sebelum minum adalah tradisi Rusia kuno. Pada acara-acara resmi, bersulang dilakukan secara serius dan sungguh-sungguh. Namun, di pesta kecil-kecilan bersama teman dekat, kebiasaan ini justru menjadi tak terlalu serius dan kerap menimbulkan gelak tawa. Namun, beberapa tos ternyata bisa membuat air mata mengalir.
Komedi Soviet yang populer, “Kavkazkaya plennitsa” (Penculikan, Gaya Kaukasus), adalah gudangnya kutipan-kutipan lucu yang membangkitkan emosi kuat saat dikenang. Dalam satu episode, Shurik, sang tokoh utama, disambut di restoran dengan anggur dan tos. Seseorang yang merasa sangat tersentuh berdiri dan berkata. “Dan ketika seluruh kawanan domba terbang menuju musim dingin di selatan, seekor burung kecil yang sombong berkata, ‘Saya akan terbang langsung ke matahari.’ Ia lalu terbang tinggi dan semakin tinggi, tapi tak lama sayapnya terbakar dan ia jatuh ke dasar jurang terdalam. Mari kita minum sehingga tak satu pun dari kita, tak peduli seberapa tinggi ia terbang, tak akan pernah terpisah dari tim!” Tanpa diduga, Shurik mulai menangis. “Ada apa?” tanya tamu yang lain padanya. “Saya merasa kasihan pada burung itu,” kata Shurik.
Puisi memang dapat membangkitkan emosi, terutama jika berkaitkan dengan sesuatu atau seseorang yang penting bagi kita. Hingga kini, puisi-puisi karya Aleksandr Pushkin, Sergei Yesenin, dan Marina Tsvetayeva tak pernah gagal menyentuh perasaan orang-orang Rusia hingga ke dalam sanubari mereka. Coba dengarkan suara Anna Akhmatova yang direkam pada pertengahan abad yang lalu. Ketika ia membacakan sajak tentang peristiwa tragis dalam sejarah Rusia, siapa pun tak mungkin mampu membendung air matanya.
Nostalgia sering menyebabkan kesedihan dan kemurungan di antara emigran-emigran Rusia. Terkadang, mereka merasa sangat kesepian dan sedih hingga tak dapat menahan air matanya. Mereka tak hanya merindukan teman dan kerabat mereka, tapi juga budaya Rusia. “Saya tak bisa melihat foto pohon birch tanpa meneteskan air mata,” bunyi sepenggal lirik lagu grup musik rok Rusia yang terkenal, Bi-2, yang menghabiskan beberapa tahun tinggal di luar negeri pada 1990-an.
Selain merindukan tanah air mereka, orang-orang Rusia juga kerap merindukan “masa-masa itu”. Apa maksudnya? Ada semacam pandangan umum bahwa Rusia di masa lalu jauh lebih baik daripada saat ini. “Masa-masa itu” bukan hanya mengacu pada era Uni Soviet (50 persen orang Rusia merindukan periode itu), tapi juga pada era '90-an yang bebas dan tanpa hukum. Orang-orang tak hanya mengenang masa ketika tersedianya lapangan pekerjaan dan makanan murah, tapi juga merindukan masa muda mereka dan tahun-tahun yang tak akan pernah kembali.
Video berikut membuktikan bahwa memang “lebih baik di masa lalu”.
Orang-orang Rusia tak hanya menangis karena kesedihan, tapi terkadang juga karena tawa. Air mata kegembiraan bisa mengalir saat menonton acara-acara aneh, seperti “Anshlag”, “Krivoe zerkalo”, dan pertunjukannya Evgeny Petrosyan. Program-program yang disiarkan di saluran televisi pemerintah semacam itu terutama sangat populer di kalangan orang-orang tua (anak muda biasanya lebih memilih untuk menertawakan meme di VK dan media sosial lainnya). Coba uji diri Anda. Apakah video ini akan membuat Anda menangis tertawa?
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda