Saya membaca lencananya, “Thomas Guard”. Nama keluarganya sangat cocok (guard: penjaga) untuk pria berseragam dengan postur berisi dan tinggi yang sedang berbicara dengan saya ini. Tuan Guard adalah petugas visa di Konsulat AS, dan sepertinya pekerjaan utamanya adalah menolak berkas setiap orang Rusia yang akan berkunjung ke negaranya. Setidaknya ia tampak menikmati hal ini.
“Kalau orangnya seperti ini, tidak ada harapan,” pikir saya saat Guard memindai saya dan dokumen-dokumen dengan mata biru dinginnya. Saya bahkan mulai berbisik bahasa Rusia kasar – suatu hal yang pasti saya lakukan saat berurusan dengan proses visa. Situasinya sudah berantakan sejak awal.
“Bagaimana jika Anda ke AS pada musim panas? Akan menyenangkan,” Olga mengatakan dua bulan sebelumnya di sebuah kafe di pusat kota Moskow. Ia adalah seorang teman lama; kami satu SMP sebelum ia dan ibunya pindah ke AS delapan tahun yang lalu. Olga baik-baik saja di AS namun sering mengunjungi tanah airnya. Segera setelah kita berkomunikasi kembali, ia mengajak saya ke sana.
Saya hanya mengangkat bahu ketika ditanya Olga. AS sepertinya terlalu jauh untuk saya; rasanya ia seperti mengajak saya pergi ke bulan atau Narnia.
Perjalanan 10 jam, tiket yang mahal, biaya konsuler, dan mengikuti wawancara di mana Anda dapat dengan mudah ditolak… Jadi saya dan Olga mengganti topik, dan beberapa hari kemudian ia kembali ke AS.
Setelah beberapa minggu, pada awal Mei, saya mengubah pikiran. Mengunjungi AS ditemani seorang pemandu dan ada tempat menginap adalah sebuah kesempatan yang hanya dilewatkan orang idiot. Jadi, kami merencanakan liburan 10 hari termasuk ke New York, Boston, Portland, dan Maine.
Saya membaca sejumlah hal yang saya butuhkan untuk visa dan membeli tiket dengan jadwal keberangkatan 1 Juli. Sehari selanjutnya saya mengatakan kepada bos saya, yang sering berkunjung ke AS, bahwa saya akan ke sana awal bulan depan.
“Menurut saya mustahil kamu berangkat Juli. Ini musim panas, musim liburan, jadi banyak orang yang ingin mendapatkan visa ke sana; antrean di kedutaan panjang.” Ia benar: situs web Kedubes AS mengatakan bahwa jadwal terdekat untuk wawancara visa adalah awal Agustus, dan saya harus pergi ke AS pada awal Juli itu. Sepertinya rencana liburan ini gagal.
Setelah beberapa jam diam sambil marah-marah dalam hati, sebuah ide datang ke pikiran saya: kenapa tidak ke kota lain saja? Sankt Peterburg punya Konsulat AS di mana Anda juga bisa mendapatkan wawancara visa.
Sekarang memang sudah tidak bisa karena AS membekukan segala aktivitas pendaftaran visa kecuali di Moskow, sejak 23 Agustus. Namun, saat itu antrean di Sankt Peterburg jauh lebih pendek daripada di ibu kota, saya kegirangan dan merencanakan wawancara pada 20 Juni. Sepertinya saya bisa! Tapi masalah baru muncul lagi.
Konsulat Jenderal AS di Sankt Peterburg.
Alexander Galperin/RIA NovostiSebelum mengisi formulir di situs web kedutaan, saya membaca banyak daftar saran, seperti “Bagaimana cara mengisi formulir dan bagaimana cara bersikap saat wawancara untuk visa AS”. Semakin banyak say abaca, semakin yakin bahwa tidak ada satu pun cara untuk bisa melewati wawancara ini dengan sukses.
Ia yakin bahwa lebih baik Anda tidak ingin mengunjungi siapa pun di sana – atau Anda bisa terlihat seperti orang yang ingin tinggal secara ilegal. Mungkin jika saya menyebut Olga sebagai kerabat di AS, petugas konsuler mengira saya ingin menikah dengannya (tidak, tentu saja) dan menolak saya?
Di satu sisi, berbohong itu berbahaya karena saya mudah bingung dan menghancurkan segalanya. Saya berpikir beberapa jam, memaki-maki apa pun yang ada di alam semesta dan mengisi formulir dengan sebenar-benarnya.
Inilah saya, berdiri di depan Tuan Guard. Wisata yang mungkin akan selesai sebelum dimulai, telah menelan dana yang besar: 690 dolar AS (9,33 juta rupiah) untuk tiket pesawat, 160 dolar AS untuk biaya konsuler, dan 140 dolar AS untuk perjalanan pulang-pergi kereta Moskow-Sankt Peterburg.
Yang paling buruk adalah rasa kekecewaan yang muncul seiring saya menjawab pertanyaan-pertanyaan Tuan Guard. Pencakar langit Manhattan, bangunan-bangunan berbata merah di Boston, Samudra Atlantik yang dalam – semuanya melintas di kepala saya dan hancur begitu saja.
Saya sudah sangat siap ditolak sehingga saya berpikir bahwa mencegah saya ke AS adalah hal yang tepat untuk dilakukan. Jadi, ketika Tuan Guard mengakhiri pertanyaan-pertanyaan singkatnya dan mengatakan, “Visa Anda diterima. Selamat bepergian,” saya hampir berteriak “Apa?! Apakah Anda gila?!”
Saya ras itu bukan hal yang baik untuk diucapkan, maka saya hanya berterima kasih kepada Tuan Guard, yang seketika tampak seperti orang baik, dan meninggalkan konsulat dengan perasaan senang dan bingung. Saya tidak pernah mengerti logikanya: sebelum saya ada sekitar tujuh orang, yang terlihat sangat normal dan lebih bertanggung jawab, ditolak visanya.
Namun saya tidak begitu peduli. Segala upaya (anehnya) tidak percuma dan perjalanan yang menyenangkan sudah di depan mata.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda