Komunitas Muslim Rusia Bangun Sumur bagi Warga Miskin Afrika

Discover Russia
MAULANA YODHA PERMANA
Pembangunan sumur di daerah-daerah gersang di Nigera dilakukan oleh para pekerja sukarela dari penduduk setempat dan dari Rusia. Mereka bekerja selama dua minggu tanpa meminta sepeser uang pun.

Hampir 1.500 sumur telah dibangun di berbagai desa miskin di Niger oleh komunitas muslim Rusia. Ulpravda.ru menyebutkan, pembangunan ini di antaranya dilaksanakan oleh komunitas Pengikut Quran Ulyanovsk.

“Gagasan ini muncul pada awal Ramadan,” kata Ibrahim, imam Masjid Madinah di Ulyanovsk sekaligus penggagas pembangunan sumur-sumur tersebut. “Setelah saya mengetahui bahwa rekan-rekan saya dari daerah lain di Rusia pergi ke Niger untuk membangun sumur di sana, saya juga mengajak umat Islam (di Rusia) untuk membantu niat baik tersebut. Mereka pun mendengar dan mendukung ajakan saya,” paparnya.

Dalam tiga pekan, donasi sebesar 5.000 dolar AS berhasil terkumpul. Donasi itu digunakan untuk mendukung proyek pembangunan sumur di Niger. Jumlah tersebut sudah cukup untuk membangun lima sumur utama. Dua di antaranya telah selesai dibangun, sedangkan tiga sumur lainnya akan selesai dalam waktu dekat.

Pembangunan sumur di daerah-daerah gersang di Nigera ini dilakukan oleh para pekerja sukarela dari penduduk setempat dan dari Rusia. Mereka bekerja selama dua minggu tanpa meminta sepeser uang pun. Adapun keperluan lain, seperti bahan bangunan, peralatan serta elemen pendukung lainnya harus dibeli di daerah sekitarnya. Pihak berwenang di daerah masing-masing juga membantu dengan berbagai cara.

“Penduduk setempat sangat bahagia saat mengetahui adanya sumber air di dekat rumah mereka. Mereka tak perlu lagi berjalan jauh ke desa tetangga demi melanjutkan hidup mereka,” kata seorang anggota komunitas Pengikut Quran Ulyanovsk.

Sebelumnya, orang-orang di pedesaan miskin di Niger harus berjalan sejauh 10 – 20 kilometer dari rumahnya untuk mengambil air dari sumber air dengan membawa ember kosong. Ember tersebut dibawa di atas kepala mereka sepanjang jalan di bawah terik sinar matahari yang panasnya mencapai 45 derajat Celcius. Namun, permasalahan sumber air tersebut kini telah berhasil dipecahkan.