Bridge of Spies oleh Steven Spielberg, 2015.
ZUMA Press/Global Look PressApakah berita TV hari ini membuat Anda merasa seolah dunia akan segera berakhir? Apakah Anda terlalu takut untuk bahkan beralih dari TV? Ya, sebenarnya jauh lebih buruk beberapa dekade yang lalu. Hari ini, kita tahu bahwa ironi adalah obat terbaik, bersama dengan akal sehat dan film klasik yang baik. Rusia Beyond mencoba melihat bagaimana konfrontasi ideologis global dilihat oleh kedua belah pihak selama Perang Dingin.
1. Dr. Strangelove, atau: Bagaimana Saya Belajar Menghentikan Kecemasan dan Mencintai Bom (1964, AS) oleh StanleyKubrick
Komedi gelap ini adalah antidepresan bagi mereka yang terlalu khawatir tentang ketegangan internasional, belum lagi pelajaran bagi mereka yang berkuasa. Film ini menunjukkan kiamat yang digerakkan oleh para politisi yang terlalu rakus untuk mempertimbangkan kepentingan pihak lain kecuali mereka sendiri. Pada saat yang sama, Dr. Strangelove adalah film yang sangat lucu karena menunjukkan betapa gilanya orang yang berkuasa. Dr. Strangelove muncul di layar setahun setelah Krisis Rudal Kuba, dan dimaksudkan sebagai sindiran anti militerisme terhadap program militer pemerintah AS. Film ini didasarkan pada thriller Peter George, Red Alarm, yang pertama kali muncul pada tahun 1958, mencerminkan ketakutan umum terhadap kiamat nuklir. Dr. Strangelove berkisah tentang Jenderal AS fiktif Jack D. Ripper, yang terobsesi dengan paranoia antikomunis, dan meluncurkan serangan nuklir ke Uni Soviet.
2. The Resident's Mistake (1968, Uni Soviet) oleh Veniamin Dorman
Film kultus ini adalah yang pertama dari trilogi yang menceritakan kisah seorang perwira intelijen veteran, putra dari Aristokrat Rusia Pavel Tulyev, yang datang ke Uni Soviet untuk mendapatkan informasi rahasia industri nuklir negara. KGB mengikutinya dan ia membuat kesalahan fatal. Dalam tradisi terbaik genre film noir Soviet, yang termasuk dalam 17 Moment of Spring and Death Season, The Resident's Mistake memiliki semua ciri-ciri film agen rahasia Soviet tradisional, yang membuat film menjadi hit di box office.
3. Bridge of Spies (2015, AS) oleh Steven Spielberg
Meski nostalgia dan paranoid, karya lain Steven Spielberg ini cukup unik. Pertama, tidak seperti kebanyakan film AS, film ini secara positif menggambarkan seorang perwira intelijen Soviet, menghindari penggambaran 'kejahatan Rusia' yang sering terlihat di Hollywood. Kedua, dengan menunjukkan paranoia dan kebencian antara Uni Soviet dan AS, serta ketakutan akan Perang Dunia III, generasi saat ini dapat dengan mudah memahami film ini. Bercerita tentang agen Soviet yang terkenal, Rudolf Abel, yang menjadi kunci untuk melakukan pertukaran dengan AS demi pilot AS yang gagal dalam misinya di wilayah Soviet. Menurut Spielberg, ide film itu muncul pada 1965, tetapi produser menganggap topik itu terlalu kontroversial. Terbukti, era sekarang adalah waktu yang tepat …
4. The Third Man (1949, UK) oleh Carol Reed
Film yang berdasarkan novel karya Graham Greene ini, memilih Orson Welles yang legendaris menjadi pemeran utama. Film The Thrid Man adalah film thriller dan salah satu film tertua yang paling mengerikan tentang Perang Dingin, dan menerima banyak penghargaan termasuk Oscar, serta Grand Prix di Cannes. Film ini berlatar di Wina pascaperang, terbagi antara AS, Soviet, Inggris dan Prancis. Berkisah tentang seorang penulis AS dan penulis novel murahan datang ke kota atas undangan seorang teman lama, yang meninggal dalam kondisi aneh sehari sebelum ia tiba. Tokoh pahlawan mencoba menyelidiki kematian temannya untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi. Pada 1999, Lembaga Film Inggris menyebut The Third Man sebagai film Inggris terbaik sepanjang masa.
5. The Dead Season (1968, Uni Soviet) oleh Savva Kulish
Drama noir Soviet ini tidak ada hubungannya dengan thriller mata-mata AS. Sebaliknya, ini film yang cerdas tentang benturan pikiran antara tindakan licik dan intrik. Ketegangan tumbuh di sepanjang film. The Dead Season adalah film Uni Soviet pertama mengenai dinas intelijen negara itu selama Perang Dingin. Naskahnya didasarkan pada materi yang disediakan oleh KGB, dan prototipe pahlawan utama adalah mata-mata Soviet terkenal, Konon Molody.
6. The Man Who Saved the World (2014, Denmark) oleh Peter Anthony
Film dokumenter ini didedikasikan untuk orang yang sungguh menyelamatkan dunia dengan keputusan cepat dan berani. Letnan Kolonel Stanislav Petrov dari Pasukan Pertahanan Udara Soviet sedang bertugas pada 26 September 1983, ketika sistem peringatan dini melaporkan rudal nuklir diluncurkan dari AS menuju ke
Uni Soviet. Petrov mendapat instruksi bahwa dalam situasi seperti itu Uni Soviet harus melakukan serangan balik secepatnya. Namun, ia membuat keputusan lain yang menyelamatkan jutaan nyawa di kedua negara, bahkan seluruh planet.
Sutradara Belanda Peter Anthony membaca artikel pendek tentang Petrov di sebuah surat kabar lokal, ia merasa kagum, dan akhirnya melacak Petrov di flat kecilnya di Oblast Moskow. Bersama dengan kru film, Petrov melakukan perjalanan ke AS untuk menerima hadiah bergengsi dari PBB, bertemu aktor favoritnya Kevin Costner, dan mengingatkan betapa bodohnya berpikir tentang menggunakan senjata nuklir.
7. TASS Is Authorized to Declare ... (1984, Uni Soviet) oleh Vladimir Fokin
Seri yang terbagi dalam 10 episode ini didasarkan pada novel karya Yulian Semyonov, dan menunjukkan perang rahasia antara Soviet dan badan intelijen AS. Film ini bahkan memenangkan hadiah dari KGB. Bercerita tentang agen intelektual Soviet yang menghadapi tugas kompleks dan berbahaya untuk memburu mata-mata AS yang bermarkas di Moskow, yang bekerja di sebuah lembaga yang memiliki informasi tentang kegiatan Uni Soviet di Afrika. Keberhasilan operasi tidak hanya akan mempengaruhi orang-orang yang terlibat tetapi juga masa depan benua Afrika. Sebagian syuting film diambil di Kuba, dan sebagian besar agen Soviet dalam film ini terinspirasi oleh orang-orang yang hidup di dunia nyata.
8. The Russia House (1990, AS) oleh Frederic Schepisi
Film mata-mata Amerika ini menampilkan Sean Connery dan Michelle Pfeiffer sebagai pemeran utama adalah film pertama AS yang melakukan syuting di Uni Soviet dan dinahkodai sutradara Australia. Pada awal Perestroika, seorang fisikawan Soviet yang brilian menyerahkan informasi mengenai militer Soviet kepada mantan simpanannya, Katya — seorang karyawan sebuah penerbitan Moskow. Ia harus meneruskan dokumen itu ke teman Inggrisnya, tetapi intelijen Inggris mengganggu. Selain menjadi film mata-mata yang menegangkan, film ini penuh dengan romansa dan syuting dilakukan di lokasi-lokasi Rusia yang memukau.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda