Kenapa Dargavs Disebut 'Kota Orang Mati'?

Stanislav Kazanov/discoverynn.ru
Penduduk lokal percaya bahwa mereka yang memasuki 'kota kematian' di wilayah Kaukasus Utara ini tak akan pernah kembali. Namun, nekropolis dengan jenazah lebih dari 10 ribu orang ini adalah tujuan wisata.

Salah satu tempat paling menyeramkan di Rusia, Dargavs  - yang dikenal sebagai 'kota orang mati' - terletak di Republik  Ossetia Utara-Alania di Kaukasus Utara.

Dragavs adalah nekropolis kuno yang terletak di lembah gunung yang indah namun sulit dicapai, tak jauh dari permukiman suku Dargav.

Mayat lebih dari 10 ribu orang tersebar di sini di 97 makam di 'kota' tersebut.

Meskipun orang-orang telah dimakamkan di nekropolis ini pada abad ke-14 hingga ke-18, beberapa mayat sangat awet bahkan beberapa masih memiliki daging hingga saat ini.

Banyak mayat mengenakan pakaian dari zaman berbeda, barang-barang pribadi, serta hadiah anumerta dari kerabat mereka.

Beberapa pemakaman berbentuk bangunan tinggi dengan beberapa tingkat, sementara yang lain benar-benar terletak jauh di bawah permukaan.

Diyakini bahwa ketika epidemi kolera menghancurkan Kaukasus pada abad ke-18, seluruh keluarga yang terkontaminasi mengasingkan diri di ruang bawah tanah agar tidak menulari orang lain, dan menunggu mati di sana.

Pada abad ke-19, penduduk dari desa-desa di dekatnya meninggalkan lembah gunung dan pindah ke dataran, meninggalkan wilayah itu menjadi kota hantu.

Sampai awal abad ke-20 tak ada yang berani membuka ruang bawah tanah karena mereka takut penyakit akan keluar.

Namun, setelah revolusi 1917 ruang bawah tanah dijarah dan banyak perhiasan dibawa pergi.

Saat ini, bahaya terbesar bagi 'kota orang mati' adalah turis, yang biasanya mengambil tulang sebagai suvenir; tampaknya mereka tak tahu bahwa itu adalah tulang belulang orang sungguhan.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki