Dalam sebuah foto Instagram, seorang perempuan muda mengenakan setelan trendi berwarna putih dan sepatu kets putih. Bagaimanapun, rasanya sulit dipercaya bahwa pakaian yang ia kenakan sesungguhnya hanyalah pakaian virtual keluaran merek fesyen Rusia Ecoolska.
Tak hanya itu, kita mungkin tak dapat membayangkan bahwa dalam waktu sekitar sepuluh tahun mendatang, membeli pakaian virtual untuk foto media sosial atau berkumpul bersama teman di meta universe ‘alam semesta meta’ akan menjadi hal yang biasa. Kamar pas konvensional di toko-toko pakaian pada umumnya akan hilang dan, akhirnya, toko-toko ini mungkin tak akan ada lagi. Ukuran dan gaya pakaian akan dipilih melalui bantuan ponsel pintar dan pembeli akan menerima satu set pakaian baru berdasarkan langganan bulanan, mengembalikan barang-barang yang tak lagi dibutuhkan ke toko, atau hanya untuk didaur ulang.
Masa depan mode di Rusia dan di seluruh dunia ini akan dipercepat, antara lain, dengan peluncuran program magister baru pada jurusan Teknologi Mode, ujar Maxim Yermachkov, direktur departemen tersebut, meyakini. Jurusan ini didirikan di Universitas Negeri Desain dan Teknologi Industri Sankt Peterburg pada April 2021.
Ketua Dewan Rektor Universitas Sankt Petersburg dan Leningradskaya Oblast, Rektor Universitas Negeri Desain dan Teknologi Industri Sankt Peterburg, Alexei Demidov
Layanan Pers Program Kepemimpinan Akademik Prioritas 2030Universitas Negeri Desain dan Teknologi Industri Sankt Peterburg merancang dan berhasil menerapkan program pengembangan yang berjalan hingga 2030, termasuk dalam bidang teknologi mode. Sebuah komisi khusus Kementerian Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia telah memilih kampus tersebut untuk Program Kepemimpinan Akademik Prioritas 2030. Dengan demikian, perguruan tinggi ini akan menerima hibah tahunan setidaknya sebesar 100 juta rubel (sekitar 19,3 miliar rupiah) hingga tahun 2030 (Anda dapat membaca lebih lanjut tentang Prioritas 2030 di sini).
“Kami tak hanya ingin melatih para ahli yang akan mengembangkan teknologi mode di Rusia, tetapi juga para ahli yang dapat mengintegrasikan teknologi ini ke dalam ekonomi global,” kata Yermachkov.
Staf pengajar departemen ini mencakup para pendiri proyek pemodelan 3D, kamar pas virtual dan mode digital, serta para pakar yang diundang dari AliExpress Rusia. Mahasiswa nantinya akan diajarkan cara membuat avatar dan pakaian virtual, serta mendigitalisasi koleksi.
Wakil Gubernur Sankt Petersburg Vladimir Knyaginin dan Rektor Universitas Negeri Desain dan Teknologi Industri Sankt Peterburg, Alexei Demidov, pada pembukaan Laboratorium PromTechDesign. Paling kanan: Direktur Program Fashion Tech, Maxim Yermachkov.
Layanan Pers Program Kepemimpinan Akademik Prioritas 2030Mereka juga akan belajar cara mengembangkan konten media, proyek desain di NFT, desain spasial dan industri, memanfaatkan bahan yang berkelanjutan dan “pintar”, misalnya, pakaian atau barang yang dapat terurai secara alami dengan bahan perlindungan bawaan yang melindungi dari luka bakar dan radiasi kimia. Klaster ini akan terbuka untuk desainer lain, pembeli masa depan, dan masyarakat umum.
“Kami ingin klaster ini menjadi ruang untuk pertemuan apa pun … ketika para pakar dari berbagai bidang mulai mendiskusikan proyek yang sama. Apalagi, ruang terbuka memiliki pengaruh yang lebih efektif pada proses ini,” jelas Maxim Yermachkov.
Mahasiswa akan menjalani pelatihan praktis dengan pelanggan sungguhan, terutama perusahaan-perusahaan teknologi informasi (TI). Mereka kini tengah membuat koleksi seni NFT untuk Embily, sebuah perusahaan Eropa yang menciptakan produk perbankan untuk penggunaan mata uang kripto sehari-hari.
Nantinya, lulusan program ini dapat mendirikan perusahaan rintisan mode mereka sendiri, merancang gawai atau aplikasi untuk raksasa perusahaan TI, dan mengembangkan perusahaan pakaian besar — membuat ruang pameran virtual, membuat koleksi dari bahan berkelanjutan, dan memprediksi tren mode masa depan.
Yermachkov percaya bahwa perkembangan teknologi mode akan mengubah industri mode itu sendiri secara keseluruhan. Selain menawarkan kamar pas virtual, merek pakaian dapat membuat produk khusus sesuai pesanan, yang dapat membantu memecahkan masalah kelebihan produksi dan, dengan demikian, akan memiliki efek menguntungkan bagi lingkungan.
Wakil Gubernur Sankt Petersburg Vladimir Knyaginin dan Ketua Komite Sains dan Pendidikan Tinggi Pemerintah Kota Sankt Peterburg, Andrei Maksimov
Layanan Pers Program Kepemimpinan Akademik Prioritas 2030“Kita tak perlu mendirikan raksasa perusahaan pakaian, kita hanya perlu membuat biro desain yang akan berdampak besar,” kata Yermachkov. Artinya, biro ini nantinya tidak akan membuat pakaian, tetapi desain, sedangkan barang yang sebenarnya akan diproduksi sesuai permintaan. Saat ini, banyak merek harus menghancurkan koleksinya yang usang gara-gara tidak terjual.
Teknologi mode hanyalah satu dari sekian banyak profesi baru yang diajarkan di universitas-universitas Rusia. Misalnya, dalam Program Kepemimpinan Akademik Prioritas 2030, Institut Fisika dan Teknologi Moskow (MIPT) akan meluncurkan proyek Personel Teknik untuk Terobosan Teknologi. Dalam proyek ini, 30 persen mahasiswa MIPT akan menjadi “insinyur masa depan”. Dalam perjalanan studi mereka, para mahasiswa akan belajar mengembangkan bisnis di perusahaan dan pabrik yang masuk dalam mitra program.
Wakil Gubernur Sankt Petersburg Vladimir Knyaginin dan Rektor Universitas Negeri Desain dan Teknologi Industri Sankt Peterburg, Alexei Demidov, pada pembukaan Laboratorium PromTechDesign. Paling kanan: Direktur Program Fashion Tech, Maxim Yermachkov.
Layanan Pers Program Kepemimpinan Akademik Prioritas 2030Institut Negeri Hubungan Internasional Moskow (MGIMO) juga meluncurkan sejumlah program baru:
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda