Rusia Kembangkan Senapan Runduk dengan Jangkauan Terjauh di Dunia

Vitaly Timkiv/TASS
Senjata ini akan dapat mengenai target hingga jarak tujuh kilometer dan siap mengubah seluruh pasar senapan runduk.

Pada akhir bulan lalu, Lobaev Arms mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut telah menyelesaikan pengembangan versi pertama senapan runduk DXL-5, senapan terpanjang di dunia yang mampu mencapai target hingga tujuh kilometer.

Rencananya, senjata tersebut diuji pada November 2021 dan kemudian, pada Februari 2022, Lobaev Arms akan mengirimkan pasokan pertama DXL-5 ke pelanggan asing yang tidak disebutkan namanya. Sementara itu, tentara Rusia belum membeli atau menunjukkan minat pada senjata ini.

“Tentara Rusia sudah memiliki senapan runduk SVD dan KORD dari zaman Soviet dan tidak membutuhkan yang baru. Kami memiliki kontrak asing untuk pengembangan DXL-5 kaliber .50 BMG dan investasi untuk pembuatan amunisi generasi baru yang dapat meningkatkan kemampuan para penembak jitu secara drastis,” kata Vlad Lobaev, insinyur terkemuka dan sekaligus pemilik Lobaev Arms.

Singkatnya, amunisi yang baru akan memungkinkan pengguna yang biasanya menembak target pada jarak 1—2 kilometer dapat menyasar target yang berada hingga tiga kilometer. Penembak yang menyasar target pada jarak hingga 2,5 kilometer akan dapat mengenai sasaran secara stabil sejauh empat kilometer.

Pada saat yang sama, versi sport senapan runduk DXL-5 dilengkapi dengan amunisi generasi baru (yang sedang dikembangkan), dan kelak mampu mengenai target hingga jarak tujuh kilometer.

“Kami membuat empat jenis amunisi dengan kaliber berbeda. Kami akan menguji masing-masing pada bulan November (2021) dengan DXL-5 dan memilih dua yang paling cocok untuk penembakan presisi dan mematikan pada jarak yang begitu jauh,” kata Lobaev.

Mengapa senapan ini dibutuhkan?

Saat ini, senapan yang dianggap paling kuat di pasaran adalah senapan runduk kaliber .50 BMG. Yang paling terkenal adalah senapan buatan Barrett Firearms Manufacturing.

Senapan itu dilengkapi dengan amunisi paling kuat di pasaran yang memungkinkan militer NATO melumpuhkan kendaraan lapis baja pada jarak 2—3 kilometer. Namun, kelemahan utama senjata itu terletak pada akurasi tembakan. Pada jarak sejauh itu, senjata buatan Barrett Firearms Manufacturing memiliki 1,5—2 MOA (minutes of angular). Angka-angka itu menunjukkan bahwa tembakan berpotensi melebar setengah meter dari yang diharapkan. Itulah mengapa .50 BMG cocok untuk melawan kendaraan lapis baja, tetapi buruk untuk menyasar penembak jitu yang tersamarkan.

“Semua senapan runduk, amunisi, dan platform modern telah mencapai batas fisiknya dan setiap rekor tembakan jarak jauh yang tercatat semata-mata hanya kebetulan. Tentara membutuhkan senjata yang konsisten untuk penembak jitu supaya bisa melakukan operasi lebih efektif dalam realitas perang abad ke-21. Sederhananya, untuk berada lebih jauh dari penembak jitu musuh dan melenyapkan mereka dari jarak jauh, musuh tidak akan memperhatikan Anda,” kata Ivan Alekseev, mantan penembak jitu dari unit pasukan khusus Rusia.

Perusahaan pertama yang menghadirkan senapan tembak panjang dengan amunisi generasi baru di pasar akan menerima kontrak jutaan dolar.

Lobaev Arms menyatakan bahwa senapan sniper DXL-5 dengan kaliber .50 BMG akan dibanderol seharga $25.000 per unit mulai Februari 2022. Bagaimanapun, versi modifikasinya, yang mampu mengenai target hingga jarak tujuh kilometer, akan lebih mahal karena keunikannya.

Selanjutnya, Kalashnikov Concern telah menciptakan AK-12SP, senapan serbu terbaru untuk unit-unit pasukan khusus Rusia.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki