USNS LCPL Roy M. Wheat (T-AK 3016)
Military Sealift Command/flickr.comKomando Transportasi Maritim Angkatan Laut AS memiliki sejumlah kapal kargo buatan Uni Soviet yang masih beroperasi hingga kini. Di antara kapal-kapal tersebut, kapal USNS Lance Cpl. Roy M. Wheat adalah yang terbesar. Kapal ini dirancang untuk mengirim perbekalan bagi Korps Marinir AS yang bertugas di luar negeri atau melakukan operasi di perairan Amerika. Meski begitu, kapal ini sebagai besar beroperasi di Laut Tengah.
Wheat bisa dibandingkan dengan kapal induk karena ukurannya yang sangat besar.
USNS LCPL Roy M. Wheat (T-AK 3016) di sebuah dermaga di Boston, AS.
Arnold Reinhold (CC BY-SA 3.0)Kapal ini disebut angkatan laut dalam angkatan laut — bagian dari armada tak bersenjata yang berfungsi sebagai unit pendukung kapal perang yang menjelajahi lautan. Kapal-kapal ini menyediakan pengisian bahan bakar dan pemasokan segala kebutuhan awak kapal. Tak hanya itu, kapal-kapal semacam ini pun melakukan survei oseanografi, merawat kapal selam, bahkan mendukung uji coba rudal di laut. Misalnya, sejumlah kapal Maritime Sealift Command merupakan Radar X-Band Berbasis Laut yang dilengkapi radar raksasa guna mengawasi peluncuran rudal lintas laut.
Kapal itu dibangun di Uni Soviet dan berpangkal di Laut Hitam sampai Uni Soviet runtuh.
Karena tak ada dukungan finansial, Wheat dijual ke Amerika pada 1997 dengan harga murah. AS kemudian menempatkan kapal ini di dermaga selama enam tahun agar sesuai dengan standar kapal pemasok angkatan laut.
Berat benamannya 15.804 ton (kosong), tetapi ia mampu menambah 35.000 ton muatan lagi berupa peralatan dan persediaan.
Panjangnya 263 meter (mendekati panjang kapal serbu amfibi kelas Wasp) dan memiliki luas lantai lebih dari 9.290 meter persegi.
Ketika kapal ini resmi bertugas pada 2003, Komando Transportasi Maritim Angkatan Laut AS menyatakan akan membawa “sebuah rumah sakit angkatan laut (dengan 500 tempat tidur), lapangan udara, peralatan unit konstruksi angkatan laut, amunisi, dan persediaan lainnya.”
Saat ini, kapal tersebut tengah bertugas di Laut Tengah dan juga dipersiapkan untuk membantu operasi Korps Marinir AS di seluruh kawasan tersebut.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda