Sekali penerjun payung, tetap penerjun payung. Begitulah yang diyakini seluruh Pasukan Penerjun Payung Rusia.
Menjadi bagian dari pasukan ini dianggap sebagai privilese besar di Rusia dan merupakan kebanggaan seumur hidup.
Orang-orang terkadang merasa berkewajiban, tetapi merasa terhormat, untuk mengikuti jejak ayah atau kakek mereka dan bergabung dengan unit militer yang sama.
Mereka yang pemberani harus menjadi yang pertama memasuki zona perang dan melakukan operasi jauh di belakang garis musuh.
Itulah sebabnya pelatihan militer pasukan penerjung payung di Rusia amat berat.
Tak heran, mereka pun menjadi unit militer pertama yang menerima senjata dan peralatan terbaru di negara itu.
Antara 2020 dan 2025, Kementerian Pertahanan Rusia akan menghabiskan sekitar 70 miliar dolar AS untuk pasukan infanteri dan penerjun payung. Uang ini akan memberi “infanteri terbang” peralatan yang dibutuhkan pasukan ini selama bertahun-tahun.
Senjata-senjata ini termasuk sistem artileri mutakhir dan perlengkapan perang Ratnik-2 yang canggih.
Namun, tiap 2 Agustus, pasukan penerjun payung Rusia dan negara-negara CIS menahan diri dari masalah militer dan berkumpul untuk merayakan hari libur mereka dan mengenang orang-orang yang telah menyerahkan jiwa dan raganya demi tanah air tercinta.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda