Pekerja medis memegang vaksin dan model Virus Corona.
Getty ImagesUniversitas Kedokteran Negeri Moskow Pertama, yang juga dikenal sebagai Universitas Sechenov, mengumumkan bahwa mereka telah selesai menguji coba vaksin COVID-19 buatan Rusia. Pengumuman itu disampaikan oleh Direktur Institut Kedokteran Translasi dan Bioteknologi Universitas Sechenov, Vadim Tarasov, Minggu (12/7).
Vaksin yang diuji ditemukan di Pusat Penelitian Nasional untuk Epidemiologi dan Mikrobiologi Nikolay Fyodorovich Gamaleya bersama dengan Kementerian Pertahanan Rusia. Namun, untuk keamanan, uji klinis dilakukan di Universitas Sechenov, yang merupakan universitas kedokteran tertua di Rusia (berdiri sejak 1755).
Uji klinis ditujukan hanya untuk menguji keamanan vaksin baru itu, bukan efektivitasnya. Kemungkinan besar, uji coba lain akan dilakukan untuk mengetahui seberapa efektif obat baru itu sebelum dipasarkan.
Vaksin COVID-19 yang baru diuji pada 38 sukarelawan dan bertujuan menguji keamanan obat yang belum pernah digunakan sebelumnya. Selama fase uji klinis yang dimulai pada 18 Juni, para ilmuwan menguji sukarelawan untuk tidak adanya infeksi COVID-19 dan memastikan tidak ada yang memiliki antibodi. Setelah mereka menerima hasil negatif yang diinginkan, para ilmuwan mengisolasi para sukarelawan selama dua minggu.
Selama fase kedua, para relawan dibagi menjadi dua kelompok. Orang-orang pada kelompok pertama menerima vaksin dengan dosis tunggal, sedangkan yang lain menerima dosis ganda.
Para ilmuwan mengatakan, beberapa sukarelawan menderita suhu tinggi pada hari-hari pertama setelah vaksinasi. Meskipun demikian, para ilmuwan mengatakan bahwa semua sukarelawan dalam keadaan sehat dan baik. Oleh karena itu, vaksin itu dinyatakan aman untuk digunakan.
“Uji coba itu berhasil. Mereka mengonfirmasi keamanan vaksin. Ini sesuai dengan keamanan vaksin yang ada di pasar. Fase ini sukses, ” jelas Aleksandr Lukashev, Direktur Institut Parasitologi Medis, Penyakit Tropis dan Vector-Borne, bagian dari Universitas Sechenov.
Menurut laporan, para sukarelawan yang menerima dosis tunggal akan dikeluarkan dari rumah sakit pada 15 Juli, disusul yang menerima dosis ganda lima hari kemudian, pada 20 Juli.
Para ilmuwan juga melaporkan bahwa isolasi yang dijalani para sukarelawan mempengaruhi kondisi psikologis mereka sehingga menimbulkan konflik dan tekanan emosional di antara mereka. Psikolog pun harus turun tangan untuk mengurangi tekanan pada subyek penelitian. Namun, pihak Universitas Sechenov tidak langsung menanggapi permintaan untuk mengomentari hal itu.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda