Kelas Berat: Dimodernisasi, Helikopter Mi-26 Gunakan Sistem Perlindungan Radio-Elektronik

Vladimir Astapkovich/Sputnik
Helikopter terbesar di dunia yang diproduksi, Mi-26, akan kembali ke militer Rusia dalam jelmaan terbaru tahun depan.

Dari 2019, helikopter transportasi militer tersebut akan beroperasi dalam versi modifikasi yang dikenal sebagai T2V. Dijuluki "Sapi Terbang" oleh pilot karena kokoh dan ukuran raksasa, Mi-26 dilengkapi dengan lapisan baja baru dan peralatan yang telah diuji selama operasi militer di Suriah.

Kekuatan Mengangkut

Mi-26 naik ke langit untuk pertama kalinya pada 1977 dan dalam beberapa tahun langsung menjadi helikopter kargo terkuat di dunia. Pesawat ini bisa membawa muatan hingga 20 metrik ton, atau dalam konteks militer, lebih dari 80 pasukan terjun payung dilengkapi peralatan lengkap, kendaraan lapis baja ringan dan bahkan helikopter lainnya.

Pada 2009, sebuah Mi-26 Rusia ikut ambil bagian dalam operasi untuk menyelamatkan sebuah helikopter CH-47 Chinook milik As di Afghanistan.

"Itu adalah hari-hari ketika kami bekerja sama dengan NATO dalam semua masalah utama," ujar Profesor Vadim Kozyulin dari Akademi Ilmu Pengetahuan Militer kepada Russia Beyond. "Taliban menembaki sebuah helikopter Amerika, dan Chinook lainnya tidak dapat mengangkatnya dari medan perang. Mereka harus menghubungi orang-orang Rusia, jadi helikopter yang jatuh itu diangkut oleh Mi-26 kami, yang membawanya ke pangkalan militer Amerika terdekat. "

Empat puluh tahun setelah penerbangan pertamanya, Mi-26 masih merupakan helikopter kargo terberat di dunia. Namun, sejak awal kampanye Suriah, Kementerian Pertahanan Rusia telah menugaskan produsen senjata untuk meningkatkan semua spesifikasi pesawat terbang demi merespons tuntutan perang modern.

Yang terpenting, produsen senjata harus memastikan Mi-26 tidak terlalu "panas", Kozyulin menjelaskan.

"Ini adalah kendaraan raksasa dengan dua mesin dan kapasitas gabungan sekitar 23 ribu tenaga kuda. Karena panas mesin, Mi-26 menjadi target nomor satu untuk sistem misil antipesawat pencari panas seperti Igla atau Stinger, "katanya.

Itulah bagaimana para pemberontak pada 2002 menembak jatuh sebuah helikopter Mi-26 Rusia saat akan mendarat di Chechnya, menurut Kozyulin.

"Helikopter itu mengangkut petugas dan tentara ke daerah tempur," katanya. "Para teroris melepaskan misil Igla saat helikopter akan mendarat dan dari 150 orang di dalam, hanya 20 yang secara ajaib selamat. Tidak diragukan lagi, keajaiban itu terjadi karena helikopter dekat dengan tanah. "

Perlengkapan Baru untuk Mi-26T2V

Menurut seorang sumber di industri militer, Mi-26T2V akan dilengkapi dengan sistem Vitebsk untuk melindunginya dari senjata portabel antipesawat, seperti helikopter serbu Ka-52.

"Ini adalah sistem perlindugnan radio-elektronik yang membutakan misil pencari sasaran dan menghilangkan arah," kata sang sumber kepada Russia Beyond. "Sederhananya, saat mendekat, misil dialihkan dari helikopter dan terbang ke sisi lain."

Mi-26T2V juga akan menggunakan NPK90-2, yang digambarkan sang sumber sebagai "sebuah sistem untuk mengendarai helikopter saat siang atau malam dalam mode otomatis, termasuk manuver pendaratan dan pra-pendaratan."

Modernisasi helikopter tidak termasuk sistem senjata.

"Mereka tidak dibutuhkan," kata sumber tersebut. "Jika terjadi kebutuhan taktis, helikopter akan diiringi helikopter Mi-28 atau Ka-52. Mi-26 baru ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bertahan hidup sambil mempertahankan performa penerbangan. "

Mari bahas lebih dalam tentang Kazan Helicopters, produsen helikopter terbaik di dunia.

Mi-26 mengangkut pesawat TU 134 dari Bandara Pulkovo ke pusat pelatihan Kementerian Situasi Darurat Rusia

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki