Kenapa Sapi Laut Steller Punah?

 Sapi laut steller terakhir ditemukan di alam liar oleh pemburu bulu pada 1768.

Sapi laut steller terakhir ditemukan di alam liar oleh pemburu bulu pada 1768.

Marcus Webb/FLPA/Global Look Press
Sekitar 250 tahun lalu, mamalia air raksasa yang berwajah seperti anjing laut dan berekor seperti lumba-lumba diburu hingga punah. Minggu lalu, kerangka makhluk purba yang dikenal sebagai sapi laut steller ini ditemukan di sebuah pulau terpencil di dekat Kamchatka, Timur Jauh Rusia.

Marina Shitova, asisten peneliti di Cagar Alam Komandorsky, menemukan kerangka sapi laut steller. Ia terkubur sedalam 70 sentimeter di bawah lapisan kerikil dan tanah.

Panjang kerangkanya 5,2 meter, tapi karena ada beberapa bagian yang hilang, para ilmuwan berasumsi bahwa total panjangnya bisa mencapai enam meter.

Hampir 40 tahun telah berlalu sejak terakhir kali kerangka sapi laut steller ditemukan, tepatnya di Pulau Bering, yang merupakan pulau terbesar di Kepulauan Komandorskie, di lepas pantai Kamchatka.

Nama mamalia berasal dari naturalis dan ilmuwan Jerman Georg Steller yang pertama kali melaporkan keberadaan hewan eksotis ini pada 1741. Namun begitu, hingga 1768, binatang itu terus diburu hingga punah.

Steller adalah anggota ekspedisi yang diketuai penjelajah Denmark Vitus Bering dan dibiayai oleh pemerintah Rusia. Suatu hari, Steller melihat makhluk hitam bergerak perlahan seperti perahu. Setiap beberapa menit moncongnya muncul dan mengeluarkan napas dengan suara seperti kuda.

Steller mendeskripsikan mamalia raksasa itu sebagai makhluk jinak yang pertahanannya terhadap serangan hanya berupa kulit tebal. Steller melaporkan, binatang dengan panjang tubuh hingga 10 meter dan berat lima ton itu cukup jinak dengan yang berbeda jenis darinya.

Mereka “mengasihi satu sama lain, bahkan hingga ketika salah satu diserang, mereka akan berusaha untuk menyelamatkan kawannya.” Ketika para pemburu menusuk salah satu sapi laut ini, yang lain akan datang untuk membantu, membuat lingkaran di sekitar temannya yang terluka.

Saat para pemburu membunuh sapi laut steller betina, orang-orang kaget melihat pasangannya hari demi hari mendatangi pantai tempat tubuh sang betina terbaring, “sepertinya sang jantan ingin melihat kondisi pasangannya”. Dalam laporannya, Georg Steller membandingkan lapisan lemak tebal sapi laut itu dengan mentega Belanda, dan rasanya “seperti minyak almon ketika direbus”. Hal inilah yang kemudian membuat sang sapi laut diburu hingga beberapa dekade kemudian. Sapi laut Steller terakhir ditemukan di alam liar oleh pemburu bulu pada 1768.

Cagar Alam Komandorsky, tempat kerangka mamalia ini ditemukan, adalah cagar alam laut terbesar di Rusia. Terletak di Kepulauan Komandorskie, cagar menjadi tempat pengungsian bagi mamalia laut langka, rubah Arktik, dan berbagai spesies burung eksotis.

Sapi laut steller adalah salah satu makhluk terakhir yang masih ada dari era Pleistosen — era geologis yang ditandai dengan hidupnya binatang-binatang raksasa, seperti harimau bergigi pedang di Amerika Utara dan mamut di Eurasia.

Kebanyakan makhluk-makhluk dari era ini punah sepuluh ribu tahun lalu, di akhir zaman es. Namun begitu, sapi laut steller menemukan tempat pengungsian yang jauh dari manusia di Kepulauan Komandorskie.

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Baca selanjutnya

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki