Hujan Salju pada Musim Panas, Rusia Hadapi Ancaman Pemanasan Global

Hari terberat sepanjang musim ini adalah ketika badai tropis menghantam ibu kota Rusia.

Hari terberat sepanjang musim ini adalah ketika badai tropis menghantam ibu kota Rusia.

Evgeniy Odinokov/RIA Novosti
Sepanjang tahun ini, cuaca di Rusia telah memberikan sejumlah kejutan, mulai dari hujan salju, hujan es, hingga badai tornado.

Pada 22 Juni, warga Murmansk (1.487 km di utara Moskow) akhirnya dapat bernapas lega. Pada hari itu, hujan salju berhenti dan suhu udara naik menjadi empat derajat Celsius. Bagi penduduk setempat, hal ini sungguh melegakan. Sehari sebelumnya, kota itu diguyur hujan salju lebat dan orang-orang mengeluhkan betapa dinginnya apartemen mereka. Karena musim panas, sistem pemanas sentral di Murmansk, tentu saja, dinonaktifkan.

Ini bukanlah situasi yang lazim terjadi di Murmansk. Meskipun Murmansk adalah salah satu kota paling utara dan paling dingin di Rusia, hujan salju di akhir Juni sangat jarang terjadi. Namun sepanjang tahun ini, cuaca di Rusia telah memberikan sejumlah kejutan.

Kekuatan Alam

Tak seperti Murmansk, Moskow tidak terletak di kawasan Lingkar Arktik. Karena itu, warga ibu kota Rusia tidak (atau belum) merasakan fenomena hujan salju pada Juni ini. Namun, salju pada Mei lalu memaksa pemerintah untuk membatalkan tradisi parade aviasi militer selama perayaan Hari Kemenangan tanggal 9 Mei.

Selama musim semi lalu, cuaca di Moskow memang berubah-ubah dari cerah ke mendung — dan kembali cerah — selama beberapa kali (meski lebih didominasi cuaca mendung). Namun, hari terberat selama musim ini jatuh pada 29 Mei. Badai tropis memporak-porandakan ibu kota Rusia. Angin puyuh mencabut pepohonan dari akarnya dan menerbangkan atap-atap bangunan. Akibat bencana alam itu, sebanyak 18 orang warga dilaporkan meninggal dunia.

Setelah itu, ada kejutan lain pada 15 Juni. Hari itu menjadi hari terdingin (selama musim panas) dalam 138 tahun terakhir. Air raksa pada temperatur jatuh hingga menyentuh angka 10 derajat Celsius. Meski demikian, hal ini dianggap tak begitu mengejutkan.

Hujan salju pada bulan Juni di Murmansk, Rusia. Sumber: Global Look PressHujan salju pada bulan Juni di Murmansk, Rusia. Sumber: Global Look Press

Fenomena Alam di Daerah

Akhir-akhir ini, alam semakin tidak terduga. Misalnya, saat hujan salju di Murmansk baru berhenti, cuaca di Siberia Timur sudah panas terik. Menurut Oksana Salnikova, seorang ahli meteorologi dari Krasnoyarsk (3.352 km di timur Moskow), suhu di kotanya pada 21 Juni hampir mencapai rekor 37 derajat Celsius.

Tornado di Republik Tatarstan, Rusia, 1 Juni 2017. Sumber: Global Look PressTornado di Republik Tatarstan, Rusia, 1 Juni 2017. Sumber: Global Look Press

Sementara di bagian selatan Rusia, penduduk setempat mengeluhkan hujan yang tak kunjung henti. Pada awal Mei lalu di Vladikavkaz, ibu kota Osetiya Utara (1.503 km di selatan Moskow), jalanan terendam banjir — kota itu tampak seperti Venesia (kota terapung di Italia yang terkenal -red.). Sementara hujan lebat belum mereda, lumpur telah menghancurkan jembatan sehingga memotong sejumlah akses ke desa-desa di pegunungan. “Tidak ada air, tidak ada gas, dan tidak ada cahaya. Begitulah keadaan kami di sini,” kata seorang perempuan dari salah satu desa tersebut. Kementerian Situasi Darurat saat ini masih terus mengevakuasi orang-orang dari daerah tersebut.

“Hei, ayo kita beli beberapa botol alkohol dan pohon Natal — saatnya kita merayakan Tahun Baru,” ujar seorang sopir dari Chita (4.737 km di timur Moskow) bercanda dengan temannya, mengomentari hujan es lebat yang menutupi jalan seperti salju pada bulan Juni. Di Ural, orang-orang bahkan menyaksikan tornado yang belum pernah terjadi sebelumnya. Tornado ini serupa dengan angin ribut yang muncul di Gurun Arizona. Untungnya — tak seperti badai Moskow — badai ini tidak menelan korban jiwa. Namun pertanyaannya: apa yang sebenarnya terjadi?

Hujan es dan salju di dekat Kazan, Tatarstan. Sumber: Global Look PressHujan es dan salju di dekat Kazan, Tatarstan. Sumber: Global Look Press

Pemanasan Global

Para ilmuwan Rusia percaya bahwa kelainan alam saat ini berkaitan erat dengan pergerakan front cuaca. Dmitry Kiktev, wakil direktur Hidrometeorologi Rusia, menjelaskan bahwa kondisi aneh ini terjadi karena pergerakan gelombang dingin dari Arktik dan cuaca hangat dari selatan di atmosfer, yang didorong oleh pemanasan global.

“Kondisi iklim menjadi semakin menggelisahkan,” kata Kiktev kepada Kommersant.


Fenomena alam di Rusia

Bola-bola salju raksasa di Siberia

‘Pilar cahaya’ di kota-kota Rusia

Kehidupan tanpa cahaya matahari selama 40 hari

Dan 60 hari nonsetop tanpa malam

Banjir di Moskow

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki