Dari Laut Tengah, Kapal Selam Rusia Kirim Misil ke ISIS di Suriah

Fregat Rusia Laksamana Essen meluncurkan misil jelajah Kalibr ke markas ISIS di dekat Palmyra.

Fregat Rusia Laksamana Essen meluncurkan misil jelajah Kalibr ke markas ISIS di dekat Palmyra.

RIA Novosti
Kapal selam seperti itu dapat menyerang musuh dengan misil Kalibr dari jarak yang tiga hingga empat kali lebih jauh dari yang dapat dijangkau radar musuh, ujar pakar.

 

Pasukan Rusia telah meluncurkan misil jelajah ke beberapa markas ISIS di Suriah. Kali ini, targetnya adalah para teroris di dekat Palmyra, yang telah pindah ke sana dari Raqqa.

Menurut kantor berita Iran Fars, saat ini Tentara Pemerintah Suriah berada kurang lebih 20 kilometer di timur Palmyra, seraya mempersiapkan pertempuran dengan ISIS di ladang gas Arak, yang saat ini sedang para militan kuasai. Proses ini akan membantu pasukan Presiden Suriah Bashar Assad untuk memulai serangan di Bandara Deir ez-Zor, tempat di mana teroris telah berkuasa.

Menurut sebuah pernyataan dari Kementerian Pertahanan Rusia, kapal selam Krasnodar dan fregat Laksamana Essen turut berpartisipasi dalam serangan tersebut dengan meluncurkan empat misil jelajah ke arah militan ISIS.

Selain itu, Rusia juga telah memperingatkan AS, Turki, dan Israel terkait peluncuran misil tersebut dari Laut Tengah.

Gambar yang diambil dari rekaman video yang dirilis Kemenhan Rusia pada 31 Mei 2017, menunjukkan sebuah misil diluncurkan dari kapal selam Rusia di Laut Tengah ke target ISIS di dekat Palmyra. Sumber: ReutersGambar yang diambil dari rekaman video yang dirilis Kemenhan Rusia pada 31 Mei 2017, menunjukkan sebuah misil diluncurkan dari kapal selam Rusia di Laut Tengah ke target ISIS di dekat Palmyra. Sumber: Reuters

Kapal dari Proyek 636.3 'Varshavyanka'

Kapal selam dari proyek ini dapat mendeteksi target di jarak tiga hingga empat kali lebih jauh dari yang dapat dijangkau radar musuh, ujar mantan Komandan Tinggi Armada Laut Hitam Igor Kasatonov.

“Sebentar lagi kapal selam (keenam) diesel elektrik dari Proyek 636.3 akan menjadi bagian dari Armada Laut Hitam. Ini adalah kapal selam yang sangat tenang, sulit dideteksi dengan alat hidroakustik sehingga dapat bergerak secara diam-diam ke area serangan,” tutur Kasatonov.

Karena fitur-fitur ini, pakar kapal selam NATO menjulukinya “Lubang Hitam”. Juga, berbeda dengan kapal selam lainnya, Varshavyanka sempurna untuk ekspedisi di perairan dangkal Laut Hitam dan Baltik.

“Potensi kapal selam ini pertama kali dipamerkan pada 2015, saat kapal selam Rostov-on-Don (dari proyek yang sama) menyerang teroris di Suriah dengan misil Kalibr,” ujar Kasatonov. Setelah Armada Laut Hitam mendapatkan kapal keenamnya, Kolpino, mereka akan memiliki brigade kapal selam yang komplet di sana.

Menurut Kasatonov, hingga 2020, perusahaan-perusahaan pertahanan Rusia akan membangun enam kapal selam serupa untuk Armada Pasifik.

Mengapa Meluncurkan Misil ke Unit ISIS yang Kecil?

Sumber: ReutersSumber: Reuters

Setiap kapal selam Proyek 636.3 dipersenjatai dengan misil Kalibr-PL yang mampu menyasar target di jarak hingga 2.500 kilometer.

Berat hulu ledak misil tersebut sekitar 500 kilogram dan ledakannya mampu menghancurkan apa pun yang ada dalam radius beberapa ratus meter dari pusat target. “Ini adalah ledakan besar yang benteng beton berpelindung mana pun tidak dapat tahan,” ujar Dmitri Safonov, pengamat militer dari harian Izvestia.

Seperti yang ia katakan, misil tersebut adalah senjata yang sangat mahal dan percuma menggunakannya melawan militan ISIS. “Peluncuran tersebut hanyalah demonstrasi potensi armada dan senjata kita untuk calon pembeli di Asia Tenggara dan Amerika Latin, serta ‘mitra’ NATO kita, yang sedang membangun pangkalan militer baru di Eropa Timur,” terang Safonov.

Sumber: ReutersSumber: Reuters

Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki