Kapal Liman berlayar di Selat Bosporus ke arah Laut Tengah di Turki pada 21 Oktober 2016. Sumber: Reuters
ReutersKapal milik Angkatan Laut Rusia, Liman, bertabrakan dengan sebuah kapal kargo 40 kilometer dari sisi barat laut Selat Bosporus. Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa kapal kargo itu menabrak sisi kanan Liman dan membuatnya seketika tenggelam. Namun begitu, seluruh 78 kru kapal berhasil diselamatkan oleh kapal milik Turki yang sedang berpatroli di sekitarnya.
Ada kabut tebal ketika kecelakaan terjadi. Namun, pakar percaya bahwa hal ini tidak dapat langsung menjustifikasi sebab kejadian itu.
“Selama kabut, ketika sebuah kapal memasuki selat seharusnya ia memiliki sistem yang lebih kuat. Awak kapal harus berjaga di dek dan melindunginya dari para pembajak dan kapten harus duduk di ruang kemudi dan memantau radar, yang dapat menunjukkan letak kapal-kapal sekitar,” ujar Dmitri Litovkin, analis militer koran Izvestia.
Para kru kapal Liman yang diselamatkan setelah kapal mereka tenggelam di dekat Selat Bosporus di Turki pada 27 April 2017. Sumber: Reuters
Menurutnya, kabut tidak mempengaruhi performa radar dan jika dalam investigasi ditemukan bahwa kapten Liman-lah yang bersalah dan lalai, ia dapat dipenjara. Selain itu, kapal satu lagi juga bisa ditahan di pelabuhan.
“Propertinya bisa diambil. Karena kapal tersebut milik negara lain, pengadilan internasional akan mengurus kasusnya, sementara Rusia akan meminta kompensasi dari insiden itu,” ujar Laksamana Igor Kasatonov, mantan Komandan Armada Laut Hitam.
Liman adalah kapal pengintaian berukuran sedang dan, menurut Litovkin, berfungsi untuk menyadap pembicaraan di telepon dan radio, serta informasi di satelit asing.
“Fasilitas rahasianya terletak di dek kapal, dan dalam satu jam pertama setelah kecelakaan, ia bisa saja berada di tangan penyelam Turki (yang menyelamatkan kru Liman),” ujar Litovkin.
Menurut koran Vzglyad, kapal itu dilengkapi dengan sistem radar Don, sistem hidroakustik Bronza, dan sejumlah alat radio untuk mengintai. Liman tidak dilengkapi sistem misil yang besar, hanya ada sistem pertahanan udara portabel Igla.
Namun begitu, Kasatonov percaya bahwa terlalu dini untuk berbicara mengenai sabotase oleh pihak asing dan pencurian fasilitas rahasia Rusia itu.
“Saat ini tidak ada bukti. Komando Angkatan Laut Rusia menempatkan unit pertahanan di lokasi kejadian. Sebuah kapal dengan alat hidroakustik cukup untuk mengetahui apa yang terjadi di bawah laut sana,” terang Kasatonov.
Kapal penyelamat milik Turki di markas Komando Bosporus saat operasi penyelamatan kapal Liman. Sumber: Reuters
Dua tahun terakhir, Liman turut berpartisipasi dalam kampanye Rusia di Suriah. Ia menyelidiki pergerakan militan ISIS dan menyadap percakapan mereka di Laut Tengah secara berotasi.
Menurut Litovkin, sebelum kecelakaan terjadi kapal itu sedang menuju ke pantai Suriah untuk kembali melanjutkan misinya. Ia sekarang telah diganti dengan satu kapal dengan kelas serupa dari Armada Laut Hitam.
“Liman adalah kapal yang kecil, dan kehilangannya tidak sesignifikan kehilangan kode dan mesin enkripsi di dalamnya. Kementerian Pertahanan Rusia akan menyelidiki apakah semua benda di dalamnya masih ada,” ujar Litovkin.
Ketika mengambil atau mengutip segala materi dari Russia Beyond, mohon masukkan tautan ke artikel asli.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda