Pada November 2015, Youth Laboratories menggelar kontes kecantikan pertama mereka, Beauty.AI (Beauty Artificial Intelligence), dengan robot-robot pintar sebagai jurinya.
Press photoKontes kecantikan hanya salah satu tugas sampingan tim tersebut, kata seorang Muscovite Alexei Shevtsov, pendiri Youth Laboratories. Perusahaan ini telah memulai tugas mereka yang sungguh ambisius, yakni memerangi penuaan manusia. Pendekatan global semacam itu memungkinkan sekelompok tim pakar muda di bidang biologi dan pengembangan algoritma mendalam menarik perhatian publik dan para pemegang kebijakan dalam tahun pertama berdirinya perusahaan.
Pada November 2015, Youth Laboratories menggelar kontes kecantikan pertama mereka, Beauty.AI (Beauty Artificial Intelligence), dengan robot-robot pintar sebagai jurinya.
Sumber: Beauty.AI: Beauty Contest Judged by Robots / YouTube
“Perusahaan kami memiliki spesialisasi di teknologi mesin yang mampu menganalis gambar kulit digital untuk mengidentifikasi penanda biologis penuaan, serta melakukan analisis umum mengenai kesehatan manusia,” terang Shevtsov.
Tujuan ambisius proyek Beauty.AI ditangani dengan tepat oleh start-up baru ini — progam ini langsung menarik perhatian TechCrunch, GQ, dan Cosmopolitan. Perhatian dari media menarik perhatian lebih dari lima ribu peserta dari seluruh dunia. Di tahap final, mitra proyek ini adalah para perusahaan raksasa seperti NVIDIA dan Faberlic.
Sumber: Beauty.AI: Beauty Contest Judged by Robots / YouTube
Para peserta mengirimkan foto selfie dan informasi singkat mengenai diri mereka — usia, jenis kelamin, tinggi, dan data biometris lainnya — ke aplikasi mobile Beauty.AI untuk iOS dan Android. “Wajah para peserta dibandingkan berdasarkan foto, yang jumlahnya mencapai lebih dari sejuta,” kata Anastasia Georgiyevskaya, seorang pakar bioinformatika di Youth Laboratories.
Penentuan wajah tercantik secara terpisah dilakukan oleh tiga robot: algoritma RYNKL memperkirakan sejumlah kerutan di wajah peserta dalam kelompok usia mereka, MADIS (Model Alliance Digital Intelligence Scout) membandingkan kesamaan fitur seseorang dengan aktor dan para model ternama, sedangkan algoritma evaluasi simetri menentukan struktur wajah (karena wajah manusia bersifat asimetris).
“Konsep algoritma bukan mencari sebuah kemiripan berdasarkan kulit atau tipe wajah — banyak aplikasi semacam itu — namun tiap gambar diproses sendiri-sendiri, dan merupakan hasil dari faktor biologis spesifik, seperti area kerutan atau titik-titik penuaan,” kata Georgiyevskaya.
Di akhir kontes, algoritma tersebut memilih sepuluh pria dan wanita yang menang di lima kategori usia. Mereka mendapat hadiah dari para sponsor dan bisa menyebut diri mereka sebagai orang-orang tercantik dan tertampan dalam sejarah kecerdasan buatan.
Algoritma yang menilai kontes kecantikan Beauty.AI bekerja dengan prinsip pelajaran mendalam — berkat mereka, komputer dapat belajar dari pengalaman. Kini ide tersebut semakin populer karena memungkinkan para robot untuk membentuk persepsi multilevel dan hierarkis mengenai dunia di sekelilingnya.
“Kami ingin menciptakan aplikasi yang bisa mengevaluasi kesehatan seseorang dengan menganalisa sebuah foto,” kata ilmuwan Alexei Zhavoronkov, salah satu konsultan proyek.
Sumber: Press photo
“Kami mulai dari yang paling sedernaha — kerutan, karena kami sudah memiliki kontak dengan perusahaan-perusahaan kosmetik besar kala itu dan kami tahu produk ini dibutuhkan.”
Oleh karena itu, mereka meluncurkan aplikasi RYNKL untuk mendeteksi kerutan. Mereka kemudian memutuskan merakit sebuah foto dasar yang dibutuhkan untuk kontes kecantikan.
Pada musim semi 2016, Youth Laboratories meluncurkan kontes kecantikan kedua mereka, dan saat ini masih berlangsung. Para robot akan mengumumkan pemenang kontes pada Agustus mendatang.
Kini perusahaan pemula ini sudah membangun kerja sama dengan klinik swasta Barat dan perusahaan-perusahaan kosmetik besar, serta perusahaan riset dari Eropa, AS, Asia, dan Afrika.
Di masa mendatang, tim berencana mengajarkan komputer menentukan kesehatan seseorang dari wajahnya. “Sebagai contoh, lingkaran hitam di bawah mata mengindikasikan masalah ginjal, pigmentasi tak wajar merupakan gejala kanker kulit, bibir pucat dan tak berpingmen merupakan tanda-tanda anemia,” terang Shevtsov.
Di area ini, perusahaan sudah mulai bernegosiasi dengan jaringan besar klinik swasta di Moskow. “Mereka tertarik, mungkin akan membangun aplikasi gabungan untuk mengidentifikasi penyakit,” tambahnya.
Theranos, sebuah start-up ambisius, menjanjikan revolusi tes darah dengan mengganti jarum yang ditusukkan ke pembuluh darah dengan menusuk jari saja. Theranos menawarkan harga yang lebih murah dan proses yang lebih cepat.
Tahun lalu Forbesmemasukkan Elizabeth Holmes sebagai miliuner perempuan termuda di dunia, dengan total kekayaan sekitar 4,5 miliar dolar AS. Namun Theranos, perusahaan tes darah yang ia dirikan pada 2003, tengah terguncang akibat tuduhan bahwa produk-produknya tidak seperti yang diiklankan dan hal ini kini sedang diselidiki oleh badan-badan alfabet federal.
Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.
Berlanggananlah
dengan newsletter kami!
Dapatkan cerita terbaik minggu ini langsung ke email Anda