Lima Fakta Planet Kesembilan yang Penuh Misteri

Render artistik yang disediakan Institut Teknologi California ini menunjukkan pemandangan Planet Kesembilan dari kejauhan yang menghadap ke matahari. Planet ini dianggap bermuatan gas, mirip dengan Uranus dan Neptunus. Dugaan sementara mengatakn petir menerangi sisi malam planet tersebut. Pada 20 Januari 2016, para ilmuwan melaporkan bahwa mereka akhirnya memiliki "bukti" terhadap Planet X, sebuah planet kesembilan yang sebenarnya yang berada di pinggiran tata surya kita.

Render artistik yang disediakan Institut Teknologi California ini menunjukkan pemandangan Planet Kesembilan dari kejauhan yang menghadap ke matahari. Planet ini dianggap bermuatan gas, mirip dengan Uranus dan Neptunus. Dugaan sementara mengatakn petir menerangi sisi malam planet tersebut. Pada 20 Januari 2016, para ilmuwan melaporkan bahwa mereka akhirnya memiliki "bukti" terhadap Planet X, sebuah planet kesembilan yang sebenarnya yang berada di pinggiran tata surya kita.

R. Hurt/Infrared Processing and Analysis Center/Courtesy of California Institute of Technology via AP
Pada Januari lalu, astronom Mike Brown dan Konstantin Batyagin menemukan planet kesembilan di tepi tata surya. RBTH berkesempatan untuk berbincang dengan kedua ilmuwan tersebut dan mencari tahu misteri apa yang disimpan planet tersebut.

Planet kesembilan yang ditemukan oleh astronom dari Institut Teknologi California di Pasadena kemungkinan akan dinamai atas nama penyanyi David Bowie. Menurut Konstantin Batygin kepada RBTH, sejumlah penggemar telah meluncurkan petisidi internet meski planet itu ditemukan selang seminggu setelah kematian sang penyanyi.

Namun, keberadaan planet tersebut hingga saat ini belum dapat dikonfirmasi. Menurut perhitungan astronom, planet ini berevolusi mengitari matahari selama 10 hingga 20 ribu tahun. Planet ini memiliki massa 10 kali massa bumi, dan lima ribu kali massa Pluto. Para ilmuwan telah mengajukan hipotesis mengenai bagaimana planet ini muncul, beserta asumsi bahwa kita dapat mempelajari alam semesta dengan bantuan planet tersebut.

1. Planet ini kemungkinan terlempar ke orbit jauh oleh Jupiter atau Saturnus.

Awalnya diyakini bahwa tata surya memiliki empat inti, yaitu Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Namun, kemungkinan bisa saja terdapat lima inti. Protoplanet kelima ini berada di dekat Jupiter atau Saturnus dan kemungkinan dibuang ke orbit yang jauh.

Mike Brown. Sumber: ReutersProfesor Planetarium Astronomi Mike Brown berbicara di depan simulasi komputer kemungkinan orbit Planet Kesembilan (kuning) di Institut Teknologi California, Pasadena, California, 20 Januari 2016. Berdasarkan hasil penelitian, tata surya kita mungkin juga menjadi rumah bagi planet kesembilan yang berukuran sepuluh kali lebih besar dari Bumi dan mengorbit jauh melampaui Neptunus. Sumber: Reuters

“Banyak objek Jupiter yang terlempar ke perbatasan tata surya,” kata ketua peneliti di Insitut Penelitian Luar Angkasa, Akademi Ilmu Pengetahuan Rusia (RAN) Nathan Eysmont.

2. Studi planet kesembilan dapat menjelaskan misteri asal-usul tata surya.

Komet 67P/Churyumova-Gerasimenko dan misi ke Pluto telah membantu para ilmuwan mengumpulkan informasi lebih lanjut mengenai pembentukan tata surya. Planet kesembilan mungkin akan menjadi langkah berikutnya dalam pencarian informasi tersebut.

Konstantin Batygin. Sumber: APKonstantin Batygin, Asisten Profesor Ilmu Planet tersenyum saat ia menjawab pertanyaan mengenai planet ke-9 di pusat media CalTech USGS, di Pasadena, California, 20 Januari 2016. Para ilmuwan melaporkan, mereka akhirnya memiliki "bukti" untuk Planet 9, sebuah planet kesembilan yang sebenarnya yang berada di pinggiran tata surya kita. Raksasa gas ini dianggap berukuran hampir sebesar Neptunus dan mengorbit miliaran mil jauhnya di luar orbit Neptunus, cukup jauh sehingga perlu 10 ribu hingga 20 ribu tahun untuk mengelilingi matahari. Planet 9, sebagaimana yang disebut Batygin dan astronom Mike Brown, belum pernah ditemukan sebelumnya. Mereka mendasarkan temuan mereka pada pemodelan matematika dan komputer, dan mengantisipasi penemuannya melalui teleskop dalam waktu lima tahun. Sumber: AP

“Berada jauh dari matahari, planet bergerak dengan kecepatan 30 kali lebih lambat dari Bumi. Kemungkinan bertabrakan dengan fragmen luar angkasa bagi planet tersebut sangat kecil. Oleh karena itu, permukaannya hampir tetap utuh. Bisa saja terdapat debu yang terbentuk selama tabrakan acak dengan partikel halus atau es,” kata doktor ahli fisika dan matematika dari Insitut Penelitian Luar Angkasa RAN Leonid Ksanfomaliti.

3. Para astronom meyakini bahwa planet kesembilan merupakan kunci untuk mempelajari galaksi lain.

“Planet kesembilan berada pada orbit yang berbentuk elips yang memiliki periode panjang. Hal tersebut merupakan pengecualian besar untuk sistem tata surya kita. Namun, yang menarik adalah, hal tersebut merupakan sesuatu yang normal bagi planet yang mengitari bintang lainnya,” kata Konstantin Batyagin. “Oleh karena itu, planet kesembilan adalah jalan terdekat kita kepada dunia ekstrasolar.”

4. Planet kesembilan tidak memiliki tanda-tanda kehidupan. Jika pun ada, kehidupan ini memiliki bentuk lain.

“Bentuk kehidupan yang kita lihat di Bumi, jelas tidak akan ada di sana,” kata Eysmont. “Kemungkinan, ada semacam bentuk lain. Misalnya Enceladus, bulan Saturnus, tertutup oleh es. Namun di bawah lapisan es tampak cairan, seperti air, dan tidak begitu dingin. Saat ini, ada sebuah teori bahwa jika ingin mencari kehidupan, jangan pada planet yang berada di dekat matahari, melainkan pada planet yang jauh, yaitu pada bagian dingin sistem tata surya, dimulai dari Saturnus, dan kemungkinan lebih jauh.”

5. Mencari planet dan membuktikan keberadaannya bukan hal yang mudah

Dalam beberapa tahun ke depan, Batygin dan Brown berharap untuk dapat mengonfirmasi teori mereka dengan bantuan teleskop. Para peneliti telah membuat permintaan untuk mengamati planet tersebut menggunakan teleskop Jepang “Subaru” di observatorium Mauna Kea di Hawaii. Pencarian eksperimental terhadap planet tersebut mengalami beberapa kesulitan, yaitu terkait rendahnya cahaya di sudut jauh tata surya.

Tentang Konstantin Batygin

Batygin lahir di Moskow, ibu kota Rusia. Pada usia 8 tahun ia pindah bersama orangtuanya ke Jepang. Di sana, ayahnya bekerja di Riken Institute. Enam tahun kemudian, keluarganya dipindahkan ke California. Setelah menyelesaikan sekolahnya, Konstantin melanjutkan studinya ke Universitas California di Santa Cruz. Bersama dengan Mike Brown, ia bekerja pada pemahaman struktur interior Jupiter Panas dan evolusi dinamis awal sistem terluar tata surya. Saat ini, bidang penelitian utamanya adalah astrofisika planet.

Tentang Michael Brown

Brown adalah seorang profesor di planetarium astronomi di Institut Teknologi California sejak tahun 1996. Ia mengkhususkan diri dalam penemuan dan studi mengenai objek-objek di tepi tata surya. Ia terkenal atas penemuan Eris, objek terbesar yang ditemukan di tata surya dalam 150 tahun, dan merupakan objek yang menyebabkan dikeluarkannya Pluto dari deretan planet sejati menjadi planet kerdil. Pada 2006, ia masuk ke dalam daftar 100 Orang Paling Berpengaruh oleh Time Magazine serta disebut sebagai tokoh asal Los Angeles yang paling berpengaruh oleh salah satu majalah di Los Angeles.

Hak cipta milik Rossiyskaya Gazeta.

Situs ini menggunakan kuki. Klik di sini untuk mempelajari lebih lanjut.

Terima kuki